4. Tragedy

1K 123 12
                                    


"Aya, lain kali jangan berbuat seperti itu lagi ya? Jantung ayah hampir copot. Kamu mau ayah mati muda?"

"No. I'm solly, Ayah."

Mile menghela nafas dalam saat Kayana menunduk penuh rasa bersalah. Beberapa saat yang lalu, Mile dibuat panik ketika seorang suster mengatakan bahwa Kayana menghilang dari kamar rawatnya. Dan ternyata Kayana menangis karena ia tidak ingin diberi makanan rumah sakit yang menurutnya hambar, anak itu berlari mencari sosok sang ayah namun Apo lebih dulu bertemu dengan anak itu.

Mendengar Kayana menangis dan mengadu kepadanya, apo pun memutuskan untuk membawa Kayana ke kantin rumah sakit untuk membeli satu porsi salad dan sebotol susu.

"Paman Po, telima kasih. Aya suka coklatnya!!"

"Sama-sama." Apo tersenyum kecil saat Kayana menatapnya penuh rasa terima kasih. Perangai Kayana benar-benar mencerminkan seorang anak yang terdidik, walaupun tutur kata anak itu terlalu berani layaknya orang dewasa.

"Ayah, dimana Mommy?" Tanya Kayana polos.

Mile tersenyum tipis, "Mommy masih kerja, sayang. Nanti kalau Mommy pulang, Mommy langsung kesini jengukin Aya," jawab Mile berusaha membuat sang anak mengerti.

"Kenapa Mommy sibuk telus, Ayah? Aya mau main sama Mommy~" Lirih Kayana dengan wajah yang mendadak lesu.

"Iya, nanti Aya main sama Mommy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, nanti Aya main sama Mommy. Sekarang Aya tidur dulu ya?" Bujuk Mile yang lagi-lagi gagal membuat Kayana tenang.

Gadis kecil itu terus merengek meminta sang Mommy untuk berada disampingnya, dan Mile sudah beberapa kali menghubungi Jane yang terus merejectnya entah karena hal apa. Mile menghela nafas panjang, situasi seperti ini memang bukan hal yang aneh bagi Mile karena hampir setiap hari ia direngeki oleh Kayana yang menanyakan Mommy nya. Dan jika Jane sampai dirumah, Kayana sudah lelap tertidur didalam kamarnya membuat anak itu gagal bertemu dengan sang mommy.

Apo terdiam. Dalam hati merutuki perbuatannya yang malah mengajak anak itu ke kantin dan berakhir disini, di satu ruangan yang sama bersama Mile Phakphum.

"Apo. Aku benar-benar berterima kasih, sepertinya Kayana sudah merepotkanmu tadi," ujar Mile penuh rasa tidak enak pada Apo yang kini diam berdiri disamping brankar rumah sakit.

Apo mengangguk pelan, "Tidak masalah."

"Paman Po. Apakah Paman Po bisa belcerita?"

"Ye?" Beo Apo saat Kayana tiba-tiba menanyakan hal tersebut.

"Aya ingin tidul sembali mendengalkan celita, tapi Ayah orang yang payah ewh." Kayana mendelik lucu pada Mile yang saat ini mengerutkan keningnya tak terima. Apo tersenyum tipis, sangat tipis, bahkan nyaris tidak terlihat.

"Mau cerita apa?"

Kayana menyentuh dagu mungilnya menggunakan jari telunjuk, pose khas Kayana saat berfikir.

VENDETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang