EPISODE - 01
..
.
Taksi berwarna hitam berhenti di depan sebuah gedung yang sangat besar bertuliskan Rumah Sakit Keluarga Medika. Seorang perempuan berwajah cantik dan berparas lembut keluar dari taksi dengan amat tergesa. Setelah mengulurkan beberapa lembar uang pada si supir, perempuan itu langsung saja berlarian memasuki gedung rumah sakit.
Si perempuan terus berlari menembus lorong panjang. Tidak dia pedulikan tatapan kesal orang-orang terhadapnya. Dia juga tak memperdulikan betapa perih kakinya karena berlarian mengenakan hak tinggi. Sesekali perempuan itu juga mengusap peluh yang beberapa kali menetes dari wajah cantiknya.
Begitu perempuan itu menemukan lift di ujung lorong. Dia langsung saja menerobos masuk ke dalam lift itu. Hal itu kembali mengundang tatapan kesal dari orang-orang yang sudah terlebih dulu mengantri. Perempuan itu tak bisa melakukan apa-apa selain menunduk penuh maaf.
Ketika dentingan suara pintu lift terdengar terbuka, perempuan itu—Raisa Della Anugrahita, segera melangkahkan kakinya. Tapi langkahnya dia tahan mengingat tatapan kesal dari orang-orang tadi padanya. Begitu keluar dari lift, Raisa segera saja mempercepat langkah menuju satu ruangan.
Raisa masih ingat betapa kagetnya dia mendapat telepon dari rumah sakit yang mengabarkan kalau kondisi mamanya kembali memburuk. Raisa yang dilanda rasa panik langsung saja meminta izin pada managernya—yang sepertinya nyaris bosan memberinya izin bolos dari kantor. Tapi Raisa tidak mempedulikan hal tersebut. Yang terpenting baginya sekarang hanya satu, yaitu ibunya.
Kedua mata Raisa melebar saat pintu ruangan bertuliskan nomor 719 sudah terlihat di depan mata. Dia segera meraih gagang pintu dan menjeblak masuk ke dalam. Membuat tiga pasang mata yang ada di sana langsung menatap ke arah Raisa yang berdiri dengan nafas terengah-engah.
"Mama," panggil Raisa berlarian menerjang memeluk ibunya.
Wanita paruh baya yang terbaring di ranjang pasien itu mengelus-elus punggung putrinya penuh sayang. Meski satu tangannya terhalang selang infus. Hal itu tak menyurutkan niatnya memberi pelukan hangat untuk Raisa.
"Mama baik-baik aja, kan? Apa ada yang sakit, Ma?" Raisa menangkup kedua pipi putih ibunya. Lalu diciumnya kening sang mama cukup lama.
Paramytha—terus saja mengelus punggung Raisa dengan hangat. Dia berusaha tersenyum tenang meski dalam hati merasa sedih karena selama ini dia belum bisa membahagiakan putri satu-satunya itu. Yang terjadi malah sebaliknya dia yang selalu merepotkan dan membuat Raisa susah. Paramytha sangat menyesal untuk itu.
"Mama baik-baik aja, sayang. Kamu nggak perlu khawatir. Dan nggak perlu bolos dari kantor segala." Paramytha tersenyum menenangkan Raisa. Tatapannya kemudian tertuju pada balik punggung Raisa. "Disini juga sudah ada Dokter Tirta yang menjaga Mama."
Raisa segera melepaskan pelukannya dari Paramytha. Dia baru sadar ternyata di ruangan ini ada dua orang lagi selain dia dan ibunya. Karena terlalu khawatir dengan kondisi sang mama, Raisa sampai tidak menyadarinya.
"Terima kasih dokter, karena sudah repot-repot menjaga Mama saya." Raisa tersenyum menunjukkan rasa terima kasihnya.
Suara tawa yang renyah terdengar memenuhi ruang rawat Paramytha. Suara tawa itu milik—Tirta Dani Mahestra, dokter muda nan tampan yang selama ini merawat Paramytha. Dengan wajah yang tampan, pekerjaan mapan sebagai dokter. Tirta mampu memikat setiap perempuan yang ditemuinya. Namun sayang, dokter berkacamata yang terkenal ramah ini masih betah menyendiri di awal usia tiga-puluhannya.
"Kamu nggak perlu merasa sungkan begitu, Sa. Menjaga dan merawat mamamu sudah menjadi tugas saya. Jadi nggak perlu merasa repot segala." Tirta tersenyum menepuk bahu Raisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/331381886-288-k122907.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Deeper Love
RomanceNasib apes sedang menaungi Raisa Della Anugrahita, sudah lebih dari 10 hari ibunya dirawat di rumah sakit. Dan berbagai masalah timbul karenanya. Salah satunya adalah bagaimana cara Raisa membayar biaya perawatan rumah sakit yang berkali-kali lipat...