11: Hilang lagi

17 4 0
                                    

Seakan di bukakan pintu,
Tapi tak di persilahkan untuk masuk.

Cyberplum'

•••

Karina, gadis itu berjalan membawa sebotol air mineral di tangannya. Berjalan menuju tribun, dimana sosok yang ia kagumi tegah menormalkan kembali detak jantungnya.

Iraga menoleh saat sosok gadis duduk di sampingnya, mengulurkan air mineral padanya. Ia terima, karena pada dasarnya ia memang kehausan sedari tadi.

"Thanks".

"Sama sama".

Hening, Karina menatap Iraga tak berkedip saat lelaki itu meneguk habis air dari nya. Ada kebahagiaan tersendiri saat Iraga tak menolak atau mengabaikan pemberiannya, bahkan lelaki itu tampak biasa saja saat ia dekati.

Tak seperti biasanya, kadang Iraga akan menjauhinya atau bahkan mengusirnya secara terang terangan. Entahlah, mungkin Iraga mulai menerimanya. Begitu pikirnya.

"Emh.. btw gimana kabar om Jordi?". Tanya Karina membuka suara.

Helaan napas panjang mampu ia dengar, Iraga menumpukan badannya pada dua tangan yang terulur ke belakang. Tatapan kosong ke arah lapangan, dengan wajah melelahkan yang ia paparkan.

"Bukan urusan Lo".

Kembali hening, hingga kedatangan Alan membawa mood buruk bagi Karina. Lelaki itu duduk di sampingnya, jelas dengan senyuman tengil.

"Gak usah deket-deket!".

"Dikit gak papa kali".

"Alan!".

"Apa sih...". Goda Alan semakin menyempitkan tubuhnya pada Karina, bahkan dengan sengaja ia mendekatkan wajahnya mencolek dagu Karina.

"Alan..." Geram gadis itu.

Alan hanya tersenyum nakal melihat Iraga berdiri, meninggalkan keduanya menemui Sheila yang seperti mencari sesuatu yang hilang.

"Pergi!". Bentak gadis itu mendorong bahu Alan.

"Yakin?".

Karina mengangguk mantap, kemudian Alan benar benar bangkit.

BURGH!

Posisi Karina yang sudah di ujung membuat gadis itu terjatuh lantaran Alan benar benar berdiri.

"Awss...."

"BWAHAHAHAHA".

"Apa Lo!". Bentaknya pada Najib dan Gery, belum lagi Kevin malah menatapnya dengan senyum menyebalkan.

"Ayo berdiri". Ajak Alan mengulurkan tangannya.

Bukannya segera menerima uluran tangan itu dan berdiri, Karina malah menangis dan tak kunjung berdiri. Jelas hal itu membuat Alan kelimpungan. Ia merasa bersalah membuat Karina malu, padahal pikirnya hanya bercanda. Tak akan seperti ini, sungguh.

"Kok nangis sih?". Gumamnya khawatir.

Segera ia berjongkok menyamakan kedudukannya dengan Karina yang gelesotan. Gadis itu menunduk menyembunyikan wajahnya di pelipatan lutut.

"Na... Kok nangis sih? Kan bercanda". Bujuknya mengusap puncak kepala Karina.

Hal itu tak luput dari tatapan Kevin, Gery, dan Najib. Mereka saling melempar tatap, sesuatu hal menggelikan tengah menjadi topik pembicaraan lewat batin mereka.

"Piiiuuwiiittt!! Ekhem! Ada yang manis tapi bukan gula!". Ujar Gery sengaja mengeraskan suaranya dengan menatap geli Alan.

"Apa tuh, Jib?" Lempar Kevin kepada Najib.

She-Raga[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang