_Episode 15_
..
.
Di tengah suasana malam kota Jakarta yang penuh keramaian. Sebuah hyundai silver melaju membelah jalanan dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil itu, seseorang berwajah tampan tengah fokus di depan kemudi. Mati-matian laki-laki itu memfokuskan diri pada jalanan. Raganya memang berada di depan kemudi. Tapi jiwanya entah terhempas kemana.
Bayangan-bayangan kemesraan Arka dan Raisa terus menghantui pikiran Tirta. Apalagi beberapa kali Tirta sempat tidak sengaja mempergoki Raisa dan laki-laki itu sedang bermesraan. Dia tersenyum miris mengingat semua kemesraan yang mereka ukir.
Di satu sisi Tirta turut bahagia melihat Raisa tersenyum bahagia. Tapi di sisi lain hatinya begitu sakit melihat laki-laki lain lah yang membuat perempuan itu tersenyum bahagia Bukan dirinya.
Rasa cemburu di hati Tirta kembali meletup saat mempergoki keduanya bermesraan di atas ranjang Raisa. Hal itu terjadi kemarin malam saat Tirta melakukan visit ke ruang rawat Raisa. Dia langsung disuguhi pemandangan tidak menyenangkan. Apalagi raut malu Raisa malam itu terus terekam di pikirannya.
Tirta tahu itu semua pasti akal-akalan Arka agar bisa tidur di samping Raisa. Kalau laki-laki itu berniat untuk membuatnya cemburu. Dia sudah berhasil. Berhasil dengan sangat telak! Dia tak hanya membuatnya cemburu. Tapi membuat amarah kembali menguasai hatinya!
Tirta memukul setir kuat-kuat. Kenapa bukan dia yang menjadi kekasih Raisa? Kenapa harus ada laki-laki lain disamping perempuan yang disukainya? Kenapa? Tirta menghembuskan nafas dalam. Seandainya saja...
Seandainya Tirta bertindak lebih cepat. Mungkinkah Raisa masih bisa dia miliki. Ah, tapi tak ada jaminannya juga Raisa akan menerima cintanya. Bahkan Tirta juga tidak tahu sudah berapa lama Arka dan Raisa menjalin hubungan. Bisa saja Raisa sudah berpacaran dengan laki-laki itu sebelum Tirta mengenalnya.
Sekelebat bayangan seseorang melintas di depan mobil Tirta. Membuat Tirta tersadar dari lamunannya. Dia mencengkeram setir lalu menginjak rem kuat-kuat. Menimbulkan bunyi decitan panjang yang membuat tubuh Tirta terdorong ke depan.
Tirta menghempaskan punggung di jok. Nafasnya terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang. Baru saja dia nyaris menabrak seseorang. Tirta memukul setir keras-keras. Ini semua gara-gara otaknya yang hanya dipenuhi oleh Arka dan Raisa.
Dengan gerakan cepat Tirta membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Dia menghampiri seorang gadis remaja yang tadi hampir menjadi korban tabrakannya. Gadis berambut pendek itu masih terlihat shock akibat kejadian tadi.
"Kamu baik-baik aja? Ada yang terluka?" tanya Tirta dengan nada gusar.
Si gadis itu hanya menggeleng dengan wajah gugup. Setelah mengatakan kalau dia tidak apa-apa, gadis itu dengan cepat menyebrangi jalan raya yang lengang. Arah pandang Tirta masih terus mengikuti punggung gadis itu hingga dia masuk ke dalam gang kecil.
"Buset Tirta! Lo hampir aja jadi seorang pembunuh." gumamnya.
Sudut mata Tirta menangkap sebuah minimarket tak jauh dari tempatnya berdiri. Dia menghembuskan nafas amat panjang. Sepertinya dia butuh seteguk air dan sesuap roti. Tak ada salahnya mampir sebentar ke minimarket itu.
Minimarket itu tak begitu ramai saat Tirta masuk ke dalamnya. Seorang penjaga langsung mengucapkan selamat datang padanya. Di penjuru minimarket itu hanya ada dua orang, laki-laki dan perempuan yang sedang berbelanja.
Tirta tak tahu apa yang harus dibelinya. Dia melihat-lihat sederet makanan. Tapi makanan-makanan itu tak menarik minatnya. Setelah menimbang-nimbang dan memutari seisi minimarket. Akhirnya pilihan Tirta jatuh pada sepotong roti sandwich dan beberapa potong onigiri. Tak lupa dia membeli satu botol air mineral.
![](https://img.wattpad.com/cover/331381886-288-k122907.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Deeper Love
RomansaNasib apes sedang menaungi Raisa Della Anugrahita, sudah lebih dari 10 hari ibunya dirawat di rumah sakit. Dan berbagai masalah timbul karenanya. Salah satunya adalah bagaimana cara Raisa membayar biaya perawatan rumah sakit yang berkali-kali lipat...