Marvel melihat kearah taman belakang, udara dan pemandangan yang sangat indah disajikan disana. "Kak.." Marvel melihat sebelahnya sudah ada Samuel yang membawa susu coklat untuk Marvel.
"Thank you"
Marvel mengangguk. Marvel menyeruput susu coklatnya. "Sekarang dimana dia?" Tanya Marvel. Tanpa sadar dewa sudah berada disebelah Samuel. "Disini" jawab Dewa. "Lo ingatkan, Lo disini ngapain?" Dewa mengangguk. Marvel memberikan misi khusus pada Dewa.
Samuel melihat kearah dewa. "Misi apa?" Tanya Samuel. "Ga perlu tau, yang penting gua pulang masih hidup" jawab dewa.
"Yaudah kita gerak sekarang"
Samuel menarik tangan Dewa. Dewa berbalik dan mengelus rambut Samuel. "gua bakal balik kok" Samuel melihat kepergian Marvel dan dewa. Entah kenapa tapi firasatnya tidak enak.
Hari sudah mulai malam, tapi tanda Dewa dan Marvel akan kembali belum ada. Samuel sudah terlalu khawatir karna mereka tidak bisa dihubungi. Samuel melihat pemandangan di balkon rumah.
"Lagi ngapain?" Celetuk Samudra. "Nunggu kakak sama kak dewa" suara Samuel yang hampir menangis. Dengan sigap Samudra memeluk Samuel, Samuel kakak tapi hatinya seperti seorang adik. Sebuah mobil BMW masuk keperkarangan rumah. Dewa keluar dan membantu Marvel yang tanganya sudah penuh dengan darah.
"WILIAM, PANGGIL DOKTER CEPAT" teriak dewa bergema di seluruh penjuru rumah. Samuel dan Samudra menghampiri mereka. Marvel terduduk rapi dikursi tamu. Intes mereka tertuju pada luka Marvel yang cukup dalam. "Kak..." Ucap Samuel yang menangis deras.
"Hei kok nangis, im good" marvel mengelus seurai Samuel. Dia melihat Dewa, mengisyaratkan untuk menenangkan Samuel. Dewa memeluk Samuel. Dokter datang bersama Wiliam. "kenapa lagi Lo?" Tanya Wiliam. "Arkas" kesal Marvel dengan musuh besarnya itu.
"Masalahnya?"
"Kaya dulu"
Marvel merasakan perih di bahunya saat dibersihkan luka. "Lo yakin ga mau bawa mereka ikut Lo aja?" Pertanyaan yang membuat Samudra terdiam. "Maksudnya kak?" Samudra terheran-heran, ada apa sebenarnya. "Anak kecil gaperlu tau" ketus dewa yang masih memeluk Samuel. "Udahlah kasih tau mereka aja" ucap Arkana yang masih sibuk dengan luka Marvel.
"Terserah kalian"
Flashback on
"Wow so this is marvelyyn" ucap Victor, ia mencengkram rahang Marvel. "Restuin gua sama Adek Lo udah gitu doang susah amat" menghempaskan wajah Marvel. Marvel tersenyum. "Lo suka sama Jess atau Arjuna, Adek gua banyak" tawa ringan Marvel.
Bugh
Satu tendangan mendarat di wajah Marvel. "Gausah pura-pura bodoh lu anjing" Victor duduk disofa depan Marvel. "Ga bakal gua restuin Jess sama manusia kaya Lo" suara berat Marvel dengan hidupnya yang mengeluarkan darah. "Yaudah, gua mau Sam kayanya dilebih menarik" Victor melemparkan foto Samudra. Rahang Marvel mengeras, tapi ia tidak bisa melawan Karna kaki tanahnya diikat.
"Lo gabisa ngelakuin apapun, dewa udah gua abisin, Arkana dia udah bukan anggota the ring lagi, dan Wiliam dia itu cuman beban, tiga bodyguard kepercayaan Lo udah selesai, Lo kalah" ucap Victor dengan keangkuhannya. "Oke kalo lu ga restuin gua sama Sam, tapi gua bakal buat dia jadi milik seorang, Victor Valdes" lanjut Victor.
"Kalo dia mau" ejek Marvel. Lalu sebuah mobil Jeep menabrak Victor. Dewa turun dari mobil itu bersama dengan Wiliam. "Kelamaan Lo pada" ucap Marvel. Wiliam membuka ikatan tangan kaki Marvel. Mereka menghampiri tubuh Victor. "Di apain?" Tanya Samuel. "dia punya perusahaan yang udah berkembang, buat surat penyerahan semua aset milik Victor lalu bunuh dia".
"Sidik jari doangkan?" Tanya Wiliam. Marvel mengangguk. Tanpa ba-bi-bu dewa menembakkan peluru tempat dikepala Victor. "Keluarga dia gimana?dia ada Adek, dia anak yatim piatu" tanya Wiliam. "Gua bakal tanggu jawab, gua bakal urus semua kebutuhan dia" Marvel menutup mata Victor. "gua tau niat lo baik, tapi salah strategi, Adek Lo aman sama gua"
Flashback off
"Anggot arkas ga terima Karna mereka kira adiknya Victor juga dibunuh sama Marvel" jelas Wiliam. "Tapi gua heran sumpah, adiknya Victor itu pernah digilir sama anggota arkas tapi kenapa Victor gamarah?" Marvel terheran-heran, Samuel disentuh tubuh oleh dewa saja, dewa hampir terancam nyawa dan jabatannya.
"Yang gua tau, itu Adek angkat Victor dan hal itu Victor ga tau" ucap Wiliam "perban 1 hari sekali diganti, obat diminum gausah banyak tingkah" ucap Arkana. "Siap pak dokter....." Tawa ringan Marvel. "Lo berdua, jagain dia kalo dia ga minum obat kasih tau gua biar langsung suntik mati" perintah Arkana terhadap dewa dan Wiliam.
"Kak, jadi selama ini kami pindah ke New York karna kakak ngelindungi kami?" Tanya Samudra. "Aduh kalo masalah itu gua belum ingat dek" elak Marvel. Samudra langsung memasang muka cemberutnya. "Hayo ngambek, hayo Maria, hayo Maria, hayo Maria" ucap kompak dewa dan Wiliam sambil bertepuk tangan. "Kok jadi Maria sih? Lo kira gua yang main di ANTV?"
"Hah yang mana kak?" Tanya Samuel yang usdah tenang. "Maria plastik asoi huh" kompak Marvel, Wiliam dan dewa. Arkana mengeleng. "Majikan Ama anak buah sama aja"
"Udah ayo makan dulu kak, kak Arkana juga"
Mereka makan dengan canda tawa masing-masing. Marvel memang sudah mengingat beberapa hal, tapi rasanya ada hal penting yang ia lupakan. "Vel Lo masih ga suka nasi?" Marvel mengangguk. "Tapi badan Lo kok bisa bagus banget?" Puji Arkana. "Jelas Lo kira badan Lo yang udah buncit?" Sahut Wiliam.
"Cewe Lo jadi gimana?" Tanya Arkana. Marvel terdiam. "Gua belum ingat banyak na"
"Kalo Riski dan sayang Lesti, kalo aku sayang author"
-Wiliam ia real"Pokonya dewa nomor satu"
-muel bukan mual"Sinting"
-marvel
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN DEMI TUHAN
Genç Kurgujika tuhan yang menghendaki takdirku, seperti ini maka hidupku akan kujalani diseperti kehendaknya tapi demi tuhan..aku lelah, aku lelah menjalani hari-hari yang tidak mempunyai siapapun #1 in persahabatan (2023.01.30) #2 in gl (2023.03.03)