26. Abian Arganta

2.8K 198 0
                                    

~HAPPY READING~



(❂‿❂)


Salsa mendekatinya dengan langkah cepat, menatapnya penuh protes. "Lo bukannya minta maaf, kok malah sinis ke gue? Padahal lo juga salah karena jalan sambil baca buku sampai kita tabrakan" katanya penuh nada kesal. 

Laki-laki itu menatapnya malas, seolah tak tertarik untuk berdebat. "Sorry" katanya singkat sebelum melangkah pergi lagi tanpa menunggu reaksinya. 

Salsa mendengus kesal, menatap punggungnya yang semakin menjauh. "Dasar cowok nggak sopan" gumamnya sambil memutar mata. 

Ketika Salsa menoleh ke belakang, ia terkejut melihat Tasya yang berdiri mematung dengan wajah berlinang air mata. Salsa segera mendekatinya. "Sya? Lo kenapa?" tanyanya khawatir. 

Tasya mengusap pipinya, tapi air matanya terus mengalir. "Dia..." suaranya bergetar. 

"Dia siapa?" Salsa bertanya, semakin bingung. 

"Dia... adek aku" bisik Tasya dengan suara yang hampir tak terdengar. 

Salsa tertegun. "Adik? Maksud lo cowok tadi?" 

Tasya mengangguk, menahan isak tangisnya. "Aku nggak nyangka bisa ketemu dia lagi sekarang. Aku bahagia banget tahu dia baik-baik aja" katanya dengan senyum tipis di antara tangisannya. 

Salsa memandangnya dengan campuran rasa iba dan bingung. "Sya, udah ya? gue jadi ikut sedih" katanya bermaksud untuk menghibur Tasya

Tasya menatap Salsa dengan lembut. "Sa, aku boleh pergi ikutin adek aku? Aku mau terus berada di dekat adek aku. Walaupun dia gak bisa liat aku, setidaknya dia bisa rasain keberadaan aku disisinya." 

Salsa mencoba menahan air matanya. "Apaan sih lo? Nggak usah izin sama gue. Kalau lo mau pergi, ya pergi aja. Gue nggak bakal larang" katanya sambil tersenyum kecil.

Tasya membalas senyum itu. "Makasih Salsa, kalau gitu aku pergi dulu." 

Dalam sekejap, tubuh Tasya memudar, meninggalkan Salsa sendirian di koridor. 

...

Di kelas...

Salsa duduk di bangkunya dengan kepala tertelungkup di atas meja. Jam pelajaran kosong membuatnya memanfaatkan waktu untuk tidur, mengingat ia sangat mengantuk akibat tidur larut semalam. Semua itu gara-gara dua kakaknya yang terus menceramahinya hanya karena ia telat pulang dua menit. 

Saat matanya mulai terpejam, tiba-tiba suara panik mengusik ketenangannya. "Salsa!" panggil Tasya dengan nada mendesak. 

Salsa tersentak, mengangkat kepalanya dengan ekspresi kesal. "Astaghfirullah, Sya. Ada apa sih? Gue baru aja mau tidur" keluhnya sambil menatap Tasya yang berdiri di depannya dengan wajah cemas. 

"Tolong aku, Sa" kata Tasya penuh harap. 

Salsa mengerutkan dahi. "Tolong apa? Lo kenapa?" tanyanya bingung. 

Tasya mendekat, menatap Salsa serius. "Barusan waktu aku ikutin Bian, aku nggak sengaja dengar alasan sebenarnya dia pindah ke sekolah ini" jelasnya dengan suara gemetar. 

MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang