Selamat baca, Mblo 🤗
***
Sekitar pukul enam pagi, Sea keluar dari kamar Ara, dengan rambut yang di cepol asal-asalan ia langsung menuju dapur, dan sangat tidak enak saat mendapati Kanaya sedang memasak.
"Tante, maaf, ya. Sea kesiangan," ujarnya langsung mengambil spons cuci piring di dekat wastafel. Tampak tumpukan piring kotor di sana.
"Eh Sea, ih jangan nyuci piring! Gak boleh, pamali. Letakin," Ujar Kanaya yang masih sibuk mengaduk gulai ayam di atas wajan.
"Gapapa, Tante."
"Itu tugas Ara. Udah biarin aja. Kamu kalo mau bantuin Tante, mending potongin pisang, atau buatin selai roti. Ada di kulkas semua. Atau temenin Tante ngobrol juga itu lebih dari cukup."
"Sea kelarin ini dulu, ya, Tan," ujar Sea yang masih keras kepala dengan sponsnya.
Kanaya menatapnya dengan senyum, "Lain kali, jangan, ya. Kamu boleh bantuin Tante, tapi gak boleh ikut bersih-bersih. Pamali. Kamu tamu di sini, bukan tuan rumah, jadi udah sewajarnya dilayanin bukan melayani."
"Tante, jangan gitu dong. Sea jadi gak enak nginep di sini kalo Sea gak di bolehin ngapa-ngapain."
"Tante yang gak enak kalo sampe kamu bersih-bersih di rumah ini."
"Tante masak apa, by the way?" Tanya Sea mengalihkan pembicaraan.
"Gulai ayam, Ya. Gak lagi diet santan kan?"
"Heheh enggak kok, Tan. Sea pemakan segalanya," kekeh Sea.
"Hahaha, serem banget. Tapi beneran sih, gak usah diet-diet. Segitu badanmu udah cukup bagus, jangan kek Ara. Udah badannya tipis, pake acara diet, heran Tante. Mau saingan sama ijuk keknya tuh anak."
"Hahah. Namanya perempuan, Tan. Selalu ingin hal yang paling baik dari yang terbaik. Apalagi Ara memang aktif di sosial media, kata kita mah tuntutan kerja."
"Iya sih, tapi kan Tante jadi kebingungan. Kadang jadi ikutan makan makanan diet dia."
"Hahaha." Kali ini Sea tertawa, ngobrol bersama Kanaya memang tidak ada canggung-canggungnya. Wanita ini masih saja berjiwa muda. Tidak berubah, walau lima tahun tidak pernah bercengkrama.
"Kak Galaksi masih suka paha ayam, Tan?" Tanya Sea terkekeh.
"Woh, jangan ditanya. Ini aja sengaja beli potongan paha agak banyakan, kalo enggak bisa berserak kuah kuahnya karena mereka bertiga berebut paha ayam."
Sea tertawa kecil, "Belum berubah ternyata."
"Pernah ada momen, ya, Ya, lucu deh, sampe Om Orion marah." Kanaya mencicipi kuah gulai, di rasa pas, ia meletakkan spatula di atas piring kosong.
"Tante kan kalo masak ayam tuh suka seekor. Karena ya cuma ada Igel sama Ara, pas dah tuh satu-satu buat mereka."
Kanaya mengecilkan api kompor. "Terus pas Galaksi baru-baru balik, Tante kan mendadak lupa, kalo ketiga anak Tante tuh paha ayam phile."
Kali ini Sea tertawa terbahak-bahak. Ada juga ya, phile paha ayam.
"Tante masak tuh. Gulai juga waktu itu. Terus ya seperti biasa, rebutan dah tuh mereka. Pas dari piring Igel, pindah ke piring Galaksi, terus Ara kan udah aman, udah santai. Piringnya udah di letak di paha, takut di ambil sama abang-abangnya."
Kanaya terlihat sangat excited, pun Sea, ia bahkan sampai berhenti dengan kegiatannya.
"Posisinya Igel sama Galaksi duduk sebelahan, di depannya Om Orion sama Ara. Tante kan di sebelah Galaksi, hahahah paha ayamnya lompat kena mata Om Orion."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagala 2
Teen FictionSEKUEL SAGALA *** Dua manusia yang diam-diam menyakini bahwa apa yang tertakar tidak akan pernah tertukar. Lima tahun memutuskan pisah, itu pun berangkat dari keputusan sepihak dari Sea. Kesalahanpahaman yang terjadi tak membuat Galaksi putus asa...