07. Kiran Cemburu

3.5K 332 28
                                    

Enjoy!

"Kamu beneran bisa sendiri?"

Winan menghela nafas lelah seraya menatap dalam mata Kirana yang menyorotkan rasa khawatir, kini mereka berdua berada di depan kelas Winan, dan Kirana sudah bertanya hal yang sama lebih dari lima kali.

"Aku baik-baik aja Kirana, percaya sama aku oke?"

"Tapi aku khawatir kamu jatuh Winan, lagian kenapa ngotot pengen kuliah sih?"

"Aku udah nggak masuk selama dua minggu Kirana, lagian kaki aku udah mendingan," Keluh Winan seraya menggoyangkan kaki nya yang terbalut perban.

"Mendingan gimana, kamu aja jalannya masih di bantu sama tongkat," cibir Kirana

Winan meringis, "Aku beneran nggak apa-apa, mending kamu cepet ke kelas deh nanti kalau telat nangis-nangis kayak waktu itu."

"Winan! Nggak usah di ingetin. Ya udah aku ke kelas, nanti kalau kelas aku selesai aku kesini lagi."

"Okay, yang semangat belajarnya!"

"Iya Winan, dadah!"

"Bye, Ki!"

Winan tersenyum menatap punggung gadis tersayang nya, kaki kecilnya melangkah dengan riang, rambut panjangnya bergoyang ke kiri dan ke kanan. Winan menggeleng pelan, kenapa ia jadi ingin pergi menyusul Kirana? ah gadisnya itu memang selalu menggemaskan di matanya.

"Udah mendingan lo?"

Winan menoleh ke arah teman sebangkunya, lalu ia tersenyum dan mendudukkan dirinya di samping Reenan –Sahabat sekaligus teman sebangkunya.

"Masih sedikit linu sih, tapi gue paksain aja. Nggak mau ngulang semester gue, pusing."

"Hahaha resiko bro, lo tau anak psikologi tuh beuh mantap."

"Ngomong apa sih, lo?"

Mereka berdua saling tatap dan tertawa secara bersamaan, tak lama dari itu dosen tiba.

Winan mengetuk-ngetuk bolpoin miliknya ke meja, dirinya merasa pusing dan tak paham dengan penjelasan sang dosen, terlebih lagi kaki nya terasa linu karena di biarkan menggantung begitu saja. Ah, ia baru ingat ucapan Kirana tadi pagi, ia tidak boleh terlalu banyak menggerakkan kakinya, tapi sekarang ia malah menggoyang kan kaki nya, pantas saja terasa linu.

"Kaki gue sakit," bisik Winan pada Ree

"Mau ke ruang kesehatan aja?" Tawar Ree menatap Winan khawatir.

Winan menggeleng, "Nggak perlu lah, diemin bentar juga ilang nanti sakitnya."

"Kalo makin sakit bilang aja," ucap Ree sekali lagi, Winan tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Menit-menit berlalu, tak terasa kelas telah berakhir. Winan berdiri di bantu dengan tongkat nya, lalu perlahan berjalan keluar kelas.

Ree? Anak itu pergi ke toilet setengah jam yang lalu, dan belum kembali.

"Ahk!"

Winan terjatuh setelah terkejut karena saat ia akan keluar ada seseorang yang muncul di hadapannya, dengan cepat si gadis itu membantu Winan untuk berdiri dan membawanya ke kursi.

"Lo nggak apa-apa? Sorry gue nggak liat kalo lo mau keluar," ucap si gadis dengan raut bersalah.

"Gue cuman kaget, tapi kaki gue juga sedikit sakit sih, selebihnya gue nggak apa-apa. Lagian anak kedokteran kenapa kesini, Gik?"

"Gue mau ketemu Miss Dania, mau ngurusin nilai gue. Nah kebetulan Miss Dania di kelas lo, jadi gue kesini. Sumpah deh gue minta maaf," jawabnya seraya memegang tangan Winan.

WIRANA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang