perjodohan

10 3 1
                                    

Author pov

Alle memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Amarahnya bahkan masih terlihat jelas, rahangnya mengeras dan tak ada senyum menghiasi bibirnya.

*drrrttt..

Alle merogoh ponsel disaku celana dan menatap layar dengan dahi berkerut.

From. Sisi
Kak alle ntr sore jangan lupa jemput sisi ya.

Alle memejamkan matanya sesaat kemudian membalas singkat pesan sisi.

To. Sisi
Hampir aja kakak lupa. Iya nanti kkak jemput jam 4 sore sekalian makan malam.

balas alle meletakkan ponselnya diatas dasbord dan memacu kembali mobilnya membelah jalanan yg cukup sepi.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, Alle memarkir mobilnya memasuki area gedung perkantoran.

"Eh.. Ada mas alle. Tumben mas pagi2 kesini? Nggak sekolah?" tanya pak satpam dengan senyum cerianya.

"Udah agak siangan kali pak. Bapak ada?" balas alle tak kalah ramah meredam sedikit amarahnya tadi.

"Ada mas, bapak belum keluar sejak datang tadi pagi."

"Duluan ya pak."

"Iya mas"

Alle berjalan dengan tak sabaran. Semua karyawan tampak menatap kagum kearah alle.

Selalu! Tuan muda dengan ketampanan diatas rata2 akan menarik perhatian kaum hawa sekalipun usia mereka terpaut sangat jauh. Dan untunglah alle bukan tipe penyuka wanita yg lebih tua.

"Selamat siang mas alle." sapa sekretaris yg berjaga didepan ruangan direktur utama yg terletak di lantai 15.

"Siang mbak lusi. Bapak ada?" tanya alle lagi begitu sampai didepan meja sekretaris satu.

"Bapak sedang ada tamu, tunggu sebentar akan saya tanyakan." Jawab sekertaris bernama Lusi tadi.

Alle mengangguk kemudian mengedarkan pandangan kesekeliling
Tempat yang masih sama sejak 10 tahun yang lalu dan tidak pernah ada keinginan si pemilik untuk mengubahnya. Alle jarang datang ke kantor ini kalau tidak ada hal yang sangat mendesak.

"Silahkan masuk mas, kata bapak."

"Trimakasih mbak."

"Sama2 mas alle."

Alle berlalu melangkahkan kakinya kearah pintu berukuran cukup besar dan meraih knop tembaga yg menghiasi pintu kaca berwarna gelap itu.

*ceklek

"Asslamualaikum pa." sapa alle begitu pintu terbuka.

"Waalaikumsalam." balas papa alle sumringah.

"Waalaikumsalam.. Kejutan huh?" ucap seseorang yg tersenyum menatap alle.

"Kak amar disini?" tanya alle mencium tangan papanya kemudian tangan Amar Tyson kakak kandung alle sekaligus GM di salah satu cabang perusahaan milik papanya.

Penampilannya terlihat dewasa diusianya yg menginjak 26 tahun dengan balutan jas kantor berwarna biru metalik dan dianugrahi wajah setampan pangeran dari negeri dongeng.

"Ada perlu, anak kecil pagi2 disini ada perlu juga?" balas amar

"Iya. Ada perlu sama papa, kak amar mau makan siang sama2 setelah dari sini?" Tawar alle mengingat mereka jarang sekali bertemu karena kak ammar lebih sering tidur di apartement miliknya yang dekat dengan kantor cabang.

"Lain kali, kakak ada meeting setengah jam lagi! Pa! Amar pamit, Asslamualaikum" ucap pria blesteran arab dan sunda yang sangat kental.

"Waalaikumsalam, Hati2 kak" ucap alle dan dibalas usapan lembut dari amar di kepalanya.

Second PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang