15. Masalah baru

4.1K 627 710
                                    

Terima kasih sudah support sejauh ini.
Part ini juga ramein ya!!

❤️





***

Baru saja hendak memesan grab car, ponsel Orion berdering. Mereka masih duduk di meja makan resto Katimura.

"Baik."

Hanya itu ucapan yang Orion katakan, tapi mampu membuat Galaksi menoleh, dan menatapnya.

"Gal, ikut Daddy, ya!" Titah Orion.

"Ke mana, Mas?" Tanya Kanaya.

"Urusan pekerjaan. Igel, jagain semuanya, ya!"

"Bayar sini!" Ujar Rigel tentu bercanda.

"Bawa anak-anak main ke Ayani. Biar enggak bosen di hotel," ujar Orion mengusap puncak kepala Kanaya. Kanaya menyalim tangan Orion, pun di susul anak-anak, termasuk Sea.

"Pulang dari urusan kantor, saya jelasin semuanya. Sabar, ya," ujar Galaksi menatap teduh Sea. Wanita yang bahkan belum mau menatapnya.

"Jadi, mau ke mana kita?" Tanya Rigel ceria.

"Katanya banyak tugas akhir, tapi paling semangat jalan-jalan," ledek Ara.

"Sellow aja, Dek, di sana. Abang mah main-main, tau-tau lulus."

"Pret!" Ledek Ara.

"Ara mau ikut belanja gak? Kita ke Ayani aja biar enggak jauh dari hotel," ucap Kanaya.

"Mama sama Kak Sea aja, boleh gak? Ara mau edit vidio, Ma. Harus udah di kirim nanti malam, soalnya campaignnya besok."

"Yaudah. Mama sama Sea aja, biar Igel yang sama Ara," usul Rigel. Mana tega ia membiarkan Ara sendirian.

"Kamu aja, Gel yang nemenin Tante. Biar aku yang nemenin Ara. Soalnya tadi Wildan hubungi aku, kalo dia lagi di Pontianak. Jadi mau ke hotel, ada yang mau kita obrolin juga soalnya."

"Walah. Bisa terjadi PD III, nih. Lo yakin? Masalah satu aja belum beres."

"Kamu tuh jangan ngawur, Gel. Mama punya banyak temen laki-laki, enggak melulu soal melibatkan perasaan," ujar Kanaya membela Sea.

"Iya Igel mah paham, yang gak paham kan anak sulung Mama," ledek Rigel.

"Udah-udah, gitu aja, nanti kalo kalian dah bosen, nyusul aja ke Ayani, ya. Ayo, Gel!"

"Iya, Tan."

"Iya, Ma."

***

Di dalam kamar, Sea duduk dengan bengong, sedangkan Ara sudah kembali sibuk dengan Ipad-nya. Ia mengedit vidio yang harus ia upload di channel YouTubenya dan yang harus ia setor.

Ara menyadari keheningan yang terjadi, ia menoleh. "Gak jadi ketemu Bang Wildan, Kak?"

Sea tergagap. "Gak ada janji buat ketemu kok, Ra. Aku memang gapunya alasan lagi buat nolak Tante Kanaya. Kamu jangan bilang-bilang, ya!"

Ara tertawa. "Mama mah santai, Kak. Ngapain pake acara bohong coba? Tinggal bilang aja lagi mager karena galau, ntar juga maklum."

Sea tersenyum. "Kalo boleh jujur, aku gak papa banget sih, Ra. Tapi aku gak bisa bohong kalo rasanya sakit banget." Mata Sea memerah.

Ara menghentikan kegiatannya, ia mendekati Sea yang duduk di sisi ranjang. "Nangis aja, Kak."

"Kenapa laki-laki semanis Abang kamu bisa melupakan aku dalam pertimbangan keputusannya, Ra? Aku enggak sedih sama apa yang lagi dia lakukan ke aku, aku cuma sedih kenapa aku diperlakukan kaya gini sama dia."
Air mata Sea tumpah.

Sagala 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang