09

784 84 6
                                    

.

.

Pukul enam pagi. Hinata baru kembali ke rumah setelah club-nya tutup. Saat baru tiba, ia melihat mobil sport asing di pekarangan rumahnya. Hinata ingin tidur. Hidupnya akan kembali menjadi kelelawar sekarang.

"Hinata, baru pulang?"

Duh, ada Neji. Dua puluh dua jam yang lalu, Neji dan Hinata sama-sama keceplosan untuk hal yang sedikit memalukan.

"Ya. Aku bantu beres-beres dan sedikit berbincang dengan pegawai."

"Ayo ikut sarapan dulu." Neji terlihat seperti dua puluh tiga jam yang lalu. Sikapnya biasa saja seolah tidak ada yang terjadi antara ia dan Hinata.

Hinata ikut Neji ke meja makan. Saat tiba di dapur, Hinata menemukan semua orang sudah berkumpul. Ada Matsuri dan seorang pelayan lain yang sedang masak di dekat kompor, ada Sasuke dan Hanabi yang duduk di meja makan, dan ada panda merah yang ikut duduk di samping Hanabi. Oh, iya. Inspeksi Gaara Sabaku.

"Waw, kalian semua berkumpul." Hinata menyapa seadanya. Ia mengambil kursi duduk di samping Sasuke, berhadapan dengan Gaara.

"Apa kau mau ikut peran dalam keluarga Hyuuga juga, Sabaku-san?" Hinata menyindir pada si panda merah.

"Tidak. Tapi mungkin mulai sekarang kita akan sering bertemu, Hinata-san."

Ucapan Gaara membuat Hinata mengernyit. Sering bertemu? Kenapa? Lalu, Hinata melirik pada Hanabi yang masih menunduk di samping Gaara.

"Kau dan Hanabi berkencan?" tanya Hinata.

"Tidak!!" Hanabi menjawab sambil berteriak.

"Kami akan membicarakannya secara privat." Gaara bicara lenggang setelah keadaan hening selama beberapa saat karena teriakan Hanabi. Hinata takjub, bagaimana bisa wajah Gaara tetap datar padahal Hanabi teriak tepat di samping telinganya. Dipikir-pikir lagi, apa benar Gaara dan Hanabi akan terlibat dalam hubungan? Aneh tapi keadaan yang terjadi selama ini memang sudah aneh, 'kan?

Selama sarapan, Hinata sadar jika ia diperhatikan. Sasuke tepat berada di sampingnya. Beberapa kali Hinata bisa melihat Sasuke yang melirik melalui ekor matanya. Belum lagi Neji yang duduk di samping Gaara. Jelas Hinata menangkap tatapan Neji yang sulit diartikan.

"Aku sudah selesai. Terima kasih atas makanannya." Hinata berdiri. Makanannya baru habis setengah tapi ia sudah merasa harus berhenti. Tak tahan dengan kecanggungan yang melanda.

Meskipun ia menjadi pusat perhatian karena pergi duluan, Hinata tak mengindahkan tatapan itu dan pergi menuju kamarnya. Saatnya tidur dan melupakan masalah sejenak.

"Sebentar, Hinata." Sasuke menangkap lengan Hinata yang hendak membuka pintu kamar. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Sasuke.

Hinata membuang napas kasar. "Menurutmu?"

Sasuke memerhatikan penampilan Hinata. Blouse merah muda dan rok hitam selutut. Parfum wangi Hinata masih tercium meskipun pasti sudah tercampur bau alkohol di club semalam. Riasan Hinata juga hanya pudar sedikit. Bagi Sasuke, Hinata terlihat cantik selain sedikit lingkaran hitam di bawah matanya.

"Aku butuh tidur, Sasuke. Aku kerja semalaman jadi sekarang waktunya aku tidur. Permisi." Hinata berbalik tapi lagi-lagi Sasuke menahannya.

"Apa kau marah padaku?"

"Kau pikir saja sendiri." Hinata menarik lengannya dan langsung berbalik. Setelah memasuki kamarnya, Hinata mengunci pintu. Jangan ada yang mengganggu untuk sekarang. Tuan putri benar-benar harus tidur kalau tidak ingin semakin mirip dengan Gaara Sabaku.

Unwanted Bond [SasuHina X Kiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang