Marvel terduduk dikursi kebanggaannya dikantor, dengan pakaian rapi. Ia melihat data dan berkas-berkas yang baru diberikan Sam. Memang Marvel belum sepenuhnya ingat dengan apa yang terjadi padanya tapi ia mencoba menerimanya.
"Nih lagi" Sam menyerahkan banyak berkas di atas meja Marvel. "Makanya kalo koma Jan kelamaan" lanjut Sam.
"Gua mau pulang.."
"Oh tidak bisa perguso"
"Gua mau ke tunangannya Raquela.."
Sam diam sebentar lalu ia mengangguk. Mereka berjalan bersama untuk kerumah Ranjani, Marvel hanya penasaran dengan calon yang dipilihkan Ranjani.
Mereka samapai dirumah besar dan masuk kedalam. Telihat ruang sudah dihias dan beberapa orang sudah hadir. "Tante.." panggil Sam pada Ranjani yang sedang bersama Jess dan Arjuna. Marvel dan Sam menghampiri Ranjani.
"Mar, lu udah bangun?"
Marvel mengangguk. Marvel melihat kearah Raquela yang keluar dari kamarnya dengan dress warna putih, dengan seseorang yang memengang tanganya. Menuntunnya ketempat pertunangannya. "Rachel, adeknya Cakra tunangan Raquela" bisik Sam.
Acara sudah dimulai. Karna Marvel benci keramaian Karna itu Marvel memilih kekolam. Dengan segelas sirup ditangannya. "Kapan Lo bangun?" Tanya Rachel, yang entah kapan datang. "Last week".
Rachel melihat Marvel intes, Rachel adalah teman kampus Marvel saat di kampus, tapi Marvel lupa dengan itu. Tidak ada yang ia ingat bahkan. "Gue adeknya Cakra". Marvel mengangguk. Ia pergi meninggalkan Rachel. Dan melihat para tamu yang sudha tidak terlalu ramai.
Marvel mengahampiri Ranjani yang sedang berbincang-bincang dengan pasangan baru itu. "Cakra, ini Marvel adeknya Raquela" ucap Ranjani menunjuk Marvel yang berdiri disebelahnya. Cakra mengulurkan tangannya pada Marvel, tapi Marvel tidak menerimanya lalu ia menarik kembali tangannya.
"Cakra"
"Marvel"
"Pertama kali gua denger nama Lo gua kira Lo cowok, ternyata cewek" Cakra melihat style kantor Marvel yang sangat rapi. "Lo kerja dimana?" Tanya Cakra. "Dia pengusaha" sahut Sam yang datang membawa minuman. "Usaha apa?".
"Properti, investasi, perkebunan, pertambangan, minyak ,emas, ekspor impor"
Cakra terdiam mendengar penuturan kata Sam. Bagaimana tidak dia hanya karyawan biasa diperusahaan Jake yang dikelola Arjuna. Mereka duduk di kursi yang disediakan. "Vel tar malam Lo ada dinner sama klien jadi tar lagi pulang" Marvel mengangguk.
"Marvel, Cakra bisa ga masuk di perusahaan kamu?" Tanya Ranjani. "Tanya Sam" jawab Marvel. Marvel tidak suka dengan Cakra Karna derajat keluarga Marvel dan Cakra sepertinya sangat jauh.
"Kak kamu nikah nih?" Celetuk Jess.
"Secepatnya"
"Langsung aja kak, udah siap di unboxing tuh" sahut Arjuna. Yang merangkul pundak Jess. Raquela tersenyum malu. Marvel hanya diam melihat tawa mereka.
"Vel let's go" ajak Sam. Karna sepertinya mereka akan terlambat. Marvel dan Sam pergi dari sana. Mereka duduk di mobil Alphard Marvel sambil melihat-lihat dokumen yang dikirimkan perusahaan untuk berinvestasi di saham mereka.
"Vel, Lo belum ada ingat apa-apa?"
Marvel mengeleng. Sepertinya ada banyak rahasia dlaam hidupnya yang baru ini. "Bagus deh" syukur SMA dan mendapat jitakan dari Marvel. "Bersyukur Lo, sini gua patahin satu lagi" ancam Marvel. "GA, yang ini udah patah sama Lo masa yang ini juga" omel Sam.
Mereka samapai di restoran yang sudah dijanjikan. Sam mencari bangku yang sudah ia pesan. Sam melihat meja itu sudah ada 1 pria parubaya dan 1 wanita yang masih muda. "Vel itu" mereka berjalan menghampiri meja itu.
"Ibu Marvel" pria itu bersalaman dengan Marvel. "Sudah lama pak?" Tanya Marvel sopan. "Belum baru samapai" jawab pria itu. Marvel melihat gadis yang cukup menarik didepannya. Sam sadar akan hal itu. "Ini siapa pak?" Tanya Sam.
"Anak perempuan saya sekaligus sekretaris saya pak" Sam mengangguk. "Baiklah, kami sudah membaca proposal yang anda kirim.." dan bla bla bla. Marvel tidak memikirkan apa yang di ucap Sam. Ia hanya melihat gadis itu.
"So Marvel gimana?" Tanya Sam. "I will take it, but.."
"But.."
"You, stay 1 night with me?" Ucap Marvel. Marvel melihat wajah gadis itu langsung berubah sama halnya dengan ayah nya. "Vel.." ucap Sam masih tidak percaya. "Why? You just say yes or not simple" ucap santai Marvel.
Hanya kali ini Sam melihat Marvel tertarik pada seseorang. Dan Marvel bossnya ia hanya bisa setuju dengan apa yang dibilang Marvel. "Gimana pak?" Tanya Sam. "I will give you time..." Potong Marvel saat pria itu akan menjawab.
"And i will say yes" ucap pria parubaya itu. Marvel tersenyum miring, sedangkan gadis didepannya sudah gemetaran. "3 days, bodyguard akan menjemput anak anda dalam tiga hari" Marvel pergi diikuti denga Sam yang berjalan disampingnya.
"You won't?" Tanya Sam. Marvel tersenyum. "Just a game". Sam tersenyum dan mengeleng. Memang anak ini sudah benar-benar kelewatan batas. Mereka masuk mobil dan berjalan pulang.
Marvel sudah berada dikamarnya sambil melihat beberapa berkas. Lalu notifikasi masuk ke ponselnya. Tertera nomor yang tidak diketahui. "Sam udah chat gue, jabatan gue apa disana?" Marvel langsung tau siapa yang mengirimkan pesan itu.
Marvel membenarkan kacamatanya. Marvel mengetik. "Sekretaris Sam" Marvel meletakkan handphone-nya kembali lalu melanjutkan aktivitasnya. Tak lama dewa mengirimkan pesan padanya.
"Orang yang udah buat anda kecelakaan sudah kami tangkap" Marvel tersenyum. Marvel tau siapa yang membuatnya kecelakaan, Karna adalah orang yang sama yaitu Alex.
Marvel meletakkan handphone-nya dan melihat pemandangan di kaca besar kamarnya. Dan Marvel melihat fotonya, ada Samudra, Samuel dan dirinya yang memakai baju karate dengan sabuknya masing-masing.
"Oh aku belum tau tentang kalian" Marvel melihat bangga foto itu. Lalu melihat wallpaper ponselnya yang tergambar mereka bertiga. Lalu ia menelpon Sam.
"Ini tengah malem ngapain Lo nelpon?"
"Samudra sama Samuel gimana?Lo belum cerita"
"Mereka ngurusin perusahaan Lo di new York"
Marvel mematikan telpon itu sepihak. Lalu tersenyum. Marvel mengambil kertas dan menulis beberapa hal yang harus Sam beli di tengah malam ini.
Ia memfotonya dan mengirimkan pada Sam. "Lo beli sekarang" pesan singkat yang dikirim marvel
"Kejutan"
-marvel
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN DEMI TUHAN
Teen Fictionjika tuhan yang menghendaki takdirku, seperti ini maka hidupku akan kujalani diseperti kehendaknya tapi demi tuhan..aku lelah, aku lelah menjalani hari-hari yang tidak mempunyai siapapun #1 in persahabatan (2023.01.30) #2 in gl (2023.03.03)