Pagi itu hujan turun dengan derasnya, awan kelabu menutupi langit kota Bangkok, di sebuah mansion mewah terlihat seseorang tengah berdiri di tengah halaman mansion tersebut dengan memegang dua buah payung.
"Sayang, ayo kita masuk ke dalam." Ajak pemuda tampan yang tengah memegangi payung tersebut.
"Sebentar Phi, es krimnya belum habis." Sahut pemuda mungil yang berdiri disampingnya yang tengah menikmati sebuah es krim.
"Phi khawatir kau masuk angin sayang, ingat Baby kita di perutmu."
Manik itu menatap pada pria tampan itu, "ini juga permintaan Baby, iya kan Baby." Diusapnya perut ratanya tu.
Lagi-lagi Phayu harus bersabar akan kelakuan Rain yang terbilang absurd, padahal ini belum memasuki bulan yang seharusnya ia mengalami mengidam, namun perilaku Rain memanglah seperti itu.
Pagi itu Rain meminta Phayu datang ke mansiob dan membelikannya es krim, namun ia ingin memakan es krim itu di tengah hujan, walau Phayu sudah membuat wajah marahnya, ia tetap kalah dengan raut wajah memelas Rain.
Hari-hari terus berjalan, tak terasa kini usia kandungan Rain sudah memasuki usia bulan ke dua, dan hari pernikahan mereka sebentar lagi akan diadakan, Phayu terpaksa menunda satu bulan karena kesibukannya serta kondisi Rain yang masih belum memungkinkan untuk beraktifitas terlalu banyak.
"Phi Phayu..." Panggil Rain pada Phayu yang terlihat sibuk berkutat dengan laptopnya, "Phi Phayu Khab."
"Sebentar sayang, Phi sedang menyelesaikan pemesanan suku cadang." Sahut Phayu tanpa menatap ke arah Rain yang membuat Rain kesal lalu memilih pergi dari sana.
Siang itu Rain datang ke bengkel milik Phayu, walau Phayu sudah melarangnya karena sedang musin hujan, namun Rain tetap kekeh pergi menemui Phayu.
Rain berjalan menuju ke jendela besar si sana, pemandangan bengkel yang dimana terdapat mobil-mobil mewah milik orang kaya berjejer di sana.
"Menyebalkan!" Kesal Rain dengan menghentakkan kakinya, dua tangannya dilipat di depan dadanya.
"Padahal Rain ingin..." Rain merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari sana, "ck! Dasar orang tua!"
"Dasar pria mesum!"
"Orang gila!"
"Jahat!"
"Dasar buaya!"
Tanpa Rain sadari, semua tingkah dan apa yang Rain ucapkan terdengar di telinga Phayu, karena saat merajuk seperti itu Rain selalu tak sadar dengan suaranya.
Phayu yang melihat itu hanya terkekeh melihatnya, pakmil itu terus menghentakkan kakinya dan mengatai-ngatai dirinya.
"Rain..." Panggil Phayu.
Namun Rain masih saja kesal dan terus mengata-ngatai Phayu.
"Rain..." Panggil Phayu lagi.
Lagi-lagi Rain masih mengabaikannya, bahkan kini kata-kata yang keluar dari mulut Rain makin tidak terkontrol. Phayu yang tak suka dengan itu langsung berdiri lalu menarik pundak Rain hingga mereka saling berhadapan.
"Phi-"
Cup!
Phayu membungkam mulut Rain dengan mulutnya, dilumatnya bibir ranum yang tak berhenti mengoceh itu, hanya lumatan lembut namun dalam, hingga membuat Rain sempat hampir terjatuh karena kakinya melemas seketika, beruntunglah Phayu dengan sigap menangkap tubuh itu lalu digendongnya ala koala, tangan Rain melingkar manja di leher itu, berjalan Phayu menuju ke arah sofa melepaskan ciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Love ~ [Terbit]
Roman d'amourHanya kisah manis penuh canda dan tawa dari Phayu dan juga Rain.