11. Jatuh sakit

4K 630 1.1K
                                    

Haloo.
Selamat membaca.
Hi tamu baru, yang belum follow, silahkan follow dulu.
Haram rasanya baca cerita tanpa follow authornya.
🤣

Sabar dong kalian.
Jangan malah-malah.

***

Objek yang pertama kali Sea temukan saat terbangun dari tidurnya adalah Galaksi yang duduk membelakanginya. Bahu pria itu tidak seperti biasa-tegap, yang terlihat ialah bahu yang luruh dengan pandangan kosong pada tembok di depannya.

Sea mencoba untuk beranjak dari tidurnya, dan hal itu berhasil membuat Galaksi menoleh. Ia tersenyum, kecil dan sangat canggung. "Udah enakan?" Tanya Galaksi. Sea menatap tangannya dengan jarum infus. Ia tidak dapat mengingat apa pun selain Galaksi yang sedang tantrum.

Galaksi membantu Sea yang hendak duduk, namun Sea jelas sekali menolak. Ia mencabut infus dengan kasar.

"Hati-hati," ujar Galaksi mengambil alih selang infus dan merapikannya.

Sea menatap tangan Galaksi yang di balut dengan perban.

"Gimana keadaan kamu? Masih pusing? Tadi malam, asam lambung kamu kumat. Kenapa enggak bilang?"

"Bukannya kemarin saya udah ingetin, makan tepat waktu?"

Sea memaki Galaksi dalam hati. Galaksi pikir, asam lambung tentang tidak makan saja? Bukankah faktor pemicu terbesar adalah beban pikiran dan stress yang berkepanjangan?

"Sea, saya sedang bicara dengan kamu." Suaranya masih bertahan dengan intonasi yang cukup lembut. Tidak ada emosi, dan marah di sana. Tidak seperti malam kemarin.

"Sarapan dulu, baru mandi!" Tegur Galaksi saat Sea berjalan gontai ke dalam kamar mandi.

Galaksi menoleh bubur yang ia pesan pagi tadi, lalu helaan napas berat keluar dari bibirnya.

Galaksi merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ponselnya berdering, dan ia biarkan begitu saja. Kepalanya nyeri. Amat sangat sakit. Semalaman ia terjaga, tentu mengurus Sea. Mulai mencari dokter yang bisa datang ke hotel, membereskan kekacauan yang ia ciptakan dengan pihak hotel. Jika tidak karna Sea pingsan, bisa jadi malam kemarin mereka akan pontang panting mencari penginapan.

Pelan-pelan Galaksi menutup matanya. Ia mulai tertidur.

Sea keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapinya. Handuk ia lilit di kepalanya. Ia membuka tas, hendak mengambil body spray.

Dengan ekor matanya, Sea melirik Galaksi. Pria itu sedang tertidur, membuat Sea melanjutkan kegiatannya.

Saat kembali masuk ke dalam kamar mandi, Sea menyadari ada yang berubah dari kamar mandi ini. Ya, cerminnya hilang. Sea menghela napas panjang, sekuat apa tenaga pria itu menghancurkan fasilitas hotel?

Selang setengah jam, dengan rambut yang sudah kering, Sea menatap Galaksi yang tidak kunjung bangun.
Dengan intens ia memperhatikan kantung mata Galaksi menghitam. Berganti dengan tangan yang di balut, reflek Sea meringis.

"Mau sarapan, kenapa malah tidur?" Tanya Sea datar.

"Itu ada bubur. Kamu makan duluan aja. Kalo udah kelar, bangunin saya," ujar Galaksi dengan mata terpejam.

Sea menoleh ke arah nakas. Ada satu cup bubur di sana.

"Gak makan?" Tanya Sea sesingkat mungkin.

"Hmm?" Galaksi berdehem.

"Kamu gak makan? Ini kenapa pesen satu?"

"Udah, tadi saya duluan." Kilah Galaksi. Tentu ia berbohong. Mana mungkin ia memiliki selera makan dengan keadaannya sekarang.

Sagala 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang