Marvel membonceng Sabrina pulang kerumahnya. Marvel juga ingin menepati janjinya untuk bertemu dengan keluarga Sabrina, untuk menjelaskan kesalahan pahaman.
"Ayo masuk vel" ajak Sabrina dengan semangat. Marvel mengikuti Sabrina dari belakang, dan terlihat kedua orang tua Sabrina yang berada diruang keluarga.
"Mom, dad" panggil Sabrina pada orang tuanya.
"Rina, siapa dia?" Tanya ibu Sabrina sambil melihat Marvel dari atas Sampai bawah. "Saya Marvel Tante".
Ibu Sabrina langsung paham dan mengizinkan Marvel duduk. Ia duduk disamping kedua orang tua Sabrina, dan Sabrina didepannya.
"Saya mau tanya masalah kemarin malam.."
"Marvel minta maaf soal itu om Tante, niat Marvel hanya mengantar kak sabrinaa bukan untuk melakukan hal itu". Jelas Marvel.
"Tapi Karna masalah itu perusahaan om menurun".
"Apa?kan ga ada yang bongkar pah?" Tanya Sabrina heran. "Entahlah tapi klien papa pada minta berhenti kerjasama dengan papa Rin".
Marvel terdiam, ia bingung mau jawab apa. "Begini Marvel kamu coba pacaran dengan Sabrina mungkin dengan begitu, klien papa tau bahwa Sabrina bukan melakukannya dengan orang asing".
'fuck'
"Gimana Marvel?". Marvel belum menjawab sudah di cela dengan omongan ayahnya Sabrina.
"Kamu dari kalangan keluarga mana?saya liat pakaian kamu sederhana sekali, saya tidak mau anak saya menderita".
'matre?'
"Steven Nicolas, itu papa saya".
Usai penuturan kata itu ornag tua Sabrina terdiam. Marvel cuman pakai celana jeans, kaos hitam dan jaket kulit kesukaannya.
"N-nicolas?" Ayah Sabrina memastikan lebih lanjut. "Terserah jika sudah tidak percaya" Marvel melihat kedua orang tua Sabrina yang masih syok.
"Maaf om Tante saya masih ada urusan diluar jadi saya pamit"
Marvel pergi meninggalkan rumha itu. Ia pergi ketaman biasa tempat ia menenangkan dirinya. Masih banyak orang berpacaran disana. Marvel duduk disalah satu bangku. Memikirkan apa saja yang terjadi beberapa hari ini.
"Permisi neng, mau beli minum?" Tawar penjual air mineral dan makanan lainnya. Marvel mengambil 1 botol lemineral dan beberapa snak. Dan memberikan uangnya pada penjual. "Duh neng ga ada kembaliannya"
"Gapapa, pak ambil aja". Marvel membuka botol lemineral dan meminumnya. Tiba-tiba seorang anak kecil menghampirinya.
"Kakak boleh minta itu satu" mohon anak itu dan menunjukkan snak yang ia beli tadi. Marvel memberikannya sambil tersenyum.
"Dean, maafin anak saya ya" seorang wanita berumur 20 tahunan menghampirinya dan anak itu. "It's okay".
"Mah mau sama kakak ini" ucap anak itu pada mamanya. "Ga boleh sayang kakaknya mungkin udah sama orang lain".
"No, I'm alone, you can sit here" ucap Marvel sopan. Ibu dan anak itu duduk disamping Marvel. "Raquela". Dia mengulurkan tangannya pada Marvel. "Marvel".
Marvel tidak menerima uluran tangan itu hanya menjawab saja. "Mah, bukain" raquela membuka snak itu untuk anaknya. "Kakak mau?"
Dean mengulurkan snak itu pada marvel. Marvel menggeleng. Anak itu makan dengan asik. "Maaf jika ini pribadi, saya rasa umur anda masih muda tapi kenapa sudah punya anak?" Ucap Marvel sopan.
"Emm, dia bukan anak ku tapi anak asuhku".
"Okay"
Tidak ada percakapan setelah itu. Hari sudah sangat malam. Mereka memutuskan untuk pulang begitu juga dengan Marvel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN DEMI TUHAN
Teen Fictionjika tuhan yang menghendaki takdirku, seperti ini maka hidupku akan kujalani diseperti kehendaknya tapi demi tuhan..aku lelah, aku lelah menjalani hari-hari yang tidak mempunyai siapapun #1 in persahabatan (2023.01.30) #2 in gl (2023.03.03)