Haloo..
Coba sebutin, posisi kalian baca cerita ini di mana?dan lagi apa?
awas aja ada yang jawab lagi baca!
Tak totok kamu loh tak totok.
#pakenadaGempihappy reading, ya!
❤️
***
Galaksi dan Sea berada di ruang tunggu Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak. Mereka duduk dengan dua cup kopi instan yang baru saja mereka beli di stand yang ada di dalam bandara.
"Kak?" Panggil Sea.
"Nanti jangan galak-galak sama Wildan!"
"Hmm."
"Jangan hmm hmm doang! Iyain dulu ih! Ini bandara, malu kalo sampe ribut-ribut gitu!"
"Siapa juga yang mau ribut?" Kesal Galaksi.
"Ya muka kamu loh gak santai gitu tiap ketemu Wildan!" Gerutu Sea.
"Iya iya. Nanti mukanya di setel ulang biar kelihatan santai."
Sea mendengkus kesal. Ia diam, pun Galaksi kembali pada pekerjaannya di layar iPad yang sedari tadi tidak lepas dari tangannya.
Ponsel Sea berdering. Ia menatap Galaksi sebentar, pria itu tampak fokus.
"Di mana, Wil?" Tanya Sea.
"Kamu yang di mana, Ya?"
"Ini, Wil. Aku dah lihat kamu."
Galaksi mencuri dengar, bahkan sepersekian detik ia sempat menatap Sea yang duduk tepat di depannya. Kursi mereka memang berhadapan, tidak tahu juga kenapa Galaksi tidak ikut duduk di sisi Sea tadi. Padahal, kursi sebelah Sea kosong.
"Rame banget."
"Baju Sage nih, Wil. Kamu liatnya ke arah Barat!"
"Yaudah. Tunggu. Aku yang nyamperin."
"Hmmm."
Sea yang tadi sudah berdiri, tiba-tiba bergerak slow motion hanya karena mendengar deheman maut dari kekasihnya itu.
Perlahan Sea duduk kembali, lalu berkata pada Wildan, "Wil, maju dikit deh."
"Ini Wil, aku yang ngangkat tangan!" Sea dapat menatap Wildan yang sedang celingak-celinguk.
Wildan menghela napas lega, ia berjalan dengan koper travel.
Sea tersenyum menyapa Wildan. "Gimana perjalanan ke sini, macet gak?"
"Enggak sih, Ya. Cuma tadi pas mau masuk bandara aja, antriannya cukup nyiksa," ujar Wildan menghela napas. Ia duduk di sisi kiri Sea. "Karena arus mudik kali, ya?"
"Yang iya mah arus liburan, Wil," ujar Sea.
Wildan tidak menyadarinya adanya Galaksi di depan mereka. Galaksi pun tidak berniat menyapanya.
"Nanti di Sby jadi belanja snack buat anak-anak, kan?" Tanya Wildan memakai jam tangan yang sempat ia buka saat melewati chek in.
"Tolong bahasanya di tata, Wildan! Anak-anak yang kamu maksud itu bisa membuat orang lain salah paham!" Tegur Galaksi.
Wildan terperangah. Kenapa pria ini ada di sini?
"Lo ngapain di sini?" Tanya Wildan. Ia sudah tidak bisa santun pada pria yang membuat pipinya membiru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagala 2
Teen FictionSEKUEL SAGALA *** Dua manusia yang diam-diam menyakini bahwa apa yang tertakar tidak akan pernah tertukar. Lima tahun memutuskan pisah, itu pun berangkat dari keputusan sepihak dari Sea. Kesalahanpahaman yang terjadi tak membuat Galaksi putus asa...