22. 🦋

545 27 0
                                    

"Dengan kata kehilangan kita menjadi lebih bisa menghargai apa yang di punya."
.
.
.
.
.

Selesai dengan sholat subuhnya Gus Fahmi segera berangkat ke Jakarta,tidak lupa untuk pamit kepada ummi dan Abi nya.

"Ummi Abi, Fahmi pergi dulu ya" ucapnya dengan nada sendu. "Iya nak hati hati ya semoga salsa ada di sana" ucap Fatimah dan di angguki oleh Fahmi.

"Ingat semua kesalahan kamu harus kamu tanggung jawab kan, selesai masalah dengan hati yang tenang jangan gegabah" ucap kyai.

"Iya Abi, umi assalamualaikum" ucap nya dan menyalami tangan kedua orang tua nya.

Fahmi pergi mengendarai mobil Pajero sport warna putih, sungguh saat ini perasaan nya sangat kacau dan tidak tenang.

Sudah 2 Minggu terakhir tidak ada masalah di pesantren, biasa nya salsa yang membuat masalah tapi sekarang biang nya saja sudah kabur,bangkai nya pun di bawa sama dia tanpa ada meninggalkan sedikit pun jejak.

Rasa nya jika tidak ada masalah sangat tidak seru, hanya salsa saja berani membuat masalah besar seperti itu.

Di dalam mobil Gus Fahmi tetap fokus mengendarai tapi tidak dengan fikiran,dia mengingat ketika salsa meminta surat keterangan pembelajaran, di hukum berdiri di lapangan, dan masih banyak lagi. Walaupun di hukum dengan hukuman yang berat berat salsa tidak menghiraukan nya, toh dia b aja sama semua nya, tapi tidak dengan semua ini bisa di bilang salsa lari dari masalah.

"Sal aku minta maaf, sumpah aku gatau kalo kamu ikutin lomba aku minta maaf udah bilang kamu jalang, aku minta maaf udah bilang kamu numpang" ucap fahmi sendiri di dalam mobil.

Kurang lebih 3 jam Gus Fahmi sudah sampai di pekarangan rumah salsa.

Tiinggg toonggggg........

Fahmi memencet bel rumah, dan tidak berapa Dina membuka pintu.

"Eh Fahmi kenapa nak?" Tanya Dina kepada menantunya. "Maafin Fahmi ma" ucap nya dengan menyalami tangan Dina dan tidak ketersengajaan air mata nya jatuh menimpa tangan Dina.

"Kok nangis, ayo masuk dulu" ucap Dina dan merangkul Fahmi untuk masuk ke dalam.

Fahmi dan Dina duduk bersampingan di sofa, sungguh Dina sangat heran dengan perlakuan Fahmi. "Ini minum dulu mi" ucap Roni yang datang dari dapur.

Fahmi meminum air, dan sedikit menenangkan hati nya. "Ma,pa salsa ada di sini?" Tanya Fahmi. "Laah kan salsa di pesantren kok kamu nanya gitu emang kamu ga ketemu salsa di sana?" Tanya Dina.

Fahmi melihat ke arah Roni yang duduk tidak jauh dari sana. "Pa,ma Fahmi minta maaf, sebenarnya Fahmi sama salsa berantam" ucap nya dan langsung menundukkan kepala nya.

"Kok bisa kalian berantam? Ada masalah apa?" Tanya Roni. Fahmi menceritakan semua yang terjadi tanpa ada tambahan sedikit pun.

"Ma, pa Fahmi minta maaf ga bisa jagain salsa, bukan nya ngejagain Fahmi malah buat salsa pergi" ucap nya berlutut ke arah dua orang tua tersebut.

"Sudah sudah kamu duduk dulu nak, apa kamu tau kami saja tidak pernah membentak putri semata wayang kami.walaupun salsa nakal tapi di balik kenakalan nya ada sifat kekanak-kanakan di dalam dirinya, salsa tidak bisa di bentak seperti itu. Apalagi kamu menyebutnya dengan kata yang menjijikkan itu. Kami tidak bisa memaafkan mu jika kamu belum dapat maaf dari salsa" ucap roni.

Belongs To Gus Fahmi (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang