.
.
TOK TOK
Pintu ruang kerja Sasuke terbuka, seorang laki-laki berambut kuning terang menyembul. "Sasuke, Tuan Houzuki sudah datang," kata pria itu.
"Baiklah, aku akan segera menyusul, Naruto." Sasuke berdiri dari kursi kerjanya. Ia merapikan kemeja, mempererat dasi di lehernya. Lalu, ia mengikuti Naruto menuju pintu depan pabrik.
"Selamat datang di pabrik kimino Hyuuga, Tuan Houzuki!" Sasuke menyambut seorang pria berambut putih kebiruan. Pria tersebut tersenyum menampilkan deretan gigi-giginya yang runcing.
"Tidak perlu formal begitu. Panggil saja aku Suigetsu, Sasuke?" Suigetsu menaikkan sebelas alisnya. "Aku yakin Karin sudah memperkenalkanku padamu, 'kan?"
Sasuke mengangguk. "Tapi, urusan pekerjaan tetap pekerjaan 'kan, Tuan?" Sasuke mengulurkan tangannya. "Mari, saya antar berkeliling."
Sasuke mengenalkan Suigetsu, seorang investor muda, pada sistem operasional pabrik kimono keluarga Hyuuga yang dipimpinnya. Setelah melihat-lihat, Suigetsu yakin untuk membeli saham di usaha Hyuuga. Seperti yang dikatakan oleh konsultan keuangannya, Karin Uzumaki, perusahaan Hyuuga adalah salah satu usaha yang menjanjikan.
"Aku putuskan untuk memberi suntikan dana. Desain dan proyek kimono musim dingin kalian juga menjanjikan." Suigetsu menghentikan langkahnya. "Tapi aku tidak ingin membicarakan kontrak kerja di sini. Bisakah kalian mencarikan restoran yang tepat untuk bicara dan siap-siap makan siang?"
Sasuke dan Naruto saling berpandangan sebentar. Lalu, pria kuning terseyum dengan berbinar. "Tentu saja, Tuan! Saya tahu restoran yang bagus!"
Naruto mengantar Suigetsu dan Sasuke ke sebuah restoran ramen tersohor, Ichiraku. Sayangnya hari ini Ichiraku tutup karena pemiliknya sedang berlibur. Naruto gugup saat melihat raut kesal Suigetsu.
"Ah, dua gedung dari sini ada restoran mewah yang menjual makanan Jepang, Tuan. Mu-mungkin kita bisa berjalan ke san?" tawar Naruto. Suigetsu menghela napasnya.
"Baiklah." Suigetsu memberi kode pada supir pribadinya untuk menunggu mobil di pinggir jalan, khusus tempat parkir. Selanjutnya Naruto, Suigetsu, dan Sasuke berjalan ke arah utara. Kiri kedai Ichiraku, menuju restoran mewah yang terhalang dua gedung.
"Sasuke?" Naruto menatap Sasuke yang tertinggal. Atasannya itu berhenti di sebuah kafe, tepat sebelum gedung restoran yang mereka tuju. "Kau kenapa?"
Panggilan Naruto membuat Sasuke tersadar. Ia pun menoleh pada Naruto dan Suigetsu yang dua langkah di depannya. "Ah, maaf. Aku hanya merasa melihat kenalan." dengan kedua tangan terkepal di dalam saku celana, Sasuke kembali berjalan mengikuti Naruto dan Suigetsu.
.
.
Hinata kembali ke rumah setelah jam makan siang. Ia cukup lama menghabiskan waktu di kafe. Setelah menghabiskan katsu yang jadi sarapan dan makan siangnya, Hinata tidak segera pulang. Ia mampir ke sebuah toko buku samping kafe dan membeli satu buku novel.
Hinata memasukkan kunci ke lubang pintu, memutarnya hingga kunci pintu terbuka. Hinata masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan mengunci pintu tersebut tanpa mencabut kuncinya.
"Apa kau bersenang-senang, Hinata?"
"Oh shit!"
Hinata menegang ketika mendengar sebuah suara dari dalam kamarnya. Tas jinjing isi buku novel terjatuh karena ia terkejut. Hinata mengambil bungkusan novel, ia berbalik. Benar saja, Uchiha Sasuke sedang bersandar pada lemari bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond [SasuHina X Kiba]
FanficRating: M, 21+ BUKAN BAGIAN DARI UNIVERSE UNWANTED BOND SHIKAHINA!!!! Hinata memang pernah ingin terikat dengannya. Membayangkan ia tenggelam pada titik terdalam Hinata. Tapi, Hinata sudah tidak mau. Keinginannya sudah mati sejak bertahun-tahun lalu...