💫BAB 16

169 13 0
                                    

Jangan lupa vote !

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Ada apa? Apakah ada yang mengganggumu lagi di sekolah?" Tanya yang lebih tua. Gadis kecil yang di tanya hanya menggeleng membuat sang penanya hanya bisa mengangguk tidak bertanya lebih jauh lagi.

"Onnie, apakah onnie mempunyai musuh?" Tanya gadis kecil itu membuat kakak kandung yang lebih tua 8tn darinya itu pun menggeleng. Gadis kecil itu hanya mengangguk mendapat jawaban dari sang kakak.

"Mengapa kamu menanyakan hall itu?" Tanyanya. Gadis kecil itu hanya menggeleng dengan senyum kecil yang tidak hilang dari wajahnya. Gadis kecil itu segera pamit untuk tidur di kamarnya. Setelah di ijinkan, gadis kecil itu pergi ke kamarnya se cepat mungkin.

Sedangkan gadis berumur 17thn itu hanya memandang sendu punggung adik kecillnya kini menghilang dari balik pintu kamarnya. Gadis itu tahu bahwa adiknya itu pasti ada masalah di sekolahnya, tetapi bagaimana jika adik kecillnya itu selalu menyembunyikan setiap kejadian yang terjadi di sekolahnya? Ia hanya bisa ber doa agar sang adik selalu baik² saja.

Gadis cantik memandang ke luar jendela yang menampilkan pemandangan kota jakarta. Bangunan² tinggi dan banyaknya lampu jalanan yang menerangi gelapnya malam membuat gadis cantik itu senang karna ia sangat menyukai pemandangan yang menurutnya sangat cantik, terlepas dari segala rasa sakit di hatinya dengan perkataan orang² yang menempati setiap gedung² kota itu.

Gadis cantik itu hanya ingin tenang menikmati angin malam yang berhembus lembut di wajahnya. Nyaman, itulah yang ia rasakan. Ia senang hanya karna merasakan ketenangan di malam hari, tetapi ia harus selalu bersikap baik² saja saat matahari sudah datang.

Setelah puas menenangkan diri, ia menutup kembali jendela, lalu segera ber siap untuk tidur. Tetapi sama seperti biasanya, ia akan menemui sang adik kecil di kamarnya. Itu lah kebiasaannya, ia hanya ingin memastikan sang adik baik² saja.

Saat ia memasuki kamar adiknya, ternyata lampu sudah di matikan dan adiknya sudah tertidur. Ia duduk di sisi ranjang kemudian mengusap lembut pipi sang adik. Ia merasakan bahwa tangannya merasakan ada bekas air mata di pipi sang adik, tentu saja ia menghapusnya dengan cepat. Ia mengusap rambut pendek tetapi lembut milik sang adik.

Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya setelah menutup jendela yang sempat terbuka. Ia harus mengisi tenaganya untuk menghadapi kehidupan yang melelahkan ini kan?.































Pagi hari setelah mengantarkan sang adik, ia langsung pergi ke tempat kerjanya. Alias perusahaan miliknya sendiri, perusahaan yang di berikan oleh sang ibu sebelum ibunya tiada.

Memasuki perusahaan dengan waktu yang kini sudah menunjukkan jam makan siang akan datang membuatnya sedikit kesal. Ia kesal karna jika para karyawan akan makan siang, hanya dialah yang masih di serang pasukan berkas berkas tebal di atas mejanya.

Terkadang ia iri dengan gadis gadis se usianya yang masih bisa ber jalan jalan bersama teman temannya, pergi ber libur ke luar negri tanpa memikirkan pekerjaan, itu membuatnya merasa iri.

Tetapi ia juga harus tetap bekerja demi gadis kecil yang selalu ada bersamanya, dan selalu menyemangatinya di rumah. Adiknya, sumber kebahagiannya dan juga kelemahannya jika ada yang menyakiti adiknya.

Bahkan jika adiknya itu sedang sakit, ia sangat ingin agar sakit adiknya itu berpindah kepadanya. Biarkan lah sakit yang di derita adiknya menyerangnya, asalkan sang adik tidak merasa sakit.

Apapun, apapun akan ia lakukan dan berikan demi sang adik. Hanya adik kecilnya itu yang menjadi keluarga yang ia miliki sekarang. Sekarang dan selamanya.


















BUNDA DAN MAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang