Salah paham

7 2 1
                                    

Karra Pov

Dia alex.

Alex pacarnya adisti sahabatku.

Aku memeluk pacar sahabatku. Aku tergagap dan mundur mencoba melepas pelukanku dipinggang alex.

"Sorry lex, Sorry gue.." Alex kembali memelukku dengan raut ketakutan diwajahnya.

"Lex..." Aku masih berusaha melepas pelukan yang tidak seharusnya ini. Dengan berat akhirnya alex mau melepasku.

"Kita keluar dari sini.." ucap alex menangkup kedua pipiku. Kemudian menarik sebelah lenganku untuk keluar dari toilet. Sebelum keluar aku sempat membaca tulisan diatas kertas HVS yg tertempel didepan pintu.

Toilet rusak, sedang dalam perbaikan!

DEG

Baiklah, ada yg ngerjain aku dengan sebegitu kejam dan drama.

Ini kriminal!

Alex menggiringku kearah mobilnya dan membukakan pintu untukku. Lututku msih terasa lemas, dan dadaku masih berdebar ketakutan. Beberapa saat setelah aku tenang, Alex memacu mobilnya meninggalkan sekolah dan membuatku menghela nafas lega.

"Lex makasih ya." Ucapku menoleh pada Alex yang sedang fokus mengemudi.

"Sama2 Ra, Yang penting lo nggak papa. Kita makan dulu baru gue anter lo pulang! Muka lo pucet banget." Dia berbicara tanpa menatapku.

"Nggak usah repot2 lex, Bunda dirumah pasti nyariin gue." Sergahku pelan.

"Makan sebentar Ra! Kasihan bunda lo klo liat kondisi lo kyak gini." Alex kali ini menatapku sekilas dengan sorot mata tajam dan rahangnya mengerah.

Tetapi benar juga yg dibilang Alex. Aku membayangkan betapa histerisnya bunda kalau tau aku hampir pingsan kekunci di toilet. Seumur2 baru kali ini.
Eh, tapi dari mana alex tau?!!

"Lex.., dari mana lo tau gue ada disana tadi?" Tanyaku memberanikan diri.

"Si adisti heboh nyariin lo. Dari pas dia pulang sekolah tadi. Katanya lo tiba2 ngilang. Padahal sepeda lo msih ada diparkiran. Ya itu insting gue aja, dan ternyata bener." Penjelasan Alex cukup masuk akal untuk kuterima.

"Makasih ya lex. Kalau nggak ada lo, gue nggak tau gue bakalan jadi apa didalam toilet sampai busuk."

"Jangan ngomong gitu Ra!!" Alex menatapku marah.

Kalimat alex barusan ngingetin aku sama biasanya alle. Dia selalu bilang gitu tiap aku ngomong ceplas ceplos. Alex beneran ngajak aku makan disebuah resto. Aku yg lapar dengan cepat menghabiskan makanan dan buru2 ingin segera pulang.

Dalam perjalanan pulang aku mengantuk karena lelah sekaligus kenyang. Tak ingin memikirkan apalagi mengingat kejadian ditoilet tadi. Seperti sebuah mimpi buruk.

"Karra, Bangun, Sudah sampai." Suara lembut dan usapan hangat dipipiku membuai anganku ke alam mimpi.

"Karra, bangun."

Aku membelalak saat sadar posisiku terakhir tadi dan mengerjapkan mataku berkali2. Ketika aku menoleh, aku mendapati alex mencondongkan tubuhnya kearahku. Dekat, sangat dekat. Aku bahkan bisa merasakan nafasnya menyapu wajahku.

"Eh lex, ada apa?" Aku memundurkan tubuhku menempel pada pintu mobil.

"Bangunin putri tidur yg ileran." Ucap alex tersenyum geli.

Astaga!!!

Beneran aku ileran?

Aku mengusap wajahku terutama daerah bibir dan membuka pengait pintu yg ternyata sudah dibuka lebih dulu oleh alex.

Second PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang