Presidential Suite (1)

17.7K 53 1
                                    

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.
Gw bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login pake email yang lo punya.
3. Cari akun gw : GoodMan.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart, shopeepay, dana, ovo dll.

*****

"Pakai celanamu!" memberikan g-string yang disimpannya dalam saku celana. Caca menghela nafasnya. Terpaksa memakai celana dalamnya di depan Andrew. Beruntung basement hotel tidak terlalu terang. 

Caca kembali mengikuti Andrew masuk ke lobi hotel. Hotel termewah dan termahal. Baru kali ini Caca masuk ke dalam hotel itu. Pagi yang membawa keberuntungan 
baginya. 

Caca dengan percaya dirinya jalan berlenggak lenggok dan langsung menjadi santapan mata para lelaki berjas di sana. Andrew menoleh ke belakang lalu menarik pinggang Caca, merapatkan tubuhnya. Caca terkejut, bibirnya hampir bertubrukan dengan bibir Andrew. Dadanya berdebar. 

"Jangan sok cantik!" bisik Andrew. Caca mengepalkan 
tangannya, kesal. Caca merasa terbang melayang saat Andrew menariknya, merapatkan tubuhnya, seakan menunjukkan bahwa ia milik Andrew. Namun semua berganti menjadi kekesalan. Dasar pria angkuh, umpat Caca dalam hatinya. 

"Satu kamar Presidential Suite atas nama Andrew Danuja," ujar Andrew pada resepsionis, meremas pinggang lalu mengecup pipi kanan Caca tanpa malu. Andrew tidak 
ambil pusing dengan omongan orang saat membawa Caca untuk menghabiskan waktu di hotel itu. 

"What the hell?" tanya Caca dalam hatinya lagi. Perlakuan manis Andrew tidak akan membuatnya tersipu lagi. 

Kartu akses sudah ada di tangannya, Andrew masih merangkul pinggang Caca menuju lift. Orang-orang terus berbisik melihat kemesraan 
Andrew dan Caca. 

Seorang pengusaha terkenal membawa gadis seksi ke sebuah hotel. Untuk apa lagi kalau bukan untuk bercinta. Memang di kalangan pengusaha sudah menjadi hal biasa, namun Andrew melakukannya terang-terangan. 

Caca merasa risih, "lepaskan! Saya nggak nyaman," ucapnya, berusaha melepaskan tangan Andrew di pinggangnya. 

"Kenapa?" semakin merapatkan tubuh, tidak ingin melepaskan Caca. "Karna banyak yang lihat kita?" tanya Andrew, menyelipkan helaian rambut Caca ke telinga. Sungguh, perlakuan Andrew mampu menghipnotisnya. Caca kembali terpana, Andrew mengecup bibirnya sekilas. 

Andrew tersenyum melihat reaksi Caca. "Bagi saya, sangat mudah menaklukan wanita. 
Bersiaplah menerima kenikmatan yang luar biasa. Kamu akan merintih, memohon ampun," bisik Andrew. Caca meremang, membayangkan bagaimana perkasanya Andrew, bagaimana hentakan demi hentakan menghujam vaginanya. Seketika tubuh bagian bawahnya terasa lembab. Begitu mudah Andrew membuatnya terangsang. 

Hentakan Tuan AndrewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang