Warning: Super OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, alkohol dan lemon!
.
.
Makan malam pertama putra-putri Hyuuga plus Sasuke sejak mulai tinggal bersama. Mereka bukannya tidak pernah dekat. Dulu sekali mereka semua hidup bersama di manshion Hyuuga. Keluarga Hyuuga adalah gambaran keluarga bahagia dengan seorang putra dan dua putri kembar. Lalu, saat putri mereka hampir berusia tiga tahun, seorang anak laki-laki tiba di rumah Hyuuga.
Awalnya anak laki-laki itu diadopsi untuk menjadi tukang kebun keluarga. Saat melihat bocah berambut hitam di panti asuhan yang sering dikunjunginya, Hikari si istri, memutuskan untuk merawatnya. Lama-lama anak itu tumbuh dengan baik. Hiashi menyadari kecerdasan Sasuke dan potensinya. Setelah berdiskusi yang dengan jelas disetujui sang istri, Sasuke diasuh hampir seperti anak sendiri. Meskipun ia masih sering ikut bersih-bersih rumah dan entah sejak kapan menjaga anak-anak Hyuuga, terlebih si bungsu yang memang sangat menempel padanya.
"Bagaimana –ka"
"Jangan tanyakan kabar siapapun saat makan malam!" Sasuke mengernyit pada Hanabi yang memotong ucapan Neji. Andai Sasuke tahu, Hanabi sudah muak pada kakaknya yang tidak pandai berbasa-basi.
"Kita sudah bahas tentang kau yang harus lebih menghargaiku, Hanabi." ucap Neji.
"Aku menghargaimu, Kak. Sangat. Asal kau perbaiki saja caramu berbasa-basi itu." Neji menghela napas. Kritikan Hanabi meluncur dengan lancar.
"Aku serius ingin bertanya pada Sasuke dan Hinata." Hinata mendelik saat namanya disebut. "Kalian benar-benar yakin dengan pertunangan ini?"
"Kenapa? Itu keinginan ayah. Dengan begitu kau juga bisa mengawasiku lewat orang yang dengan mudah kau kontrol 'kan, Kak?" jelas Hinata mengejek saat bicara.
"Kita saudara, Hinata. Kita berempat sudah dekat sejak lama. Aku benar-benar serius ingin kita semua berbaikan seperti dulu."
"Oh, ya? Tapi aku merasa kalian hanya mencoba agar bisa mengontrolku."
"Bisa tidak sih kau berpikiran baik tentang kami?" Hanabi mendelik pada Hinata. "Delapan tahun pelarianmu, apa kau pikir ini mudah untukku dan Kak Neji? Tidak. Kita juga butuh penyesuaian, Hinata."
"Kami hanya akan mencobanya." Sasuke bicara, mendului Hinata yang sepertinya hendak membalas Hanabi.
"Paman Hiashi memintaku untuk menjaga Hinata. Jadi, kami putuskan untuk coba menjalaninya dulu. Kalau memang tidak bisa, Hinata sudah tahu resikonya." Hinata mengernyit, ia tidak pernah bicara begitu sepertinya. Sedangkan Hanabi mengernyit juga untuk alasan yang lain. Sejak kapan Sasuke jadi sepupunya?
"Begitu? Itu memang urusan kalian berdua tapi kalau kau dan Hinata perlu sesuatu, kalian bisa menghubungiku. Aku harap itu memang benar-benar yang kalian inginkan."
"Aku ingin makan malam di kamar." Hinata berdiri tepat saat Matsuri menyajikan makanan di meja. Ia melirik Matsuri sekilas untuk memberinya kode sebelum pergi memasuki kamarnya.
"Lihat, dia pergi lagi seperti anak kecil." Hanabi berdecih melihat tingkah Hinata. Lalu, ia menoleh pada Sasuke. "Aku benar-benar penasaran tentang kesepakatan kalian, yang sebenarnya."
Sasuke menatap bingung pada Hanabi. Apa lagi sekarang? Tidak cukup Hinata membuatnya gelisah, kini kembarannya ikut mencari pertikaian. Oh Tuhan, Sasuke akan kembali repot seperti mereka kecil dulu.
.
.
Suara ketukan pintu terdengar. Hinata berteriak dari ranjang untuk membiarkan orang yang mengganggunya masuk. Terlalu malas untuk bangkit, Hinata duduk di atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond [SasuHina X Kiba]
FanfictionRating: M, 21+ BUKAN BAGIAN DARI UNIVERSE UNWANTED BOND SHIKAHINA!!!! Hinata memang pernah ingin terikat dengannya. Membayangkan ia tenggelam pada titik terdalam Hinata. Tapi, Hinata sudah tidak mau. Keinginannya sudah mati sejak bertahun-tahun lalu...