13. Untuk apa ada aku?

4.2K 639 532
                                    

Halo
Happy reading

❤️



***

"Ma, Sea mana?" Tanya Galaksi membuka matanya. Ia baru tertidur sejam yang lalu saat Flora pergi.

"Sea mana Sea mana. Elu yang ngusir, elu pula yang nyariin!" Kesal Rigel. Ia masih bingung dengan cerita rumit yang lagi melanda hubungan asmara abangnya ini.

"Usir? Maksudnya?" Kanaya ikut di buat bingung. Ia memang tidak tahu ending apa yang terjadi setelah meninggalkan kamar tempat putra sulungnya ini di rawat.

"Sea mana, Gel?" Tanya Galaksi lagi.

"Balik ke Jakarta!" Ketus Rigel.

"Di hotel sama Ara, Bang." Orion membuka suara. Galaksi terlihat lebih lega.

"Bentar lagi juga on the way ke sini. Gak usah khawatir," ujar Kanaya mengusap kening Galaksi.

"Ma.." Risih Galaksi.

"Kenapa sih! Orang anak Mama."

"Risih!" Ketus Galaksi tidak suka.

Kanaya tertawa. "Gimana? Masih pusing?"

"Enggak."

"Oh ya, udah ngajuin jadwal balik?" Tanya Galaksi.

"Kamu butuh di rawat beberapa hari lagi loh, Bang," jawab Orion.

"Di rawat di rumah ajalah, Dad. Gak betah tidur di sini," gerutu Galaksi.

"Oh ya Gel, Sea udah makan kan? Dia belum makan dari siang. Tadi makan banyak gak?" Tanya Galaksi cemas.

"Udah. Dia makan dengan sangat amat lahap sampe nambah tiga kali. Kakinya aja di naikin ke atas kursi saking nikmatnya itu makanan di kantin rumah sakit," ujar Rigel malas.

"Gue serius!" Ujar Galaksi tegas.

"Lah gue juga serius. Siapa elu sampe dia gak napsu makan?" Ketus Rigel masih kesal dengan Galaksi.

"Gal? Kenapa Flora seketus itu, ya? Jujur ya, Mama gak suka. Kan dari awal di–"

"Anaknya lagi sakit loh. Bisa gak usah bahas dulu hal yang gak perlu di bahas?" Tanya Orion berhasil membuat Kanaya diam. Wanita paru baya itu menarik napasnya panjang.

"Ini perlu padahal," sahut Rigel pelan.

"Kamu cuti dari kantor dulu sampai dua minggu, Gal!" Titah Orion.

"Loh, kok–"

"Kamu gegar otak ringan, Bang. Harus istirahat! Gak boleh mikir keras-keras. Nanti sakit kepalanya masih suka kumat-kumatan kata dokter tadi."

"Ya tapi Galaksi udah gak kenapa-kenapa. Pusingnya udah reda. Mualnya juga udah enggak ada."

"Itu karena elu make infus! Sejam infus di lepas juga lu bakal lemes!" Gerutu Rigel.

"Iya gue tahu!" Kesal Galaksi.

"Beuh bukannya makasih malah tengil sekali!" Ketus Rigel.

"Udah, kenapa jadi ribut? Kalian nih! Ini rumah sakit!" Tegur Kanaya menatap galak Rigel.

"Anak sulung Mama noh omelin!" Malas Rigel. Ia bersedekap dada. Di bahunya masih ada ransel kecil yang berisi laptop, entah kenapa ia bisa lupa melepas ranselnya.

"Jangan dua minggu dong, Dad. Masih ban–"

"Kamu bawahan Daddy, dan ini perintah atasanmu!" Ujar Orion tegas.

Sagala 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang