13. Mile's Father

875 134 18
                                    


'Seorang mahasiswi ditemukan tewas bunuh diri di Balai Rehabilitasi Narkotika dan Obat-obatan. Wanita berinisial FN itu telah mengkonsumsi racun berjenis Organofosfat yang membuat nyawanya tidak terto—'

***

Apo mematikan siaran berita itu dengan kesal. Ia dan James kini saling bertukar pandang tak habis pikir, baru saja mereka berdua akan menemui wanita itu esok hari namun berita tewasnya beliau justru muncul mendahului.

"James, apa kau sudah berhasil menemui si Jimmy?" Tanya Apo seraya mendelik tajam.

James terkekeh ringan, "Ow kasar sekali. Aku sama sekali tidak bisa menemuinya, tapi..." James meraih satu map berwarna hitam lalu diserahkannya map tersebut pada Apo, "... Aku sudah mendapatkannya dari seorang  Asisten Dokter."

Apo meraih map itu lalu kemudian memeriksa dokumen didalamnya, wajah bangga James total Apo hiraukan membuat James sedikit merasa kesal. Apo begitu fokus membaca isi dokumen itu yang terdapat data singkat pasien lengkap dengan diagnosanya, lalu kening Apo mengernyit dalam saat kedua matanya mendapati sebuah kata yang tak asing di telinga.

"Organofosfat?"

"YAP!!!" Teriak James disertai jentikan jarinya yang membuat Apo mendelik kaget. "Kau sudah membacanya, kan? Bagaimana?"

Gelengan pelan Apo layangkan pada James, "Tunggu. Apa jenis racun ini sama dengan racun yang dikonsumsi mahasiswi itu? Kurasa tadi aku mendengar hal yang sama," gumam Apo seraya bertumpu dagu mengingat-ingat.

"Memang. Jenis racun itu sama, beruntungnya Ibu Nichya langsung mendapatkan pertolongan. Berbeda dengan mahasiswi itu yang mungkin tidak tertolong oleh siapapun," jawab James yakin.

"James, bisakah kita bertemu dengan kerabat mahasiswi itu? Keluarga, teman, kekasih, atau siapapun?"

James mengedikkan bahu, "Sepertinya bisa. Apakah kita harus pergi ke universitasnya? Siapa tau kita dapat informasi dari sana."

"Ini sudah sore, James."

"Yasudah, berangkat besok. Jangan mengeluh seperti itu, kau terdengar aneh. Astaga," cibir James yang kemudian kembali menghadap sebuah komputer didepannya.

Apo hanya melirik sekilas. Kedua matanya kini berpaling melihat kearah jendela, hari sudah sore, langit yang semula berwarna biru itu kini sudah berubah menjadi warna orange yang indah. Beberapa hari ini pemandangan senja selalu terlihat begitu cantik karena musim yang sudah berganti, dan Apo tak bisa menampik bahwa ia selalu merasa tenang jika melihat senja seperti ini.

"AH YA!! APO!!!" Teriak James membuat Apo yang sedang melamun menikmati senja seketika terlonjak kaget.

"Brengsek. Bisakah kau tenang, James?!" Omel Apo disertai mimik wajah yang begitu kesal.

James tertawa canggung, "Aku ingin minta maaf padamu soal kemarin," ujarnya tak enak.

"Hm. Bukan salahmu, dari awal memang aku yang menyuruhmu untuk diam."

"Aih sebenarnya aku tidak menuruti perintahmu. Malah aku berniat mengikutimu kemarin, tapi fokusku teralihkan pada seorang wanita yang dibopong oleh lima orang pria."

Mendengar hal itu, Apo terlihat sedikit tertarik. Pria yang masih terlihat pucat itu kemudian memfokuskan pandangannya pada James, "Wanita? Maksudmu... Wanita...?"

"Yah wanita muda. Aku mengikuti mereka sampai ke hotel bintang lima, tapi sayang sekali aku tidak bisa mendapat informasi apapun lagi. Yang pasti, hotel itu sudah menjadi langganan untuk para pelanggan club menginap dan melakukan kegiatan itu."

VENDETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang