BAB 17

101 8 0
                                    

Buat yang masih nungguin cerita ini berlanjut, makasih banget.

Jangan lupa vote.



.

.

.

.

7 tahun kemudian~

"Mau sampai kapan menghindar terus?"

Pertanyaan yang selalu ter putar di pikiran seorang gadis. Gadis itu bahkan tidak pernah menjawab pertanyaan yang selalu di tanyakan oleh orang orang terdekatnya.

Pertanyaan itu seakan mempertanyakan kepastiannya. Tapi ia menjadi sedih setiap pertanyaan itu selalu di katakan oleh orang orang. Jennie, gadis manis yang dulunya selalu tertawa, tersenyum bahagia kini tampak tirus dan kurang baik setelah kejadian 7 tahun lalu.

Jennie tidak ber semangat untuk melakukan aktivitas di setiap harinya. Hari hari yang ia lewati terasa kosong dan hampa. Seakan ada yang sesuatu yang menghilang dari dirinya.

Jennie kini ber jalan sendirian di padatnya kota jakarta yang kini udaranya mulai menusuk permukaan kulit. Membuat kulit orang orang kini mulai merasa kedinginan. Kecuali jennie yang tampak tidak peduli dengan dirinya sendiri.

Jennie menatap sendu foto dirinya dan ke dua anak kecil di hpnya. Tersenyum miris, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika dirinya tidak merindukan ke dua sosok anak kecil itu.

Jennie selalu ber harap dirinya di pertemukan oleh ke dua anak kecil itu walaupun hanya sekali dalam hidupnya. Setidaknya, dirinya bisa melihat perkembangan dari ke dua anak itu agar dirinya merasa tenang.

Hidup dalam rasa kerinduan yang tidak terbendung membuat jennie tersiksa. Tanpa sadar air mata jennie kembali keluar dari mata indahnya. Jennie kembali menangis karna rasa rindunya.

Sampai jennie tidak menyadari ada seorang gadis yang memandangnya dari kejauhan dengan sedih ketika gadis itu melihat bagaimana air mata jennie terjatuh dengan deras.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau tidak capek melihat layar computer itu terus setiap harinya tanpa berhenti?" Tanya seseorang dengan wajah masamnya.

Sedangkan orang yang ia ajak bicara hanya diam dan memilih fokus mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk.

"Hey kim jisoo, kau tidak ingin sesekali istirahat? Lihat matamu itu. Sudah jadi mata panda tau!." Kata seseorang itu memanggil nama gadis yang ia ajak bicara.

Gadis yang di panggil jisoo itu menoleh pada seseorang itu kemudian menatap tajam. "Berisik." Katanya dengan ketus, kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Seseorang yang di katakan 'berisik' oleh jisoo hanya bisa terdiam. Kemudian..

"Woy nayeon, di panggil boss ke ruangannya." Panggil orang lain. Seseorang gadis bernama nayeon itu pun menoleh kemudian mengangguk paham.

"Yaudah gw pergi dulu." Kata nayeon sebelum ia pergi ke ruangan boss nya. Tidak lupa ia meninggalkan cup mie yang ia bawa di samping meja kerja jisoo.

Jisoo melirik sekilas mie cup yang di taruh nayeon untuknya kemudian ia tetap melanjutkan pekerjaannya.

Sejak kejadian itu, jisoo tidak jauh berbeda dari jennie. Namun, jisoo lebih memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Sedangkan jennie lebih memilih mengurung diri dan menghabiskan waktu sendiri dan jarang melakukan aktivitas. 

Jisoo awalnya hanya melakukan pekerjaan seperti karyawan biasanya. Namun semakin lama, jisoo jadi lebih sering lembur dan jarang pulang kerumah. Bahkan ia sering sekali melupakan, bahkan sengaja lupa untuk makan.

Jisoo lebih banyak menghabiskan waktunya di depan computer dan berkas berkas yang di kasih bossnya. Dan karna itu, ia di cap sebagai karyawan paling teladan dan rajin oleh bossnya. Tidak jarang bossnya memberikan dirinya bonus untuk gajinya.

Tapi seluruh gaji milik jisoo hanya jisoo pakai untuk membayar sewa apartement yang ia tempati bersama jennie. Dan juga separuh ia pakai untuk membeli bahan makan instan yang ia selalu taruh di kulkas agar jennie tidak perlu repot memasak lagi.

Jisoo paling tahu jika jennie sering kali tidak fokus jika sedang banyak pikiran. Bahkan tahun kemarin, jisoo yang baru pulang dari kantor terkejut ketika melihat dapur di apartementnya sangat berantakan karna ulah jennie yang tidak fokus saat memasak dan membuat sempat ada kebakaran kecil di apart.

Untungnya pihak ke amanan apartement segera datang untuk memadamkan api. Jisoo hanya bisa bersyukur karna masih ada pihak ke amanan apart yang membantu saat jisoo tidak bisa membantu di sana.

Setelah selesai dengan pekerjaan kantornya, jisoo melirik mie cup itu dan akhirnya ia memilih untuk makan. Tidak sengaja, ia melihat kertas yang di tempel di cup mie.

"Jangan telat makan lagi. Kasihan cacing di perutmu nanti pada kelaparan. Dan juga cepat lah perbaiki hubungan kakak adekmu itu dengan kim jennie. Dari nayeon untuk kim jichuu."

Jisoo tersenyum membaca isi kertas itu. Kemudian ia jadi teringat adiknya, jennie. Mengingat adiknya itu membuatnya dengan cepat memakan mienya dan akan segera ke apart untuk melakukan sesuatu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie baru pulang dari taman, saat ia memasuki apartement. Ia sudah mencium bau harum dari masakan yang sangat ia kenali, nasi goreng buatan kakaknya.

Jennie berjalan ke dapur untuk memastikan dan ternyata benar. Sudah ada jisoo yang ber diri membelakanginya. Jisoo yang menyadari kedatangan jennie kemudian berbalik menatap sang adik dengan senyum manis, dan jangan lupa dengan ke dua tangannya yang membawa dua piring berisi nasi goreng buatannya.

Jennie tersenyum manis. Jennie senang, senang karna sang kakak mengingat keberadaannya. Jennie jelas tahu bagaimana susahnya sang kakak saat bekerja. Makanya jennie tidak pernah meminta apapun pada jisoo.

Mereka ber dua kemudian memakan nasi goreng buatan jisoo di meja makan dengan tenang. Kemudian jisoo kembali membuka suaranya.

"Jen, kita kembali seperti dulu yah? Lupakan yang sudah terjadi. Onnie sudah capek harus membohongi diri onnie sendiri bahwa onnie tidak kangen suasana kita bersama seperti ini." Kata jisoo dengan lirih.

Jennie terdiam mendengar perkataan jisoo. Sejujurnya jennie juga kengen dimana dirinya dan juga jisoo menghabiskan waktu bersama. Karna itu, jennie mengangguk menyetujui perkataan jisoo.

Jisoo tersenyum bahagia mendapat persetujuan jennie.

Mereka menghabiskan malam itu dengan penuh cerita. Banyak yang jisoo dan jennie ceritakan satu sama lain. Bahkan jennie juga menceritakan perasaannya saat kejadian 7 tahun lalu.

Jisoo juga melakukan hall yang sama. Dirinya juga memberitahukan perasaannya yang juga sedikit tidak rela ber pisah pada dua anak kecil yang sudah jisoo anggap sebagai anak sendiri. Namun? Ini lah takdir. Cepat atau lambat manusia harus bisa beradaptasi.

"Tidak ada kata ikhlas. Yang ada hanya menyesuaikan diri."


BUNDA DAN MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang