6. Pontianak

3.5K 565 531
                                    

Jangan lupa support like, komen, mention di Instagram, dan bantu sebar luaskan cerita ini biar  bertumbuh, ya!

Ikan hiu mam tomat
Iloveyou somat

***

Di tengah keramaian Ayani Mega Mall, Sea duduk dengan earphone yang menempel ditelinganya. Ia bersandar di sebuah kursi tempat vaksin gratis diadakan pada hari weekend. Sea tampak tenang walau seorang diri di sini, dan tak terganggu sama sekali dengan beberapa mata yang menatapnya aneh.

"Kak?"

Samar-samar di tengah musik Langit Biru, ia mendengar suara. Ini adalah kebiasaannya. Setiap ia mendengarkan musik dengan earphone, ia tidak pernah berada pada mode full volume.

Sea yang memakai stelan serba hitam tidak begitu yakin bahwa panggilan tersebut ditujukan padanya.

"Kak?" Panggilan kedua yang ia dengar. Kali ini ia menekan tombol pause pada google play di ponselnya, lalu mencoba untuk tidak menoleh. Ia seakan menunggu, barangkali ada panggilan ketiga. 

"Kakak baju item!"

Sea memberanikan menoleh ke sisi kanan.

"Halo, Kak!" Ucap seorang pria dengan topi abu-abu yang melekat di kepalanya. Sea juga melihat segerombolan teman-temannya sedang kumpul di sana. Mereka serentak memakai masker duckbil bewarna hitam.

"Saya?" Tanya Sea menunjuk dirinya. Mereka kompak menggangguk, membenarkan apa yang Sea tanyakan.

"Kenapa?" Tanya Sea. Ia tetap membiarkan earphone menempel di telinganya, walau tidak ada musik yang sedang ia dengarkan.

"Ini, Kak, temen saya mau kenalan."

Sea menahan senyum di bibirnya, dan kembali fokus menatap gawainya.

"SMA di mana, Kak?" Tanya salah satu pria yang Sea rasa adalah sosok provokator di sana, pria itu datang mendekatinya. Hanya selang beberapa waktu. Kawanan lainnya ikut bersiul.

Entah kenapa, Sea malah tertawa. Ia menikmati pertanyaan pria ini.   Pertanyaan yang tampak seperti pujian dan juga hinaan. Pujian karena dia merasa awet muda, dan hinaan karna badannya kecil, mirip seperti anak SMA.

"Saya?" Tanya Sea.

"Iya, Kak. Kan ndak ada lagi perempuan di samping Kakak."

"Bukannya sekarang masih jam setengah dua belas siang. Kalian semua bolos, tah? By the way, saya udah lulus kuliah setahun yang lalu."

Riuh godaan merendah. Mereka saling menyikut. Seperti salah menyalahkan satu sama lain. Pria yang memberanikan diri tadi sudah pamit hendak ke toilet. Ia salah tingkah, malu kayanya.

"Tapi awet muda ya, Kak, masih kaya anak SMA," sahut pria dengan dasi dengan logo OSIS di kantong bajunya.

"Terima kasih," kata Sea dengan senyum khas miliknya. Tak lama, ia kembali mendengarkan musik dari ponselnya.

"Boleh bagi Instagramnya, gak, Kak?" Tanya pria satunya lagi.

Sea membuka headsetnya. Ia menoleh, "Sudah lama saya gak make Instagram, jadi tidak bisa saya bagi."

"Owalah. Id line, ada ndak, Kak?" Masih juga berusaha. Seperti pantang pulang sebelum kenalan.

"Gak make line juga," jawab Sea jujur.

"Yaudah, nomor deh, Kak."

"Ntar tunggu suami saya datang, kamu minta sendiri ke dia," ujar Sea ramah.

Sagala 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang