MiuKana 6

1.7K 168 9
                                    

Happy reading...
.

.

.

.

Mew dan Kana sudah berangkat sekolah sekitar tiga puluh menit lalu, setelah perdebatan di pagi hari yang membuat Risa pusing tujuh keliling. Dan sekarang perdebatan mereka berlanjut di kelas Kana, dengan Mew yang sedari tadi meminta maaf pada Kana.

“Phi dari tadi minta maaf malah gak di respons,” ucap Mew putus asa. “Lagian siapa yang nyuruh minta maaf,” cicit Kana pelan, anak manis itu tidak ingin melihat kearah Mew sama sekali.

“Maaf ya, Phi gak sengaja.” Mew melihat Kana yang sengaja mengalihkan perhatian dari Mew, dengan mengeluarkan buku-buku dari dalam tas miliknya. “Lagian Phi juga gak sadar, Phi kan tidur,” bela Mew pada diri nya sendiri.

“Tidak usah membela diri Phi, mana mungkin tidur bisa nyiptain merah-merah di leher Kana.” Kana berucap dengan pelan, kali ini Mew benar-benar membuat Kana sangat kesal.

Pasalnya, setelah bangun tidur tadi Kana terkejut bukan main, karena ada tanda merah di lehernya. Itu yang menyebabkan perdebatan di pagi hari antara Mew dan Kana. “Ya namanya juga gak sadar, sayang.” Mew menundukkan kepalanya.

“Sana Phi ke kelas Phi saja, ngapain duduk di kursi nya Kit.” Kana mengusir Mew dan Mew menolehkan wajahnya kearah Kana. “Maafin dulu...,” Mew berucap memelas.

“Sebentar lagi pasti Kit datang, cepet balik ke kelas.” Kana mendorong badan Mew, tapi Mew tidak bergerak sama sekali. Badan Mew itu besar, sedangkan Kana sedikit kecil, membuat anak manis itu kesusahan mendorong tubuh besar Mew. “Ck... ya sudah, Kana maafkan,” ujar Kana dengan terpaksa.

Senyum Mew mengambang, dengan kecepatan kilat Mew berhasil mencium pipi Kana, lalu berlari keluar kelas. “Huh sabar...,” Kana mengusap dadanya pelan, dan memejamkan matanya, menarik nafas perlahan.

“Ni anak ngapain merem?” tanya Mild pada Gun, mereka berdua tepat berada di depan Kana. Tapi anak manis itu tidak sadar karena masih memejamkan matanya. “Mana Gun tau, kan Gun juga baru sampai!” Gun berucap dengan suara tinggi, dan Kana masih tidak sadar juga ada teman-temannya di depannya.

“Kana kenapa?” Gun menepuk pundak Kana pelan, membuat sang empu sedikit terkejut. “Eh, kapan kalian datang?” tanya Kana pada Gun dan Mild.

“Dari pas Kana merem tadi. Eh gak tau sih merem atau tidur,” jawab Gun, dengan raut wajah bingungnya.

“Oh, Kana gak sadar tadi,” ucap Kana dengan cengengesan. “Si Kit mana? tumben belum datang?” tanya Mild yang kini sudah duduk di kursinya, Gun juga ikut duduk ke kursi miliknya.

“Halo guys, Kit yang tampan dan pemberani di sini!” teriak Krist yang baru saja datang. “Baru juga di omongin.” Mild berucap dengan memutar netranya malas.

***

Sekarang sudah jam pulang, Kana menunggu Mew menjemputnya ke kelas, masih ada Mild, Gun dan juga Krist. Tidak lama, Mew datang menjemput Kana, bersama perempuan kemarin yang membuat Kana cemburu.

“Ngapain bawa tuh cewe segala?” bisik Krist pada Kana. Dan Kana hanya menggidikkan bahu nya cuek.

“Hai kenalin aku Namtan,” ucap Namtan memperkenalkan diri, ia mengulurkan tangannya pada Kana, tapi Kana tidak menyambut uluran tangan Namtan.

“Kana, itu Namtan mau kenalan,” tegur Mew pada Kana, dan Kana malah menatap Mew tajam, membuat nyali Mew menciut.

“Kamu tenang aja, aku sudah ada cowok dari sekolah aku yang dulu,” jelas Namtan, karena perempuan cantik itu paham dengan ekspresi tidak sukaan yang Kana tunjukan.

Stuck In Feelings (END) Lengkap di PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang