10. Ribut

3.8K 620 603
                                    

Haloo
Maaf terlambat updated.
Banyak kerjaan yg harus dibereskan hari ini bikos saya mau pigi jauh
Saling sibuknya, break cuma buka sosmed bentar, nyaris lupa ini Sabtu.
Maapin yaa

Dahlah, selamat membaca ❤️



***

Sekitar pukul sembilan malam, ketukan pintu kamar hotel terdengar. Sea mencoba untuk terlihat tenang walau sulit sekali. Asam lambungnya sudah berulangkali kumat memikirkan hal positif apa yang bisa ia ambil dari apa yang ia dengar tadi di Restoran Gajah Mada.

Sea membuka pintu dengan wajah datar. Tidak ada senyum, tidak ada gairah bahkan sama sekali tidak berekspresi.

"Malam, Sayang." Galaksi tersenyum. Walau tidak bisa di pungkiri, wajahnya tampak amat lelah. Tapi, Sea menolak untuk memperhatikannya.

Tak ada balasan dari Sea, ia berjalan gontai dan kembali duduk di tepi ranjang.

"Kamu udah makan?" Tanya Galaksi membuka sepatunya, dan disimpan di dalam lemari. Galaksi meletakkan tentengan makanan yang ia bawa dari luar di atas meja.

"Lah kamu beli Bipang, Yang?" Kekeh Galaksi yang masih belum menyadari keadaan.

"Tadi katanya ke Ayani. Emang ada di Ayani?"

Sea memang membungkus sisa makanannya tadi, niat hati hendak melanjutkan makan di hotel, tapi ia mendadak mual memikirkan apa yang ia dengarkan.

"Kamu beli di mana?" Tanya Galaksi membuka bungkusan plastiknya.

"Ka–" suara Galaksi menghilang saat Sea menatapnya dengan intens, "kamu kenapa?"

"Marah karena saya pulang terlambat?" Tanya Galaksi dengan tatapan penuh sesal.

"Itu kamu bawa Bipang dari mana?" Tanya Sea ketus.

"Dari Gajah Mada. Kenapa nanyanya aneh?" Tanya Galaksi duduk di kursi. Ia meneguk air mineral.

"Gimana? Udah dapat tanggal?"

Pergerakan tangan Galaksi mendadak pelan. "Maksudnya?" Ia terlihat bingung.

"Udah dapat tanggal baik buat pernikahan kamu sama perempuan yang makan bareng kamu di Gajah Mada?"

Galaksi tersentak. Matanya menatap Bipang di atas meja bergilir menatap Sea. "Kamu ke sana?"

"Kenapa? Ketahuan terlalu cepat?" Tanya Sea tidak senang.

Galaksi terkekeh. "Kenapa gak nyamperin?"

"Kamu masih bisa ketawa?" Tanya Sea kesal.

"Loh, emang saya buat dosa?" Tanya Galaksi dengan wajah full senyumnya.

Sea terdiam. Matanya memerah. Satu kedipan saja berhasil membuat air matanya tumpah.

Galaksi mendekat. Ia duduk di sisi kanan Sea. "Denger sejauh apa tadi?" Tanya Galaksi hendak mengusap kepala Sea.

Reflek Sea menghindar. "Jadi sibukmu di Kalimantan tuh perihal ini?" Kekeh Sea menghapus jejak air matanya. Ia tidak menoleh sama sekali, tatapannya lurus ke ke TV yang entah sedang menyiarkan apa.

Sedari ia kembali dari Gajah Mada, ia mati-matian membaca mantra, berharap apa yang ia dengar tadi bukan suara Galaksi. Tapi, ia menatap pantulan wajah Galaksi lewat cermin, walau samar, tidak mungkin ia salah. Itu pasti Galaksi.

Tapi, lagi-lagi Sea mencoba meyakinkan diri bahwa Galaksi akan pulang dengan souvernir dari acara rekan bisnisnya. Bahwa benar ia pergi ke acara rekan bisnis seperti apa yang ia katakan tadi sore, tapi harapannya pupus saat ia tahu Galaksi membawa Bipang dari tempat di mana tadi Sea melihatnya.

Sagala 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang