15. You're Beautiful, Trust Me!! (⚠️🔞)

1.4K 127 17
                                    


Keheningan tercipta di sebuah kamar bernuansa monokrom itu. Dua insan kini terlihat saling memeluk diatas ranjang kingsize tanpa berbincang sedikitpun. Beberapa belas menit yang lalu, tepatnya setelah Apo melontarkan kalimat kotor dengan nada lirihnya, Mile langsung menyeret Apo kedalam kamar untuk menenangkan pria manis itu.

"Ada apa denganmu, Apo?" Tanya Mile memecah keheningan di tengah-tengah sunyi nya malam.

Apo terdiam tak berniat menjawab apapun pertanyaan Mile. Apo merutuki dirinya sendiri yang selalu berbicara tanpa berfikir terlebih dahulu.

"Kau jijik padaku, kan? Jujur saja. Aku sudah terbiasa dengan kalimat seperti itu," sahut Apo pelan.

Mile menghela nafas kasar. Ia melepas pelukannya di tubuh Apo lalu mendudukkan diri disamping pria manis itu, "Harus bagaimana aku membuktikannya? Jika harus melakukan 'itu' aku jelas tidak mau. Aku takut menyakitimu, Apo."

"Sejak awal kau sudah menyakitiku, Mile."

Mile total terdiam mendengar jawaban Apo yang memang benar adanya. Mile menatap tubuh Apo yang sedang berbaring menyamping memunggunginya, tarikan nafas itu terlihat sangat tenang, sangat berbanding terbalik dengan Mile yang sedang merasa sesak sekarang.

Tak kunjung mendapat jawaban dari sosok pria disampingnya, Apo pun membawa tubuhnya untuk bangun lalu berjalan pelan menuju pintu kaca balkon yang berada dikamar tersebut. Perlahan, jemari lentiknya membuka satu demi satu bulatan kancing kemeja yang membungkus tubuhnya, bagaikan slow motion, Mile dibuat mematung saat kedua netranya melihat kain kemeja yang tipis itu luruh ke atas lantai membuat tubuh atas Apo tak terbalut apapun.

Tak sampai disitu, tenggorokan Mile bahkan merasa tercekat ketika celana kain yang sedari tadi melekat apik di kaki jenjang Apo kini ikut luruh menyusul satu helai kemeja yang tergeletak diatas lantai.

Kedua mata Mile seketika berembun. Tubuh itu, tubuh yang dulu terlihat sangat bersih dan mulus kini penuh dengan tanda-tanda aneh yang mengerikan. Mile tidak mengerti, bagaimana bisa semua tanda itu ada? Dan siapa yang melakukannya? Tidak mungkin Apo melakukan hal keji seperti itu pada tubuhnya sendiri, bukan?

"A-apo..." Lirih Mile seraya melangkahkan kakinya mendekati Apo. Namun suara Apo telak membuat Mile terdiam dan menghentikan langkah kakinya itu.

"Berhenti, Mile. Jangan mendekat." Apo menelan ludahnya kasar saat kedua netra sayunya menatap Mile lewat pantulan kaca balkon, "Sekarang kau lihat, kan? Betapa menjijikkannya kondisi tubuhku," ujarnya pelan seraya terus mengamati mimik wajah Mile lewat pantulan tersebut.

Apo membalikkan tubuhnya sehingga kini ia tepat berhadapan dengan Mile. Senyuman lebar tercipta dibilah bibir yang pucat itu, namun senyum lebar tersebut terlihat sangat menyakitkan untuk Mile yang saat ini berusaha menetralkan pernafasannya yang tercekat.

"Mile, aku tidak seperti dulu. Kini aku sudah rusak, aku sudah hancur, luar dan dalam," ucap Apo yang terdengar sangat tenang seakan ia sudah siap dengan kemungkinan paling buruk sekalipun. Apo memajukan satu langkahnya mendekati Mile seraya tertawa hambar, "Wajahmu tampan sejak dulu. Dan aku sangat tersanjung karena kamu tidak pernah berubah dalam memperlakukan aku. Tapi Mile, kau masih punya waktu untuk meninggalkanku. Aku... Benar-benar tidak pan—"

Grep!!

Sebuah pelukan yang sangat erat menghentikan semua perkataan Apo. Mile memeluk Apo seakan ingin membuat Apo bungkam dan tidak melanjutkan semua kalimat brengseknya. Sudah cukup. Sudah cukup untuk Mile mendengar Apo yang terus-menerus merendahkan diri seperti itu.

VENDETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang