22. Ending.

804 170 20
                                    

Enjoy!

Kirana terbangun dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuh nya, mata nya menelisik seluruh ruangan, ia di kamar Winan?

"Udah bangun?" Tanya Winan sambil mendudukkan dirinya di samping Kirana.

"Kok kamu disini? Bukannya kamu ke Sydney ya?"

"Hah?"

Winan menatap aneh ke arah Kirana, sejak kapan dirinya ke Sydney? Padahal sejak kemarin ia di sibukkan dengan skripsi nya yang baru saja di acc tadi pagi.

"Kamu ngelindur apa gimana, sayang?"

Mendengar perkataan Winan, Kirana menjatuhkan air matanya dan memeluk Winan dengan erat. Winan bingung tapi membalas pelukan kekasih nya.

"Hey, are you oke honey?" Tanya Winan saat tangisan Kirana semakin kencang.

"A-aku mimpi buruk..."

Winan mengangguk paham dan mengelus punggung Kirana dengan sayang.

"Udah ya? Sesek nanti kamu, itu cuman mimpi."

"Mimpinya jelek, masa aku jahat disitu! Masa aku putusin kamu cuman gara-gara kamu sibuk, terus kamu pergi ke Sydney ninggalin aku hueeee!"

Winan terbahak mendengar penuturan lucu dari kekasih kecil nya ini.

"Kok kamu malah ketawa sih?!"

"Maaf maaf, habisnya pacar kecilku ini lucu banget sih. Udah ya nangis nya, mending kita sarapan semalem kamu gak makan malah langsung bobo gitu aja."

"Aku capek tau semalem!"

"Hahaha iya iya, yaudah aku ke bawah dulu ya. Kamu cuci muka terus ke bawah oke?"

"Heem."

Winan tersenyum dan mengusap sayang kepala Kirana, setelah itu iya melenggang pergi menuju dapur.

"Hah ternyata cuman mimpi," gumam Kirana merasa lega.

Ia tak akan sanggup jika dirinya benar-benar berpisah dengan orang yang selalu berada di sisi nya sejak dulu. Orang yang selalu jadi garda terdepan saat dirinya kesusahan, orang yang selalu dengan suka rela menawarkan pelukan saat dirinya di landa kesedihan, selalu menjadi orang yang membuatnya tertawa dan terhibur saat ia merasa lelah.

Dirinya bergantung pada Winan.

•••

Winan menatap Kirana yang sejak tadi diam, sejak pagi tadi hingga siang ini gadis nya itu banyak diam.

"Kamu kenapa, masih kepikiran mimpi itu ya?"

Kirana menoleh dan bergerak mendekati Winan yang duduk di ujung sopa, tubuhnya ia jatuhkan pada pelukan hangat sang kekasih.

"Aku takut Winan, gimana kalo kamu beneran ninggalin aku nanti?"

Winan terkekeh.

"Sayang, aku gak mungkin lah ninggalin pacarku yang cantiknya kebangetan ini. Coba belah dada ku deh, biar kamu tau isi nya apa."

"Emang isinya apa?" Tanya Kirana polos.

"Jantung lah, apalagi."

"Kok ngeselin?!"

"Becanda sayangku, biasa aja dong liatin aku nya," ucap Winan sambil menutup mata Kirana yang melotot ke arahnya.

WIRANA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang