Pujaan Hati

2K 185 2
                                    

Seperti sudah menjadi rutinitas wajib Renjun kini sudah berdiri di depan rumah sang pujaan hati, dengan sepeda motor andalannya Renjun kini menunggu sang pacar keluar.

Hari ini akan lebih indah jika sudah melihat wajah sang kekasih tercinta. Begitulah pikir Renjun, jika wajah dia suram berarti wajah sang kekasih belum terlihat oleh matanya.

"Udah nunggu lama?." tanya Haechan kekasih Renjun yang tengah membenarkan letak tali tas punggungnya, pemuda manis itu berjalan menghampiri sang kekasih yang sudah berdiri menunggunya di depan rumah.

"Nunggu ribuan tahun untuk kamu pun aku tak masalah" jawab Renjun sambil tersenyum tampan, yang mana mampu membuat pemuda manis itu terpesona ketika melihatnya.

Walaupun terkesan kuno tapi gombalan ala Renjun mampu membuat pipinya benar-benar memerah.

"Masih pagi jangan mulai!" Kata Haechan galak seraya menentralkan dengup jantungnya yang mulai terdengar ribut.

Begitu di rasa cukup tenang Haechan langsung menyodorkan sebuah paper bag ke arah Renjun. "Nih dari mama katanya buat menantu kesayangan". Pipi Renjun sukses memerah begitu mendengar ucapan Haechan.

"Cantik banget sih!, pacarnya siapa nih?" kata Haechan sambil terkekeh menatap wajah sang kekasih yang sudah memerah seperti kepiting.

"Astaga!, kamu jangan ngomong yang aneh-aneh dong sayang" kata Renjun panik, bagaimana jika nanti tiba-tiba kekasih manisnya itu meminta bertukar posisi.

kelemahan Renjun memang seperti ini, jika dia di goda sedikit saja oleh kekasih manisnya itu. Dia pasti akan langsung tersipu malu.

Tapi biarpun begitu jangan pernah meragukan ke-tangguhannya, Renjun bahkan bisa melawan lima belas orang sekaligus tanpa terluka.

"Muka kamu cantik juga kalau di liat-liat, gimana kalau kita tukar posisi aja?" Renjun langsung melotot begitu mendengar ucapan si manis, Kata-kata Haechan bagaikan bunyi petir di siang bolong bagi dia.

"Aku gempur kamu di sini mau?" Kata Renjun yang kini sudah mengeluarkan aura pekat, jiwa dominan nya ter-tantang untuk menggagahi sang kekasih sekarang juga di sini.

Menjadikan orang-orang yang tengah berlalu lalang serta kicau-an burung. Menjadi saksinya melakukan kegiatan panas bersama sang kekasih.

Ah, dengan membayangkan nya saja langsung bisa membuat Renjun mengeras. Sial, Pikirannya sudah merambat kemana-mana.

Plak

Satu pukulan mendarat di kepala Renjun, membuat pemuda tampan itu sedikit meringis.

"Lagi mikirin apa kamu?!" tanya Haechan galak, Haechan hapal betul dengan gelagat Renjun ketika pemuda tampan itu tengah memikirkan hal yang mesum.

"Kok di pukul sih sayang?" Suara Renjun yang tengah merengek mampu membuat Haechan ingin memukul kekasihnya itu kembali.

"Suruh siapa pagi-pagi pikirannya udah kotor aja" Kata Haechan kesal.

"Ya habisnya kamu aneh-aneh aja minta tuker posisi segala" Kata Renjun sebal, mau di taruh di mana harga dirinya jika hal itu benar-benar terjadi.

Renjun sendiri bahkan tak bisa membayangkan, jika pemuda manis di depannya ini bersikap layaknya dominan. Dengan membayangkan nya saja langsung bisa membuat Renjun merinding.

"Muka kamu tuh cantik coba ngaca" Kata Haechan yang masih kekeh ingin tetap berganti posisi.

"Ganteng gini di bilang cantik" Kata Renjun sambil berkaca di spion motornya.

"Kata Jeno aja Renjun gak cocok jadi dominan nya, cocokan aku" Kata Haechan yang masih tak mau mengalah.

Sedangkan wajah Renjun langsung melongo begitu mendengar ucapan Haechan, biasa-biasanya sahabatnya itu memprovokasi si manis untuk mengganti posisi mereka.

'Awas aja lu dasar sipit' batin Renjun sambil menggeram kesal, ingatkan dia untuk memukul pemuda sipit itu ketika nanti mereka bertemu.

"Kita bahas ini nanti" Kata Renjun akhirnya menengahi, jika masih di lanjutkan Renjun yakin hari ini pun tak akan beres.

"Kamu gak mau telat kan?" potong Renjun yang menghentikan asik Haechan yang ingin memprotes kembali.

Dan akhirnya perdebatan tak berfaedah itu berakhir dengan Haechan yang merajuk.

Sekitar setengah jam mereka baru sampai ke sekolah, sebenarnya sekolahan dari rumah Haechan tak begitu jauh. Namun tahu lah.

Renjun lebih memilih menjalankan sepeda motornya seperti siput yang tengah balapan, pelan namun pasti.

"Njun berdiri." kata Haechan. "Ini aku udah berdiri sayang." Kata Renjun yang tengah me-markir kan motornya.

"Adik kamu". Kata Haechan yang tengah menatap selangkangan Renjun.

'Sial' batin Renjun.

Bisa-bisanya miliknya bangun di saat seperti ini

TBC

Renhyuck lagi nih

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang