16: Maaf Ummu

7 2 0
                                    

Rasa suka atau kasihan sudah menjadi alasan klasik untuk menyentuh seorang gadis yang bukan mahramnya.

@cyberplum'

Menerima kenyataan pahit itu sulit, dirinya sudah cukup sabar menerima semuanya. Tapi lagi lagi takdir selalu menang membuatnya tunduk tak berdaya, ia pasrah saat dua keluarga setuju dengan jadi menjodohkan dua anak mereka untuk mengikat status berkeluarga di usia dini.

Ini gila, tidakkah mereka memikirkan bagaimana nasib anaknya untuk waktu ke depan? Mereka kehilangan masa depan yang sudah di susun rapi-rapi, dipaksa bekerja untuk menghidupi keluarga, berhenti menempuh pendidikan, dan sibuk masalah keluarga yang nantinya pasti akan banyak ombak menerjang.

Bahkan sampai saat ini Alan tak tau siapa gadis yang di jodohkan dengannya. Waktu pertemuan dua keluarga ia tak berniat ikut, dengar dengar gadis yang akan menjadi calon istrinya juga tidak datang. Syukurlah, semoga saja gadis itu menolak.

"Gue bisa apa?". Tanya Alan pada diri sendiri.

•••

"Rere, janji jangan tinggalin Gerry lagi ya setelah ini? Demi apapun, Gerry gak bohong, hidup Gerry suram kalau gak ada Rere".

Semua tertawa terbahak mendengar Najib yang membacakan pesan Gerry di ponsel lelaki itu. Najib yang berdiri di bangku tua, membuat Gerry semakin sulit mengambil ponselnya yang di rebut tiba-tiba oleh Najib.

"Jadi, sekarang balikan, Ger?". Tanya Kevin menatap Gerry yang cemberut dengan senyum kecil.

"Iya".

"Balikin, Jib. Kasihan". Ujar Alan menengahi, melihat Gerry yang menahan malu membuatnya iba.

Menurutnya ini wajar, siapapun pasti pernah merasakan bahagia kala bermanja dengan pacar. Meski mungkin bahasa yang di gunakan sedikit menggelitik dan alay. Setiap orang punya bahasa mereka sendiri untuk mengobrol dengan pujaan hatinya, tak ada yang boleh mencaci karena mereka juga pasti merasakan, atau mungkin belum. Gerry beruntung, sahabatnya itu pantas bahagia dengan caranya sendiri.

"Lain kali cari pacar sana! Biar gak gangguin gue terus!". Kesal Gerry merebut ponselnya kasar kemudian segera mematikan layar, ia masukkan ke kantung celana takut Najib kembali jahil.

"Buat apa cari pacar, banyak kok cewek yang pada ngantri sama gue". Sombong Najib menepuk dadanya penuh bangga. Lelaki berkumis tipis itu menunjukkan wajah songongnya dengan lihai.

"Iya, buat ngantri sembako!".

Lagi-lagi Gerry tak terima segera menimpali ucapan Najib yang kelewat sombong, membuat Alan dan Kevin menahan tawa melihat tingkah mereka. Iraga sendiri hanya menggelengkan kepala menikmati drama Tom and Jerry di depannya. Sudah biasa.

"Gue mau di nikahin".

Suasana menjadi canggung seketika, Najib yang sedari tadi menggoda Gerry kini saling diam menunggu kelanjutan dari Alan. Fakta mengerikan? Bukan, hanya saja ini sedikit...

"Bercanda kan Lo?!". Najib melempar topi di atas meja yang segera di tangkap olehnya. Raut wajah Najib sudah cukup menunjukkan ketidak percayaan.

"Jaman sekarang, di nikahin?". Beo Gerry.

"Percuma ngomong sama orang gila". Ujar Alan tak habis pikir dengan jalan pikir teman temannya.

•••

Di lapangan basket, tanpa Iraga tim mereka seakan butuh latihan ekstra. Mereka seakan kehilangan pusat kekuatan, dimana sosok yang di unggulkan menjadi penembak malah mengundurkan diri karena masalah pribadi.

She-Raga[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang