E P I S O D E - 12

135 11 2
                                    

_Episode - 12_
.

.

.

"Arka."

Suara itu!

Arka menoleh dan seketika matanya membulat tak percaya. Ibunya berdiri di ujung sofa mentapanya dengan raut yang sama tidak percayanya. Arka menelan ludah kelu. Kenapa ibunya bisa ada disini? Bukankah ruangan ayahnya tidak berada di lantai ini. Arka mendesis dalam hati. Apa yang harus dia jelaskan jika ibunya bertanya mengenai Raisa?

Sylvia menatap anaknya tidak percaya. Tadi saat baru keluar dari lift dia sempat melihat Arka keluar dari sebuah ruangan. Sylvia bertanya-tanya dalam hati apa yang dilakukan putranya itu disini. Karena ruangan tempat suaminya dirawat bukan berada di lantai ini.

Sylvia bertambah kaget saat melihat Arka keluar bersama seorang perempuan yang duduk di kursi roda. Tanda tanya dalam hatinya menjadi semakin besar. Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu di ruangan hingga putranya itu kembali.

Sylvia melangkah pelan mendekati Arka. Sementara Arka berusaha mengalihkan pandangan dari ibunya. Dia takut dengan sorot mata ibunya ketika sedang marah.

Raisa menatap keduanya bergantian. Dia sungguh tak mengerti apa yang terjadi pada Arka dan ibu-ibu itu. Siapa ibu-ibu itu sebenarnya? Kenapa Arka terlihat takut melihat wajahnya?

Sylvia menghembuskan nafas panjang menatap putranya. Dia kemudian mengalihkan pandangan pada perempuan cantik yang duduk di kursi roda. Perempuan itu tersenyum sopan saat Sylvia menatapnya.

Sylvia mengangkat alisnya. Siapa gadis cantik itu? Ada hubungan apa gadis itu dengan putranya? Sylvia menatap Arka dan gadis itu bergantian. Akhirnya dia putuskan untuk mendekati perempuan itu.

"Sayang, siapa nama kamu?" tanya Sylvia dengan lembut.

Entah kenapa tatapan Sylvia membuat Raisa tiba-tiba gugup. Tatapan mata wanita di hadapannya ini mengingatkan Raisa akan ibunya. Tatapan ibunya sama lembutnya dengan tatapan wanita ini. Membuat Raisa seketika rindu pada ibunya.

"Nama saya Raisa, Tante." Raisa menunduk dengan hormat.

Sylvia memandang Raisa dengan raut senang. Ah, anak perempuan ini sungguh sopan. "Salam kenal ya Raisa. Tante mamanya Arka."

Raisa membulatkan matanya. Seketika dia menatap Arka yang masih mematung di sisinya. Laki-laki itu terlihat sama kagetnya saat menemukan ibunya ada di ruang rawat Raisa.

Sylvia kembali fokus pada putranya. Untuk sesaat dia hanya terdiam memandang Arka yang sibuk menatap seluruh sudut. Terlihat sekali jika Arka menghindari tatapan menuntut dari ibunya.

"Jadi apa hubungan kalian?" Sylvia memandang keduanya bergantian.

"Raisa pacar Arka, Ma."

Raisa baru akan membuka mulut menjawab pertanyaan itu. Akan tetapi mulut Arka lebih cepat merespon membuat Raisa mendelik kesal ke arah laki-laki itu. Lagi-lagi Arka mengaku-ngaku sebagai kekasihnya. Entah sudah berapa ratus kata kesal yang keluar dari mulut serta batinnya ini.

"Ayo kita bicara di luar, sayang!"

Sebelum meninggalkan ruangan Sylvia sempat tersenyum pada Raisa dan menepuk lembut bahu gadis itu. Membuat Raisa tergagap membalasnya dengan senyum yang sama.

Setelah itu Arka memberi kode pada Raisa kalau dia akan bicara sebentar dengan ibunya di luar. Raisa hanya terdiam memandangi punggung Arka yang menghilang di balik pintu.

Arka menutup pintu dengan pelan. Dia memandang ibunya yang sepertinya sudah tidak sabar dengan apa yang akan mereka bicarakan.

"Jadi karena gadis itu?"

One Deeper LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang