Warning: Super OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, alkohol dan lemon!
.
.
Sasuke tidak pernah membayangkan ia akan pergi ke supermarket untuk membeli pembalut wanita. Sasuke bukannya seorang patriarki. Ia hanya merasa bingung karena ini kali pertama untuknya. Apalagi saat mendapatkan tatapan aneh dari si penjaga kasir. Rasanya Sasuke ingin mengutuk laki-laki berambut bob itu karena sudah merendahkan.
"Ini. Seperti yang kau pesan. Tidak ada sayapnya." Sasuke menyerahkan sebuah kantung belanja pada Hinata saat sudah tiba di dalam mobil.
"Apa kau akan diam saja?" Sasuke mengernyit pada Hinata. "Tidak mungkin 'kan aku pakai ini di sini?"
"Oh." Sasuke baru sadar. Ia mulai menyalakan mesin mobil.
"Kita akan kemana?" Sasuke bertanya, ia juga bingung musti kemana.
"Berapa lama lagi untuk sampai rumah?"
"Sekitar satu jam, mungkin."
Siapa sih yang memilih lokasi kremasi Hiashi Hyuuga? Kenapa harus jauh dari rumah?
"Mustinya aku titip beli celana tadi."
Sasuke diam mendengar Hinata. Celana? Hinata butuh celana? Kalau tidak salah, ia masih menyimpan celana olahraganya di mobil –yang rencananya akan ia pakai untuk melawan Naruto main tenis setelah dari pabrik senin besok. Mungkin bisa ganti jadwal saja.
"Apa yang kau lakukan?" Hinata menatap bingung pada Sasuke yang menghentikan mobil. Pria itu juga terlihat mencari-cari sesuatu di jok belakang.
"Ini. Kau bisa pakai celana olahragaku." Sasuke menyerahkan celana olahraga panjang berwarna hitam.
Hinata memandang celana olahraga yang diberikan oleh Sasuke. "Tunggu apa lagi? Ayo carikan aku toilet."
Sasuke mampir di salah satu pom bensin. Hinata turun dari mobil menuju toilet wanita. Jalannya terbata-bata. Sambil menutupi belakang celananya, Hinata pergi dengan waspada.
Sasuke menunggu sekitar lima belas menit. Hinata kembali memakai celana olahraga Sasuke. Lucu sekali. Atasannya yang memakai kemeja crop top terlihat kontras dengan celana yang digunakannya.
"Kenapa ketawa?" Hinata mendelik pada Sasuke saat memasuki mobil.
"Aku hanya teringat masa lalu." mata Hinata menatap Sasuke seolah meminta penjelasan lebih lanjut.
"Kalu ingat? Sekitar sepuluh atau sebelas tahun yang lalu, kau mendapatkan menstruasi pertamamu."
Oh cerita yang memalukan itu, ya?
"Aku masih ingat betul kau menangis diam di dalam kamar seharian. Saat kutemui, kau menangis dan berkata kalau kau merasa akan segera meninggal." Sasuke terkekeh, Hinata menatap kesal.
"Sampai sekarang aku bingung kenapa kau malah cerita padaku, bukan pada Nyonya Hikari."
"Aku masih mending daripada Hanabi yang berteriak heboh!" Hinata berdecak kesal.
Benar juga. Sasuke jadi ingat tak lama setelah Hinata mengalami menstruasi pertamanya, Hanabi juga mengalami hal yang sama. Bedanya kembaran Hinata itu memilih berteriak dari arah kebun dan membuat seluruh keluarga khawatir. Sepertinya Neji benar. Mereka memang butuh mengingat momen-momen indah saat masih bersama dulu.
.
.
Hanabi menatap heran saat Hinata dan Sasuke kembali dengan cepat. Apalagi saat melihat pakaian Hinata. Kenapa pakaiannya sangat tidak matching?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond [SasuHina X Kiba]
FanfictionRating: M, 21+ BUKAN BAGIAN DARI UNIVERSE UNWANTED BOND SHIKAHINA!!!! Hinata memang pernah ingin terikat dengannya. Membayangkan ia tenggelam pada titik terdalam Hinata. Tapi, Hinata sudah tidak mau. Keinginannya sudah mati sejak bertahun-tahun lalu...