Pendiam, gadis yang sedang berada di puncak piramid itu tidak fokus dan akhirnya salah pijak kemudian terjatuh. Membuat formasi piramid itu menjadi berantakan.
"Alright it's Done. Aku rasa latihan sekarang cukup. Semua orang sudah lelah dengan seseorang yang terus mengacaukan formasi." Teriak sang leader.
Semua anggota jelas kesal dan kembali ke tempat duduk sambil melirik sinis Jimin. Sang Leader Nami mendekati Jimin dengan dua tangan disilang.
"Park Jimin, ada apa denganmu?"
"Maafkan aku, aku... Aku hanya ..."
"Ayolah, waktu kita tidak banyak sampai pembukaan pekan olah raga. Jika kau terus seperti ini lebih baik kau di belakang."
"Maafkan aku."
"Sekali lagi kau seperti ini, aku benar-benar akan mengganti posisimu jadi back."
Jimin mengangguk dan Leadernya pergi meninggalkan Jimin yang menahan tangisnya. Ia mengambil tasnya untuk pulang. Namun entah kenapa kakinya seperti enggan untuk kembali pulang. Dengan langkah pelan ia hanya tinggal memasuki gerbang rumah, tapi wajahnya jelas menggambarkan ekspresi enggan dan sangat rumit. Jimin tertegun sebentar dan akhirnya ia menarik nafas untuk mengumpulkan keberanian. Jimin akhirnya berhasil memberanikan diri masuk ke dalam halaman rumahnya. Akan tetapi belum ia membuka pintu, suara ibunya terdengar sangat jelas.
"ITU SEMUA TIDAK AKAN TERJADI JIKA KAU BERHENTI DENGAN CRYPTO SIALANMU !"
"Kau tidak mengerti, Crypto adalah aset yang bagus dan itu bisa membuat uang kita menjadi dua kali lipat."
"Mana, MANAAA. Lihat kita sekarang ! Bahkan untuk membayar air kau tidak mampu. Semua uang kita habis apa kau masih tidak berfikir ?"
"Percuma aku menjelaskannya padamu. Kau dungu, kau tak tau apa itu investasi."
"Kau yang tidak mengerti Park Junsu, kau berjudi dan ini hanya akan membuat uang kita hilang."
"Percuma bicara denganmu denganmu."
"Aku lelah denganmu."
"Aku lebih lelah lagi hidup dengan wanita dungu sepertimu!"
"Apa ? Fine. Aku sudah tidak sanggup lagi denganmu. Lebih baik kita bercerai."
Deg
Jantung Jimin seketika berhenti, ia gemetar sebelum masuk ke rumah.
"Eomma~"
Lirihnya menginterupsi pertengkaran kedua orang tuanya.
"Jimin akan ikut denganku."
"Siapa kau ? Kau bukan hakim yang memutuskan semuanya."
"Dia lebih baik denganku daripada dengan penjudi sepertimu."
"INVESTASI BITCH apa kau tak juga mengerti ini bukan judi ?. Fuck ajukan saja aku lelah denganmu."
Ayah Jimin pergi melewati anaknya dan pergi keluar rumah dengan membanting pintu. Jimin ikut meneteskan air mata, melihat ibunya duduk di lantai sambil menangis. Jimin ikut duduk dan memeluk ibunya.
"Eomma~"
"Maafkan aku Jimin, aku tidak sanggup lagi hidup dengan ayahmu."
"Tapi, apakah harus bercerai ?"
"Eomma sudah tidak punya uang dan ayahmu tidak bisa berubah Jimin, kau harus sekolah dan jika hidup dengannya kita tidak bisa hidup."
Kejadian sore itu,,, membuat Jimin sama sekali tidak bisa tidur. Ia ke dapur dan melihat ayahnya entah sejak kapan pulang dan sekarang terlihat hendak pergi lagi.
"Appa~"
Ayahnya menghentikan langkah untuk menatap Jimin lalu menghela nafas sebelum akhirnya pergi tanpa mengatakan apapun.
.
..
...
..
." 3 2 1 UP! "
Jimin naik dan berhasil di puncak, namun sayang ia sedikit goyang dan turun dengan kaki yang salah pijak dan sedikit terkilir. Melihat Jimin yang kacau, Nami membuang wajah, lelah dengan Jimin.
"Jimin kau jadi back gantikan Sohee. Sohee kau gantikan Jennie dan Jennie kau gantikan Jimin."
Formasipun berubah dan Jimin tak punya alasan apapun untuk melawan dan akhirnya menari di bagian belakang. Sekarang semua temannya terlihat sedang benci dengannya. Mereka tak akan peduli dengan masalah Jimin dan justru akan mengucilkan dirinya jika sampai mereka tau orang tuanya bangkrut. Selesai latihan dan Jennie menggantikan Jimin dengan baik, bahkan bisa melakukannya hanya dengan dua kali percobaan. Membuat Jimin sadar bahwa ia mungkin tidak sehebat dulu. Semua memuji Jennie bahkan pulang bersama melupakan Jimin yang mengikuti mereka sendirian di belakang. Itu membuatnya merasa dikucilkan.
"Jimin..."
Terdengar suara ibunya memanggil, Jimin melihat ibunya dan segera berlari kesana. Dengan kacamata hitam, Jimin jelas masih bisa melihat mata sembab ibunya.
"Jimin nanti eomma jelaskan di rumah paman Yoongi. Sekarang ayo kita masuk."
Jimin menuruti perintah ibunya. Ia duduk di belakang sementara ibunya di depan bersama pamannya. Jimin tak mau bertanya karena ibunya akan menjelaskan semuanya di rumah. Ibunya terlihat memegangi kepala dan pamannya memberikan air minum.
"Ini semua membuatku gila."
"Kau yang minta bukan ?"
Nari melirik tajam adiknya. "Dan kau senang dengan semua yang aku alami sekarang ?"
"Ini akibat karena kau tidak mendengarkan ku."
"Sejak awal memang kau tidak suka padanya."
"Dan sampai sekarangpun iya dan kau juga anakmu juga iya, kan ?"
Jimin memegangi sabuk pengamannya karena entah kenapa selain suasana yang tegang, pamannya mulai berkedara dengan sedikit terlalu cepat.
"Pelan Yoon, ada anakku di dalam."
"Aku harus meeting setelah ini."
"Kau lebih mementingkan perusahaan daripada kami ?"
"Perusahaan itu adalah perusahaan yang sedang aku coba kembangkan setelah lama kau tinggal pergi dalam keadaan hampir bangkrut."
Nari terdiam tak bisa melawan
"Kau yang membuat perusahaan hampir hancur dan menikah bersama pria brengsek itu. Sekarang kau membuat rumahmu sendiri dijual."
"Yoongi!"
"WHAT ?"
DEG jantung Jimin hampir copot mendengar bentakan pamannya. Suara pamannya sangat dalam dan satu bentakan cukup membuat suasana menjadi hening. Walaupun Yoongi adalah adik Nari yang berwajah manis, namun perawakan, suara dan pembawaan dirinya terlihat seolah Yoongi adalah kaka Nari.
"Shit!"
"YOONGI STOOOOP!"
Mata Jimin yang tadinya terfokus dengan pamannya, kini ia meremas kencang handle diatas pintu saat melihat mobilnya mengarah ke sebuah truck dan ...
Jimin memejamkan mata, bertahan sekuat tenaga menjaga dirinya dari goyangan keras mobil yang terasa berputar bahkan terbalik. Bahkan ketika mobil sudah berhenti, Jimin bisa merasakan kepalanya seperti berada di bagian atas dalam mobil. Ia jelas merasakan kepalanya sakit karena terbentur namun ia perlahan membuka mata. Benar saja, mobil mereka terbalik namun ia tak bisa melihat semua dengan jelas. Sampai seseorang menarik Jimin keluar dan seketika jantungnya berhenti.
Yoongi menangis bersimbah darah sambil memeluk Nari dengan sebagian tubuh yang hancur. Ya hancur, benar-benar tidak ada. Jimin yang melihat itupun seketika pingsan.
.
.
.
.
.To be continue
![](https://img.wattpad.com/cover/331896128-288-k599704.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU [ YOONMIN GS 18+ Complete ]
FanfictionWarning 18+ Sosok cantik dan menawan itu harus broken home. Dia tinggal bersama paman tirinya yang bertampang manis, tapi bersifat dingin dan galak. Hanya ingatan mengenai perkataan ibunya yang membuatnya yakin bahwa pamannya adalah orang yang bisa...