18. Marah.

2.2K 296 20
                                    

Enjoy!

Winan berjalan dengan terburu-buru setelah mendapat kabar bahwa Kirana di keroyok oleh Isa dan teman-temannya. Ia baru saja kembali dari Surabaya setelah beberapa hari ia mengikuti turnamen basket di kota itu.

Baru saja ia akan merebahkan tubuhnya tiba-tiba Ree menghubungi dirinya kalau sang kekasih sudah tak sadarkan diri dan di bawa ruang kesehatan katanya.

"Kiran nya, dimana?"

"Di dalem Win, Lo masuk aja. Anaknya belum sadar, di dalem ada Anna juga." Balas Ree yang memang sedari tadi ada di ruang kesehatan.

Setelah mendapat jawaban, Winan dengan cepat masuk ke dalam. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Kirana yang terbaring dengan memar di pipi dan sudut bibirnya sedikit berdarah.

"Kirana..." Gumam Winan seraya menatap sedih sang kekasih.

"Anaknya di keroyok sama Isa, tadi ada si Jeremy juga ikutan."

"Anjing." Umpat Winan.

"Gue titip Kirana sebentar ya, Kak? Gue mau samperin Isa dulu."

Sebelum Winan pergi, Anna dengan cepat menahan tangan kekasih dari sepupunya itu, lalu menggeleng pelan.

"Jangan berantem, Kirana nggak suka kan liat lo berantem?"

"Nggak bisa Kak, gue gak akan diem aja liat cewek gue di giniin." Ucap Winan sambil melepaskan tangan Anna lalu melenggang pergi meninggalkan Anna yang terdiam.

Tak lama dari itu, Kirana bangun dari pingsannya.

"Ann, gue dimana? Shh sakit banget bibir gue."

"Jangan bangun dulu, lo tiduran aja. Lagian kok bisa sih lo di keroyok sama geng nya si Isa?"

"Nggak tau, emang gak jelas tuh orang."

Kirana memejamkan matanya sambil menahan perih di sudut bibirnya yang terluka, ia tak habis pikir dengan Isa yang seperti orang gila saat menghajarnya tadi.

Emang sinting, pikir Kirana.

Sudah genit, ganjen, tidak tahu diri pula. Sudah tau Winan itu kekasihnya, hidupnya, semesta nya, Isa masih saja ingin merebut Winan darinya.

Gila beneran.

Jika Winan tahu, ia yakin kekasihnya tidak akan tinggal diam dan mungkin akan menghajar Isa, seperti Isa menghajar dirinya. Winan kan sayang banget sama dirinya, hehe.

Percaya diri aja dulu.

"Winan tadi kesini," celetuk Anna yang sibuk memakan buah apel milik Kirana.

"Oh iya? Terus sekarang ayang gue kemana?" Tanya Kirana heran.

"Pergi, nyari si Isa."

Kirana yang mendengar itu membelalakkan matanya, jangan sampai Winan beneran menghajar Isa.

Bisa gawat.

"Please cari Winan, dia suka nggak ketahan kalo ngamuk!" Pekik Kirana kencang.

Ia memang senang jika Winan membela dirinya, tapi kadang kekasihnya itu akan habis habisan jika menyangkut dirinya.

Ia takut Winan nya terluka. Kalo Isa yang terluka sih, bodo amat. Itu bukan urusan dirinya.


•••

Bugh!

Jeremy tersungkur setelah mendapat pukulan dari Winan, yang ketiga kalinya. Kekasih Kirana itu benar-benar mengamuk di depan gedung fakultas Hukum.

WIRANA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang