12. Cium

2.9K 310 19
                                    

Enjoy!

Winan menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kirana yang masih terlelap damai, ia baru saja kembali dari kampus karena ada satu kelas yang tidak bisa ia tinggalkan. Lalu ia menatap gadisnya yang terlihat seperti bayi jika tertidur, tak bisa di pungkiri bahwa ia merasa sangat senang karena Kirana kini tinggal bersamanya, tentu atas izin Tante Jennie dan ibu nya, Rani.

"Masak apa beli ya?" Gumam Winan pada diri sendiri.

"Beli aja deh, sekalian gue belanja buat stok kulkas," gumam nya lagi, lalu Winan beranjak dari tidurnya dan mengambil jaket serta kunci motornya.

"Aku pergi dulu ya sayang," ucap Winan pada Kirana dan mengecup sekilas kening kekasihnya.

Setelahnya ia bergegas pergi sebelum hujan turun, awan di luar sudah terlihat mendung dan mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Sesampainya di minimarket Winan segera mencari semua keperluan yang ia butuhkan, seperti membeli gula dan garam yang mulai habis, atau membeli susu favorit kekasihnya dan masih banyak lagi.

"Semua nya jadi 450.000 kak," ucap mbak kasir setelah menghitung semua belanjaan milik Winan.

"Ini mbak," ucap Winan sambil memberikan kartu nya untuk membayar.

Setelah membayar Winan membawa dua kantong keresek berisi belanjaan ke motornya, dan bergegas untuk pulang. Namun sayang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

"Ah sial, malah hujan. Mana gue nggak bawa mantel lagi," rutuk Winan kesal, dengan terpaksa ia harus menunggu hingga hujan reda, kalau menerobos ia takut Kirana akan mengamuk.

Sedangkan di apartemen, Kirana sudah terbangun dan terlihat bingung.

"Winan udah pulang? Tapi orang nya kok nggak ada ya," gumam Kirana saat melihat tas dan hp Winan yang tergeletak di meja belajarnya.

Tak ambil pusing Kirana memilih bangun untuk ke kamar mandi dan membasuh muka nya, perutnya juga terasa sangat lapar.

"Duh laper, Winan kemana sih?"

Kirana berjalan ke dapur untuk mencari apa saja yang bisa ia makan, sebelum itu ia sempat melirik ke arah jam dinding yang menampakkan pukul empat sore, pantas saja perutnya meronta-ronta minta di isi.

Ceklek

Kirana menoleh saat pintu apartemen terbuka, di lihatnya Winan yang baru saja tiba dengan kantong belanjaan di kedua tangannya.

"Lho, udah bangun?"

Kirana mengangguk lalu menghampiri Winan, memeluk posesif kekasihnya, tak peduli jika Winan merasa kerepotan karena ia memeluk Winan erat.

"Winan, Kiyan laperrrr..." Rengeknya pada Winan.

"Utututu bayi ku laper? Sebentar ya, aku beresin ini dulu terus kita makan oke? Tadi aku beli naspad," ucap Winan sambil menata barangnya di kulkas.

"Aku juga beli ice cream," lanjutnya.

"Aku mau!"

"Nanti ya sehabis makan," balas Winan, Kirana mengangguk patuh dan duduk di kursi sambil terus memperhatikan Winan.

"Tadi kamu pulang jam berapa?"

"Aku pulang jam tiga, istirahat bentar abis itu langsung pergi belanja. Harusnya sih aku pulang dari tadi, cuman tiba-tiba hujan turun, harus nunggu deh."

"Oh di luar hujan, ya?"

"Iya, baru reda barusan. Makanya aku buru-buru pulang karena takut hujan lagi. Nah sekarang kita makan," ucap Winan sambil menata piring di hadapan Kirana.

WIRANA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang