01: Tetangga kampret

87 8 0
                                    

Ada takdir suram yang sengaja di selipkan
Itu agar kamu menikmati indahnya kebahagiaan.

#Cyberplum'

•••

Terlatih menjadi gadis yang kuat sedari kecil, membuat Sheila tahan banting menghadapi hal apapun. Itu semua berkat Vian, ayahnya yang bekerja sebagai seorang tentara. Vian terlihat berwibawa, memiliki sikap tegas dan menyeramkan. Tunggu, mungkin menyeramkan di waktu tertentu saja.

Tapi Sheila tetaplah seorang gadis pada umumnya, memiliki sifat lemah lembut dan penyayang. Itu semua juga tak luput dari kepribadian Arin, bundanya yang bekerja sebagai seorang dokter.

Dua orang tuanya yang bekerja sebagai abdi negara, membuat Sheila juga iri. Tapi... Hingga kini ia masih bingung ingin menjadi apa satu saat nanti.

"TENDANG DONG! GIMANA SIH KAMU! MASAK KALAH SAMA CEWEK!".

Itu semua keluar dari mulut Vian, teruntuk murid didiknya (Yudha, anak tetangga sebelah) yang tak becus mengahadapi aksi putrinya.

Sheila yang mendapat celah, tak membuang kesempatan tersebut. Tangannya bergerak memukul rahang tegas Yudha hingga tersungkur.

BUGH!

SRAKKK!

"Cuih! Katanya mau jadi tentara, lawan cewek aja tepar!". Ejek Vian yang masih memantau Yudha. Seakan tak berniat menolong, Vian masih anteng di posisinya, melipat tangan menatap malas ke arah dua remaja itu.

"Bangun".

Sheila mengulurkan tangannya menolong Yudha yang mendongak menatapnya. Hingga tangannya saling terkait, Yudha bangkit dari tempatnya.

"Lain kali yang fokus, bisa aja Lo mati di tangan gue".

"Ngejek?".

Tak ada jawaban, Sheila malah berjalan menjauh menuju meja. Dimana Arin datang dengan camilan di nampannya. Sheila tersenyum menatap makanan di atas meja, Arin benar benar tau apa yang Sheila suka.

Kue kecipir dengan saus coklat yang menggiurkan.

"Emh... Enak bunda".

Yudha yang masih mematung melihat interaksi Sheila dengan orang tuanya, tiba tiba saja bahunya di rangkul oleh Vian dari belakang.

"Ayo". Melihat Vian yang tersenyum demikian, Yudha jadi turut tersenyum melihatnya.

Disaat seperti ini, Vian yang awalnya seperti perampok kapal kini terlihat lebih hangat dengan senyumannya.

"Mari Om".

•••

Dunia memang tak sesulit matematika, tapi perjalanannya yang rumit seperti benang rajut. Iraga, kadang pria itu mengeluh setelah menghadapi harinya. Ia benci menjadi dirinya, berada di posisi takdir paling memuakkan.

Klise, monoton. Suram, dunianya terlalu gelap. Ia mengharapkan satu cercah cahaya hadir untuk selamanya, menemaninya melangkah, mensupport dan memberikan warna paling indah dari cahaya itu sendiri.

She-Raga[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang