Chapter 7

1K 104 7
                                    

Suara teriakan terdengar dari depan sebuah mansion mewah, terlihat seorang pemuda bertubuh mungil nan manis tengah berteriak di sana, kepalanya memgadah ke atas menatap pohon yang ada di depannya.

"Yang itu Phi! Yang warna hijau!" Teriaknya pada seorang pria yang tengah berada di atas pohon sana.

"Tapi ini masih mentah sayang, rasanya tidak enak." Sahut pria yang berada di atas pohon sana.

"Mai! Rain ingin yang hijau itu Phi Phayu." Matanya sudah berkaca-kaca dengan mimik wajah sedih.

"Baiklah, Rain masuklah ke dalam dulu, Phi akan membawakan rambutannya." Ujar Phayu khawatir Rain akan masuk.

"Oke." Dengan berjalan seperti anak kecil, Rain dengan girangnya masuk kembali ke dalam mansion.

Malam itu, saat orang-orang tengah menikmati mimpi mereka dan memproduksi iler yang mengenai bantal. Phayu mau tidak mau harus menuruti keingunan Rain, tepat pukul dua dini hari Rain membangunkan Phayu dan meminta buah rambutan yang ada di halaman mansion, walau mengantuk, Phayu tetap memenuhi keinginan sang kekasih hatinya itu.

Layaknya seorang maling, Phayu memanjat pohon rambutan itu dan memetik beberapa buah rambutan mentahnya yang seperti apa Rain inginkan.

"Ini cukup." Phayu sudah mengantongi beberapa buah rambutan mentah itu dan bergegas turun, namun saat ingin turun ia bingung karena tangga yang ia gunakan saat naik tidak ada di tempatnya.

"Rain! Bagaimana Phi akan turun!" Teriak Phayu berharap Rain mendengarnya. Namun, tanpa Phayu ketahui, di dalam sama Rain tengah tertidur pulas di kasur empuknya, tanpa ingat akan Phayu dan buah yang ia inginkan.

"Ya tuhan! Tabahkan hati ini." Ucap Phayu pasrah, dengan memcoba mencari akal bagaimana caranya ia bisa turun dari pohon rambutan tersebut.

Hari-hari Phayu selalu dipenuhi dengan kejutan yang tak terduga sejak kehamilan Rain, banyak hal yang tak pernah terpikir olehnya terjadi, namun ia tetap sabar dan setia memenuhi semua yang Rain inginkan walau terkadang itu tak mudah ia lakukan.

"Phayu..." Panggil Dew saat melihat sang menantu baru masuk ke dalam mansionnya, "bagaimana persiapan pernikahan kalian? Apakah ada kendala?"

Phayu tersenyum, "tidak ada Pho, hanya saja Phayu khawatir dengan tempatnya, apa tidak cukup berbahaya di tepi laut?"

"Apa kau khawatir tentang Rain?"

Phayu mengangguk.

"Pho akan memikirkan caranya, sekarang kau naiklah ke atas, Rain sudah menunggumu."

"Baik Pho." Phayu pun bergegas naik ke lantai dua, menemui sang calon istrinya itu.

Krek!

"Sayang, apa kau..." Ucapan Phayu tergantung sesaat setelah membuka pintu kamar Rain, "cantik..." Puji Phayu.

Rain yang dipuji seperti menjadi salah tingkah, bagaimana tidak, saat ini memakai pakaian yang menggoda iman seorang Phayu Chaikamon.

Rain yang dipuji seperti menjadi salah tingkah, bagaimana tidak, saat ini memakai pakaian yang menggoda iman seorang Phayu Chaikamon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
This Is Love ~ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang