Marvel bangun dan mengucek matanya. Menetralkan Indra penglihatannya. "Dimana kacamata ku?" Marvel meraba nakas yang berada disebelah tempat tidurnya.
Marvel menemukannya. Tapi seperti ada yang memberikan padanya. Di memakai kacamatanya dan melihat orang yang sedang berdiri didepannya.
"Ohh kak".
Raquela tersenyum. "Mandi sana" perintah Raquela yang langsung dituruti olah Marvel. Marvel berjalan kekamar mandi. Sedangkan Raquela membereskan tempat tidur mereka.
Sudah 1 bulan Raquela tinggal di masion megah Marvel. Dan sudah 1 bulan juga Marvel jika ingin pulang harus mengendarai motornya selama 2 jam. Jujur pinggangnya sakit tapi mau gimana lagi. Terkadang Marvel juga pulang kerumahnya.
"VEL BAJUNYA UDAH KAKAK SIAPIN" teriak Raquela dari luar. "IYA KAK" jawab Marvel sambil menggosok giginya. 15 menit Marvel dikamar mandi. Ia keluar dari kamar mandi dan memakai baju. Traning, kaos tanpa lengan, kalo kata Raquela. uang banyak tapi beli baju ga bisa.
Marvel berjalan ke dapur rencananya ia akan sarapan lalu menyelesaikan pekerjaan. Marvel hari ini mendapat dispensasi Karna jam 11 nanti ia akan latihan basket untuk pertandingan. Marvel menggendong Dean yang berjalan ke arahnya.
"Kakak masa mama bilang Kakak jelek" adu Dean pada Marvel dan Marvel hanya mengangguk. Mereka sarapan bersama. Selesai sarapan Marvel ditugaskan Raquela untuk mengantar Dean ke sekolah Karna supir sedang izin hari ini.
Marvel dan Dean sudah dalam perjalan dengan mobil BMW Marvel. "Kenapa Dean?" Marvel melihat wajah Dean yang dari tadi lesu. "Dean di ejek sama temen-temen Dean Karna ga punya ayah".
"Gapapa de yang penting banyak uang" ucap Marvel singkat. "Ga, itu kan uang kakak" ucap Dean. "Uang kakak ya uang Dean juga dek" Marvel mengelus seurai Dean dengan lembut.
"Yaudah, masih mau sekolah ga?"
"Ga, tapi nanti mama marah"
Marvel melihat kearah Dean, Karna sedang lampu merah, Marvel mendekat kearah Dean. "Nanti kakak marahin balik dia" Marvel menggenggam tangan Dean. "Ga ah nanti kakak pukul mama kaya ayah sama ibu Dean dulu".
Marvel tersenyum kecut mendengar penuturan kata Dean. "Ok, pulang sekolah kita jalan-jalan di mall gimana?" Tanya Marvel. Dean setuju, Marvel kembali tancam gas mobil Marvel.
Mereka Sampai disekolah banyak intes yang melihat kearah mereka apalagi Marvel yang mengantarkan Dean sampai kedepan kelasnya. "Maaf anda siapanya Dean?" Guru yang baru sampai didepan kelas bertanya kepada Marvel, pasalnya hanya Raquela yang pernah guru itu lihat.
"Saya walinya Dean" jawab Marvel dengan anda dinginnya. "Ibu Raquela kemana? Saya ingin menangis uang sekolahnya Dean" ucap guru itu. Marvel tau bahwa selama ini Raquela hanya bekerja part time di restoran dan uang sekolah Dean lumayan mahal, mungkin Raquela belum sempat melunaskannya.
"Dimana harus membayar?" Tanya Marvel, guru itu menunjukkan kearah TU untuk membayar uang sekolah. Marvel berjalan kesana. Ia masuk ke ruangan itu dan menghampiri salah satu staff. "Permisi saya mau membayar uang sekolah dimana?" Tanya Marvel. "Ohh sini kak" staff itu duduk disalah satu meja diikuti Marvel.
"Mau bayar atas nama murid siapa?"
"Muhammad Dean"
Guru itu membuka buku Dean terlihat masih banyak uang sekolah yang belum di bayar oleh Raquela. "7 juta Karna Dean dari bulan awal bulan mei belum ada mem bayar sama sesekali" Marvel mengeluarkan dompetnya. Marvel mengambil black card-nya dan memberikan pada staff itu. Staff itu melihat kartu Marvel.
"Maaf ada kartu lain?" Ucap sopan staff itu terlihat dari name tagnya namanya Cristian Adela. Marvel mengambil kartunya yang satu lagi. Adela menerimanya dan mengesekan pada mesin itu. Saat meminta password Adela melihat tangan berurat milik Marvel. Marvel memakai t-shirt dengan legan atas perintah Raquela.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN DEMI TUHAN
Teen Fictionjika tuhan yang menghendaki takdirku, seperti ini maka hidupku akan kujalani diseperti kehendaknya tapi demi tuhan..aku lelah, aku lelah menjalani hari-hari yang tidak mempunyai siapapun #1 in persahabatan (2023.01.30) #2 in gl (2023.03.03)