💫Bab 15

301 19 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE !

JANGAN LUPA VOTE !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








*****

"Sayang kamu belum tidur?" Tanya sang ibu dengan suara lembutnya. Kedatangan sang ibu ke balkon kamar anak gadis kecil itu membuat anak kecil yang ternyata sedang menangis itu segera menghapus air matanya sesegera mungkin. "S-sebentar lagi kok mah." Gugup anak itu menatap wajah sang ibu.

Sang ibu menghampiri anak pertamanya yang sebentar lagi akan mempunyai adik itu. Sang ibu mensejajarkan tingginya dengan sang anak. Sang ibu menghapus pelan bekas air mata yang masih tersisa di pipi anaknya itu dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Anak itu menunduk karna ternyata masih saja ketahuan menangis oleh sang ibu. Sang ibu terkekeh melihat sang anak yang menunduk karna ketahuan dirinya menangis.

Sang ibu berkata, "nak saat kamu tumbuh dewasa nanti, kau harus menjadi gadis baik yah. Tolonglah orang yang menurutmu harus di tolong, dan ingat! Jika kamu ingin menolong orang, maka kamu harus mengikuti hatimu! Karna gak semua orang adalah orang yang baik. Kamu mengerti kan sayang?" Kata sang ibu dengan senyum yang menghiasi wajah yang tak terlihat menua itu.

Gadis kecil itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan motifasi dari sang ibu. Lalu anak kecil itu melirik ke arah perut sang ibu yang terdapat adiknya berada itu. Tangannya bergerak mengusap perut sang ibu, saat sedang asik mengusap lembut perut sang ibu. Tiba² anak kecil itu mendapat sebuah tendangan kecil dari dalam sana. Anak kecil itu dan juga sang ibu sama² terkejut dengan reaksi sang calon adik anak kecil itu. Lalu gak lama anak dan sang ibu tertawa seperti sangat bahagia dengan reaksi sang bayi di dalam perut sang ibu itu.




****



BRAK~

"MAMAH!!" Gadis yang masih kecil itu berlari menuju sang ibu yang terkejut di lempar vas bunga tepas di samping kiri dirinya berada. Gadis itu memeluk kaki sang ibu dan bersembunyi tepat di belakang sang ibu tak berani melihat sosok sang ayah yang sedang mabuk itu.


"APA LAGI YANG KAU INGINKAN, 1BULAN LALU AKU SUDAH MEMBERIKAN UANG YANG KAU MAU DENGAN SYARAT KAU TIDAK AKAN KEMBALI LAGI, TAPI KENAPA KAU MASIH KEMABALI, HA?!!!" teriak sang ibu dengan penuh emosi.

"Tapi uang itu tak cukup sayang, bagaimana jika aku ingin lagi?" Tanya sang ayah dengan nada seperti mengejek. Sang ibu terlihat menghela nafas kemudian kembali menatap laki² yang dulu di cintainya tapi kini malah sangat sangat di bencinya.

"Berapa yang kau mau?" Tanya sang ibu membuat senyuman kemenangan sang ayah terbit. "Tidak banyak kok, cuman 150juta." Jawab sang ayah.

"Besok akan ku kasih." Lirih sang ibu pasrah. Sang ayah yang mendengarnya pun segera pergi dari sana tanpa mengatakan apapun. Sepeninggalnya sang suami, tubuh sang ibu lemas dan alhasil membuat tubuhnya jatuh ke bawah. Gadis kecil tadi memeluk tubuh sang ibu yang sudah lemas di lantai itu.

Akhh~

Rintihan kesakitan sang ibu terdengar membuat gadis yang sedang memeluk tubuh sang ibu panik dan sesegera mungkin melepaskan pelukannya dari tubuh ibunya, ia memperhatikan ibunya yang terus memegang perutnya dengan rintihan kesakitan yang terus terdengar, dan saat melihat ke arah lantai ternyata darah sudah membasahi lantai yang di duduki sang ibu. Dengan perasaan panik dan takut, gadis itu berlari menuju satpam yang berjaga di luar rumah mereka.



Pak satpam yang melihat gadis kecil itu menghampirinya pun segera bertanyaa tapi lengannya malah di tarik menuju ke dalam rumah dengan tergesa². Saat masuk pak satpam terkejut melihat keadaan sang nyonya yang terduduk di lantai dengan darah yang mengalir, pak satpam menghampiri sang nyonya dan tanpa menunggu lama segera menggendong sang nyonya menuju mobil dengan gadis kecil tadi yang juga mengikuti mereka.




****














"Hisk, gak mungkin!!! Mama gak mungkin ninggalin jisoo!!! Hisk kamu pasti bohong!! IYA KAN?!! HISK GAK MUNGKIN!!!!"Teriakan histeris seorang gadis yang masih kecil itu terus terdengar setelah mengetahui bahwa sang ibu yang baru saja meninggal setelah melahirkan adiknya.  Suara tangisan gadis itu mengisi rolong sepi di rumah sakit itu.



Bahkan suara tangisnya semakin tak terkendali ketika melihat tubuh kaku sang ibu yang berada di atas ranjang rumah sakit dengan kain putih di atassnya. Gadis kecil itu menghampiri tubuh sang ibu dengan tangisan yang masih belum juga redah. Dengan tangan yang bergetar, kain yang menutupi wajah sang ibu di singkirkan dan saat itu juga tangisan gadis itu semakin derass. Gadis itu memeluk tubuh dingin sang ibu dengan erat. Sungguh, sakit sekali di tinggalkan sang ibu di usianya yang baru 8thn.






💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫


Jangan lupa vote.


Jangan lupa vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNDA DAN MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang