~ Happy reading ~
Di sisi lain azka dan dua temannya sedang berkumpul di warung belakang sekolah, mereka bukan anak geng motor yang seperti di wattpad atau film kebanyakan. Mereka hanya murid yang sesekali melanggar peraturan sekolah dan sesekali bolos kelas, seperti murid pada umumnya.Yang spesial adalah, entah kenapa mereka dikenal banyak orang apalagi azka, hampir semua murid di sekolah tau mereka padahal belum satu tahun mereka sekolah disini. Menurut azka itu aneh.
Aneh menurut azka tentu saja tidak menurut denta, karna menurutnya mereka terkenal karna ketampanan yang mereka miliki, walaupun masih banyak lagi cowo-cowo tampan lainnya di sekolah ini. Memang denta ini sangat percaya diri sekali, walaupun memang tidak sepenuhnya salah.
Karna yang membuat mereka terkenal atau di kenal banyak murid adalah saat mpsl azka dan dua temannya yang sudah saling mengenal itu, dapat hukuman berdiri di depan saat kegiatan mpls bagian materi. Alhasil itu menjadi pusat perhatian semua murid disana.
Selain itu juga karna ketampanan azka yang menurut orang-orang di atas rata-rata dan sikapnya yang humble kepada semua orang membuatnya di kenal bahkan di sukai banyak cewe di sekolah ini, bahkan kakak kelas pun.
"Balik kelas yo!"
"Lo galiat gua belom selesai makan?" Ucap denta kesal saat vano mengajak mereka untuk kembali ke kelas.
"Lagian, lo makan lama banget dah!" Jawab vano sinis
"Ya sabar lah anj, makan itu harus dinikmati!" Balas dento tak kalah sinis sambil menyuapkan makanannya kembali.
"Kualat lo! Kalo makan gak boleh ngomong kasar!!"
"Affa iyah?" Jawab denta dengan nada meledeknya.
"Gini nih! Kalo setan dibilangin, ga terima!!" Ucap vano sambil menunjuk-nunjuk denta.
Denta yang mendengarnya langsung melemparkan kerupuk, "monyet" Umpatnya.
Azka yang sedang memainkan game diponselnya mendengus mendengarkan perdebatan kedua temannya ini, menurutnya lebih merdu suara game daripada suara temannya.
Azka kemudian mematikan ponselnya dan menaruhnya di kantong celana. Berjalan ke dalam warung untuk membayar makanan yang tadi dia ambil. Setelahnya dia keluar dan menghampiri teman-temannya yang sepertinya sudah selesai makan, mereka pun memutuskan kembali ke kelas.
Jarak warungnya tidak terlalu jauh dari sekolah, namun sangat jauh dari kelas mereka yang ada di lantai tiga, sedangkan untuk ke warung itu harus turun terlebih dahulu kelantai satu. Jadi bisa dibayangkan bagaimana capenya mereka harus turun tangga. Kenapa tidak makan di kantin? Biasanya mereka memang makan dikantin, ke warung belakang sekolah jika mereka hanya akan merokok atau memang mereka ingin saja.
"Sekolah elit, lift sulit!" vano mendengus saat mereka sampai di lantai dua.
"Ngeluh mulu hidup lu!" Balas denta
"Kenyataan! Udah tau sekolah sampe berapa lantai, tapi kaga ada lift! Mau bikin murid encok apa gimana ni sekolah?"
"Bener juga!" Denta kemudian menyetujui ucapan vano, menurutnya juga kenapa tidak membuat lift saja? Toh yang senang pasti bukan cuma murid.
"Tapi gapapa lah, itung-itung keliling cari pacar baru" Ujar vano sambil tersenyum
"Si anjir" Dengus azka yang sedari tadi hanya diam menyimak.
"Yoi, sekalian tebar pesona ke kakak-kakak gemez" Tambah denta.
"Sama aja lo sama si daki! Emang cuma gua yang paling bener!!" Ucap azka sambil berjalan mendahului denta dan vano.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Once again
Teen FictionSEBELUM DIBACA FOLLOW DULU YA!!! BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA!! This is my first story, jadi maaf kalau alurnya tidak sesuai atau masih berantakan. Mohon bantuannya 🙏 Bagaimana jadinya jika gadis tidak banyak omong dan cuek bertemu dengan laki-laki...