Dengan riang Haechan berjalan memasuki area pasar malam di ikuti Renjun dibelakang nya, pemuda manis itu benar-benar senang karena kekasih tampan nya itu akhirnya mau menuruti permintaan nya.
Walaupun dirinya harus menginap dulu di rumah sakit selama dua hari itu tak masalah asalkan akhirnya pemuda tampan itu mau pergi bersamanya.
Setelah kejadian di mana dirinya yang jatuh sakit Renjun benar-benar menjadi posesif, pemuda tampan itu bahkan tak mau meninggalkan nya barang sedetik pun.
Pemuda tampan itu bahkan sampai menangis ketika melihat dirinya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.
Seharian penuh pemuda tampan itu habiskan hanya untuk menangis sembari mengucap maaf kepadanya.
Haechan senang sekali rasanya ketika melihat betapa sayangnya Renjun kepadanya, dia merasa sangat beruntung karena mempunyai pasangan hidup seperti pemuda tampan itu.
Akhirnya setelah dua hari menginap Haechan pun di perbolehkan pulang, Renjun yang bertugas mengantar si manis bukannya langsung mengantar calon istrinya itu pulang ke kediaman keluarga Lee tapi pemuda tampan itu malah membawa dirinya ke pasar malam terlebih dahulu.
"Suka kan?" tanya Renjun sembari memeluk tubuh si manis dari belakang.
"Suka" jawab Haechan senang sembari menoleh kan kepala nya kesana kemari menatap penuh antusias setiap stand yang berjajar di depannya.
"Maaf ya karena udah bikin kamu masuk rumah sakit" kata Renjun sembari membalikkan tubuh si manis untuk menghadap ke arah nya.
"Bukan salah kamu, aku aja yang terlalu lemah makanya bisa sakit begini. Jangan nyalahin diri sendiri diri lagi, aku gak suka denger nya" kata si manis sembari menghamburkan dirinya ke dalam pelukan calon suaminya itu.
"Makasih karena udah mau ngelanjutin pernikahan kita" kata Renjun sembari memeluk tubuh si manis dengan erat.
"Pacaran terus!, yang ketiga nya setan tau rasa" kata Jeno sewot sembari berjalan menghampiri Renjun dan Haechan.
"Hati-Hati sayang nanti jatuh" kata Jaemin sembari meringis pelan melihat sang istri yang tengah berjalan dengan cepat.
Jaemin benar-benar khawatir bagaimana jika tiba-tiba saja istrinya itu tersandung oleh sesuatu.
"Kok kalian disini?" tanya Renjun bingung sembari menatap kedua pasangan suami istri itu dengan sebal.
Rencana nya Renjun mau menghabiskan waktu hanya berdua bersama calon istrinya itu, tapi dengan kedatangan kedua orang itu rencananya pasti sudah tak bisa terlaksana.
"Kalian gak pulang-pulang gue sama yang lain khawatir, makanya gue punya pikiran buat nyusul kalian kesini" Renjun hanya mampu mendengus kesal mendengar ucapan sahabatnya itu, salahnya juga sih yang tak mengabari keluarga si manis terlebih dahulu.
"Minggir lu!, jauh-jauh dari istri gue" kata Jeno galak sembari mendorong tubuh Renjun untuk menjauh dari Haechan.
"Untung lagi hamil, kalau engga udah gue ajak baku hantam lu Jen" kata Renjun kesal sembari menatap Jeno yang tengah memeluk calon istrinya itu dengan tajam.
"Maafin ya Jun, istri gue semenjak hamil hormon nya makin gak karuan" kata Jaemin sembari menepuk pundak sahabat nya itu dengan pelan.
"Entah perasaan gue atau memang bener kalau aura Haechan malem ini keluar banget, dia jadi keliatan cantik banget malem ini" kata Jaemin sembari memperhatikan si manis dengan seksama.
"Iya yang lain mah di katain cantik, giliran istri sendiri gak pernah di puji" kata Jeno sewot sembari menatap Jaemin dengan penuh permusuhan.
Jaemin menengguk ludahnya dengan kasar begitu melihat tatapan istrinya yang kelewat tajam, memang benar dia belum pernah memuji istrinya selama ini.
Tapi bukan karena istrinya itu tak cantik, Jaemin hanya malu mengutarakan kata-kata manis itu memuji istrinya itu.
"Cari aja yang lain, yang lebih cantik dari gue" kata Jeno kesal sembari menarik tangan si manis untuk menjauh dari Jaemin dan Renjun.
"Istri lu cemburuan juga ya" Jaemin hanya mampu terkekeh ketika mendengar ucapan Renjun, kemudian dirinya segera mengejar sang istri di susul Renjun di belakangnya.
Sedangkan kedua pemuda itu seakan tak peduli kepada pasangan masing-masing, mereka malah asik sendiri memakan es krim yang barusan mereka beli.
"Enak kan sayang?" tanya Jeno sembari mengecup sudut bibir si manis yang terkena lelehan es krim.
"Hmm" Jawab si manis sembari mengangguk dengan penuh antusias.
"Yang lagi hamil sinis mulu sih" kata Jaemin sembari berjalan menghampiri kedua pemuda itu, dengan penuh kasih sayang dipelukannya sang istri dari belakang.
"Lu tuh udah jadi uke si Jaemin masih aja suka cari-cari kesempatan sama calon istri gue" kata Renjun kesal sembari menatap Jeno dengan penuh permusuhan.
"Bacot!, lagian suruh siapa gak becus banget jaga calon istri sendiri" kata Jeno tak mau kalah sembari menatap Renjun dengan tajam.
"Gak boleh kasar sayang" kata Jaemin sembari mengelus perut sang istri yang sudah mulai membuncit dengan penuh kasih sayang.
"Udahlah kita jalan masing-masing aja, gue gak mau ya istri lu cium-cium Haechan lagi" kata Renjun kesal sembari menarik tangan si manis untuk menjauh dari sepasang suami istri itu.
"Dasar Renjun asu!" teriak Jeno kesal sembari mengacung kan jari tengah nya ke arah pemuda tampan itu.
"Sayang" tegur Jaemin sembari membalikkan tubuh sang istri untuk menghadap kepadanya.
"Bacot ah!, mending sekarang kita cari stand yang jual bakso gue tiba-tiba pengen makan bakso deh" kata Jeno sembari mendorong tubuh sang suami yang hendak menciumnya.
"semenjak hamil, kamu tuh jadi doyan banget makan bakso ya, makanya pipinya sekarang jadi bulet begini" kata Jaemin sembari menciumi pipi bulat istrinya dengan gemas.
"Kalau gak ikhlas gak usah beli lah kita" kata Jeno kesal sembari mendorong tubuh Jaemin untuk menjauh darinya.
"Ayo beli sayang, ayo" kata Jaemin panik, jika tak dituruti istrinya itu pasti akan marah dan berakhir dia yang harus tidur di ruang tamu.
"Jeno sini aku nemu stand yang jual bakso!" teriak Haechan heboh sembari melambaikan tangannya ke arah mereka.
"Istri gue emang pengertian banget dah!"
TBC
lagi nyarin ide buat namatin ini Cerita.