3. New Partner

167 5 0
                                    

Istirahat tiba, kegiatan Ospek pun di hentikan sejenak, guna mereka istirahat. Sama seperti Renjun dan Jaemin langsung bergegas ke kantin. Memesan makanan, lalu pergi ke tempat yang tersedia.

"Aish, Jaemin-ah, kita mau duduk dimana?" Tanya Renjun, menatap sekitar yang penuh. Mereka ingin makan, tapi tempat yang ada di kantin penuh.

Jaemin langsung mengedarkan pandangannya jadi menatap sekitar, dan netranya bertemu dengan seseorang yang tengah duduk, namun tidak makan.

Melihatnya, ia pun langsung menghampiri orang itu. Sedangkan Renjun? Ia mengikuti saudara dengan perasaan cemas. Ia yakin kalau saudaranya ini akan membuat ulah lagi, memancing keributan dengan pria yang mereka temui tadi.

Iya! Mark, Guanlin dan Jisung. Renjun hanya tau Mark dan Guanlin. Dia mengenal Guanlin, karena kakak tingkatnya memberikan hukuman berupa meminta tanda tangan Guanlin.

Hati Renjun berdebar bukan main. Ia sangat gugup ketika meminta tanda tangan pria bertubuh jangkung itu. Lelaki pendiam yang ia suka sejak pertama bertemu tadi.

*brak* Jaemin menggebrak meja kantin, membuat Guanlin dan juga Jisung tersentak kaget. Berbeda dengan Mark yang terlihat biasa saja, karena sudah tau kalau dia akan kemari. Sedari tadi pandangannya tidak lepas dari Jaemin.

"Kau gila? Datang-datang malah menggebrak meja? Apa mau-mu?" Sungut Jisung yang sudah sangar kesal. Wanita yang dihadapannya ini tidak pernah jengah untuk memancing emosinya.

"Apakah kalian buta? Kalian tidak liat kalau kantin ini penuh?" Sarkas Jaemin.

"Aku tau. Terus, apa masalahmu?" Sahut Jisung.

"Kalian tidak makan, bukan? Untuk apa masih disini? Kalian memakan tempat! Lebih baik kalian pergi!" Sentak Jaemin, mengusir ketiga pria ini dari kantin.

"Na, udah Na. Kita makan ditempat lain aja." Bisik Renjun sedaritadi, meminta saudaranya ini untuk tidak memancing keributan. Namun apalah daya dirinya dengan saudaranya yang sangat keras kepala. Saudaranya tidak mengubris semua perkataan dirinya.

Sedangkan Jisung, ia membelalak kaget ketika mendengar kalimat usiran dari wanita yang lebih pendek dari dirinya ini. "Kau?!--" Sentak Jisung yang ingin marah, tapi ditahan oleh Mark.

"Mian. Kita akan pindah." Final Mark, beranjak dari kursinya dan menarik temannya agar pergi dari sini. Sementara Guanlin, ia hanya mengikuti kedua temannya pergi.

Jaemin mendengus kasar ketika melihat mereka pergi dari sini. Ia langsung duduk ditempat mereka tadi, barulah disusul saudaranya yang masih syok akan tingkahnya. "Kau bisa lihat sendiri, kan? Ada banyak bangku yang masih kosong kalau kau memintanya" Ucap Jaemin dengan bangganya.

Sementara Renjun meringis. "Kau merampas bukan meminta." Sunggut Renjun, yang hanya dibalas kedihan bahu oleh saudaranya.

Mereka berdua akhirnya makan dengan hikmat sampai habis. Setelah selesai makan, mereka berdua bergegas untuk kembali karena jam istirahat telah habis.

"Disini ada yang namanya Na Jaemin?" Tanya ketua panitia ospek. Spontan Jaemin mengacungkan tangannya.

"Na Jaemin, kamu dipanggil kepala dekan diruangannya." Ujar ketua panitia ospek.

"Kau membuat masalah?" Bisik Renjun yang sangar penasaran, akan dipanggilnya saudaranya yang terbilang sangat tiba-tiba ini.

"Kau gila?! Aku daritadi bersama dirimu!" Balas Jaemin, yang perlahan keluar barisan, menuju ruang dekan yang sudah diberitahu ketua panitia ospek tadi.

Sampai didepan ruangannya, ia mengetuk pintu lebih dulu, dan langsung masuk kedalam setelah diizinkan masuk. "Ada apa ya, sir?" Tanya Jaemin yang sudah duduk dihadapan dekan dan disamping pria yang sudah duduk lebih dulu disini.

Jaemin melihat pria ini pas sewaktu masuk kedalam ruangan. Pria ini udah ada disana, duduk dihadapan dekan, sama seperti yang dirinya lakukan.

"Jaemin, aku menunjukmu untuk mengikuti kompetisi Mahasiswa Internasional bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan bersama dengan Mark." Ujar sang kepala dekan, tanpa basa-basi dan embel-embel.

Jaemin yang mendengarnya pun kaget bukan main, dengan penunjukkan yang secara tiba-tiba ini. "Mr. William yakin? Saya mahasiswa baru disini loh Mr." Tanya Jaemin, meyakinkan Mr. William.

Dia benar-benar tidak keberatan dengan penunjukkan secara tiba-tiba ini. Tapi tetap saja ia ingin memastikan lagi, takut sang dekan salah tunjuk.

"Sangat yakin. Kau mahasiswi yang mendapatkan beasiswa itu, kan? Saya melihat semua nilai, sertifikat dan kemampuan kamu. Makanya saya berani menunjuk dirimu untuk mengikuti kompetensi bersama Mark. Kalian bisa memulai kerja kelompoknya hari ini. Kalian bisa bertanya kepada saya, apabila mengalami kesulitan. Saya akan membantu kalian." Ujar Dekan.

"Oke, saya bersedia mengambil tawaran ini. Kalau boleh tau, kapan kompetisi ini diadakan?" Tanya Jaemin.

"Bulan depan. Jadi, siapkan segala materi serta pembahasannya. Kau bisa bertanya kepadaku." Jelas Dekan.

"Baik, terima kasih Sir." Ujar Jaemin dan Mark secara bersamaan, lalu keluar secara bersama.

"Mau kerja kelompok kapan, dan dimana?" Tanya Mark, ketika mereka sudah berada didepan ruangan kepala Dekan.

"Nanti malam, bagaimana? Waktunya sangat singkat. Kita harus mempersiapkan segalanya." Jawab Jaemin.

"Dimana?" Tanya Mark sekali lagi.

"Dirumah kamu, bagaimana? Kalau dirumah aku ribet, ada saudaraku soalnya." Jawab Jaemin.

"Oke. Berati nanti malam ya?" Tanya Mark sekali lagi, memastikan tidak ada perubahan.

Jaemin langsung menganggukkan kepalanya. "Kau bisa mengirim alamat rumah kamu lewat massage ke nomorku." Jelas Jaemin.

Mark menganggukkan kepalanya. "Kau mau ke kedai ice cream terlebih dahulu sebelum kembali ospek?" Tawar Mark.

Jaemin yang mendengarnya pun langsumg mebelalakkan matanya, kepalanya mengangguk antusias. "Tentu saja aku mau!" Jawab Jaemin antusias.

"Eum, tunggu. Emangnya boleh aku tidak mengikuti opsek?" Tanya Jaemin yang tiba-tiba khawatir, dia tidak suka mengulang ospek karena kejadian ini.

"Tenang saja. Aku yang akan bertanggung jawab!" Sahut Mark, yang sukses membuat wanita yang ada di hadapannya ini tersenyum senang.

"Call! Kajja!" Seru Jaemin, menarik tangan pria ini menuju kedai ice cream yang tidak jauh dari gedung fakultasnya.

'Ternyata kesukaannya kepada Ice cream tidak pernah hilang.' Batin Mark yang tersenyum karena tingkah Jaemin.

Sementara Jaemin terus menggenggam tangan Mark, sampai mereka tiba di kedai ice cream. "Jeno?!" Panggil Jaemin kepada tunangannya, yang saat jni sedang berada di kedai ice cream gedung fakultasnya, bersama dengan seorang wanita.

Sedangkan Mark? Ia menatap Jeno dengan tatapan terkejut, begitu juga dengan Jeno. Ia kira yang hanya kuliah disini, Renjun dan Jaemin. Ternyata Jeno ada disini juga? Begitu juga sebaliknya. Jeno kira Mark tidak kuliah disini, ternyata Jeno salah.

"Ah, iya. Jeno, kenalin ini seniorku dikampus. Namanya Mark, dan Mark. Kenalin ini Jeno." Ujar Jaemin, memperkenalkan mereka berdua. Ia tidak tau saja kalau mereka berdua sudah saling kenal.

"Jaemin."

"Jeno."

Ujar mereka, saling memperkenalkan diri. Mengikuti semua permainan Jaemin.

"Ah iya, aku harus memesan ice crean terlebih dahulu, waktu istirahatku tidak banyak." Ujar Jaemin, guna memutuskan kecanggungan di antara mereka.

Ia langsung menarik Mark, untuk memesan. "Mark, jangan makan disini ya?" Pinta Jaemin.

"Loh, kenapa emang?" Tanya Mark.

"Aku tidak enak dengan Jeno dan temannya." Balas Jaemin.

"Jeno, dia itu kekasih-mu?" Tanya Mark, yang terus pura-pura bodoh. Ah, sebenarnya ia ingin mengkonfirmasi dari mulut wanita ini sendiri, apakah dia dan Jeno masih menjalin kasih, atau tidak.

NA JAEMIN 2 - NOMINMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang