Pagi itu cuaca cerah menghiasi kota Bangkok, sang mentari bersinar dengan terangnya, suara kicauan burung saling bersahutan di atas pepohonan sana.
Krek!
"Bagaimana sayang?" Terlihat seorang pria tampan dengan rambut dikuncir kuda itu menghampiri seorang pemuda yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ini." Pemuda manis itu menunjukkan sebuah benda pada pria berkuncir kuda itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa artinya?"
"Rain tidak tahu, kita tanyakan pada Mae saja bagaimana?"
"Kau diamlah di sini, biarkan Phi saja yang menanyakannya pada Mae."
"Khab Phi Phayu."
Phayu pun membawa Rain untuk berbaring dan menyelimuti tubuh pria mungilnya itu dengan selimut.
"Sebentar na." Diusapnya sayang rambut Rain.
Cup!
Usai mengecup sekilas kening Rain, ia pun bergegas pergi keluar dari kamar Rain guna menanyakan perihal benda yang Nay berikan padanya agar Rain mencobanya.
Tok!
Tok!
"Mae Khab." Panggil Phayu di depan kamar Nay.
Krek!
"Ada apa Phayu?"
"Ini, apa artinya Mae?" Phayu memberikan benda tersebut kepada Nay.
Nay mengambil benda itu dan menatapnya, tidak butuh waktu lama bagi Nay untuk mengerti arti dari dua garis yang muncul di benda tersebut.
"Pho! Pho! Cepat ke sini Pho!" Histeris Nay memanggil Dew yang tengah mengerjakan pekerjaannya di dalam kamar sana.
"Ada apa Mae? Kenapa kau berteriak seperti itu?"
"Lihat ini." Nay menunjukkan benda tersebut kepada sang suami.
Dew menatap intens melalui kaca matanya, namun terlihat raut wajah kebingungan di wajah tua itu.
"Covid?" Tanya Dew.
Cletak!
Merasa gemas mendengar pertanyaan dari sang suami, Nay menjetik telinga Dew pelan.
"Kau sama saja seperti Phayu, kalian laki-laki tidak berguna!" Kesal Nay lalu bergegas pergi menuju ke lantai dua mansion.
Phayu dan Dew saling pandang, keduanya nampak bingung dengan omelan dari Nay.
Siang harinya Nay memanggil seorang Dokter untuk datang ke mansion tersebut guna memeriksa keadaan Rain, karena ia ingin hasil yang lebih pasti dari pemeriksaan Dokter tersebut.
Krek!
"Biarkan dulu Rain beristirahat, sepertinya ia terlalu banyak kehilangan tenaga karena harus berulang kali pergi ke kamar mandi untuk muntah." Ucap sang Dokter pada Nay, Dew dan Phayu yang menunggu di depan kamar Rain.