Sakit

651 151 1
                                    

Renjun berdiri dengan gelisah ketika melihat kekasih manisnya yang keluar dari barisan.

Dia menggeram kesal kala pembina upacara kali ini terlalu banyak berbicara, padahal hari sudah mulai terik tapi pembina itu masih berbicara membuat sebagian murid memaki pembina itu dalam hati.

"Baiklah, sekian dari saya. Semoga adik-adik sekalian mengerti dengan apa yang barusan saya sampaikan" Renjun mendesah lega kala sang pembina sudah mengakhiri pidato panjang nya.

Dua puluh menit pun berlalu akhirnya ucara pun selesai di laksanakan, Renjun yang memang sudah sangat khawatir berlari dengan tergesa ke arah uks.

"Istri gue mana?" tanya Renjun langsung begitu melihat Jeno yang tengah berdiri di depan pintu uks.

"Ustra istri, nikah aja belum" kata Jeno sewot. "Bacot!, buruan minggir gue mau ketemu Haechan" kata Renjun kesal sembari mendorong tubuh Jeno untuk menyingkir dari pintu.

Cklek

"Sayang?" dengan pelan Renjun membuka pintu uks, pandangan nya dia edarkan kesegala arah untuk mencari sang kekasih.

"Disini!" teriak Jaemin sembari melambaikan tangannya. "Istri gue baik-baik aja kan?" tanya Renjun sembari berjalan menghampiri Jaemin yang tengah berdiri di samping ranjang yang Haechan tempati.

"Maag nya kambuh, kayaknya dia gak sarapan deh makanya bisa kaya gini" Renjun hampir menangis melihat wajah pucat si manis.

"Sial, harusnya gue tadi tanya dia dulu" kata Renjun sembari meruntuki dirinya dalam hati.

"Gue tinggal dulu, bentar lagi bel masuk bunyi. Semoga lu gak khilaf ya" kata Jaemin sembari menepuk pundak Renjun dengan pelan.

"Makasih" Jaemin hanya mengangguk menanggapi ucapan Renjun, kemudian dirinya berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Aku lalai lagi" kata Renjun sembari menggenggam tangan si manis dengan erat.

"Padahal aku udah janji akan jaga kamu, tapi nyatanya aku gak bisa. Maafin aku sayang, tolong maafin kekasih kamu yang gak berguna ini" Renjun mengusap rambut Haechan dengan pelan.

Setitik air mata keluar dari mata Renjun, dengan kasar pemuda tampan itu mengusap air matanya yang keluar tanpa ijin.

Dia memang paling lemah jika sudah melihat Haechan seperti ini, dia tak bisa jika tak menangis jika melihat si manis terbaring lemah seperti ini.

"Berisik aku mau tidur" Renjun langsung mendongak melihat wajah sang kekasih begitu mendengar suara serak si manis.

"Sayang" Renjun mendekati wajah si manis yang benar-benar terlihat pucat, dengan gerakan pelan dia mengusap peluh yang memenuhi wajah kekasih manisnya itu.

"Aku mau bakso, beliin dong" Renjun mendelik begitu mendengar ucapan kekasih manisnya.

"Makan nasi dulu, baru nanti boleh makan bakso" Haechan merengut tak suka begitu mendengar ucapan Renjun.

"Gak mau, aku maunya bakso" Renjun hanya mampu mengehala nafas melihat kekasih manisnya yang sangat keras kepala.

"Makan nasi dulu atau gak sama sekali" Haechan akhirnya mengangguk mengiyakan ucapkan Renjun, begitu lebih baik daripada tidak sama sekali pikirnya.

"Tunggu disini, aku beliin" kata Renjun sembari mengecup kening si manis dengan sayang.

"Sama es krim sekalian ya? Pinta Haechan sembari menatap Renjun dengan penuh harap.

"Siap sayang" kata Renjun sembari menciup pipi bulat si manis secara bergantian.

Haechan menghela nafas begitu sang kekasih sudah berlalu pergi, dengan pelan dia mengelus perutnya yang terasa nyeri.

"Padahal niatnya gue mau diet tapi malah jatuh sakit begini, dasar lemah banget" cibir Haechan sembari memaki dirinya sendiri.

"Walaupun Renjun bilang dia suka kalau gue berisi begini, tapi tetap aja gue ngerasa insecure sama cewek-cewek langsing yang selalu ngejar-ngejar dia"

"Padahal udah gue isi sama roti isi coklat tapi kayaknya gak kerasa sama sekali, dasar perut karet" kata Haechan kesal sembari menepuk perutnya sendiri dengan pelan.

Cklek

Haechan melirik ke arah pintu yang barusan di buka, dapat Haechan lihat Renjun yang tengah tersenyum kearahnya.

"Udah baikkan?" tanya Renjun sembari berjalan menghampiri Haechan yang masih dalam posisi yang sama.

"Hmm" Renjun tersenyum melihat sang kekasih yang tengah kesusahan untuk mendudukkan dirinya sendiri.

"Gembul, gembul" kata Renjun gemas sembari membantu si manis untuk duduk di atas ranjang.

"Bacot!" kata Haechan kesal sembari menepis tangan Renjun yang bertengger di atas pinggang nya.

"Heh!" kata Renjun sembari menatap si manis dengan tajam. "Kok begitu sama suami sendiri?" Haechan langsung melotot begitu mendengar ucapan kekasih tampan nya itu.

"Paansi?" kata Haechan galak sembari berusaha untuk tak menatap Renjun yang kini tengah menatapnya intens.

"Aku ewe kamu di sini mau?" Haechan langsung mendorong tubuh Renjun untuk menjauh darinya begitu mendengar ucapan frontal kekasih tampan nya itu.

Dengan panik dia berusaha untuk turun dari atas ranjang. "Mau kemana sayang?" tanya Renjun sembari tersenyum manis, kedua tangannya menahan pinggang Haechan agar kekasih manisnya itu tak dapat melarikan diri darinya.

"Lepas ih, aku mau pulang aja gak mau sama kamu" Haechan berusaha menjauhkan tubuh Renjun darinya, tapi percuma saja tubuh kekasih tampan nya itu bahkan tak bergeser sama sekali.

"Renjun!" Haechan berusaha terlepas dari Renjun yang kini mulai membuka kancing seragam nya satu persatu.

"Kamu harus di hukum karena udah ngomong kasar sama aku" kata Renjun sebelum melahap puting milik si manis.

Haechan mengeliat tak nyaman merasakan Renjun yang tengah mengerjai dadanya.

"Berhenti atau kita putus" Pipi Haechan memerah ketika melihat Renjun yang tengah tersenyum kearahnya.

"Aku lagi nenen tunggu dulu sebentar" Renjun kembali meraup puting milik si manis dengan rakus.

Dengan pasrah Haechan hanya mampu menuruti permintaan gila kekasih tampan nya itu.

Sepuluh menit berlalu akhirnya Renjun menyudahi aski menyusu nya itu.

Renjun langsung tertegun begitu melihat si manis yang kembali terlelap.

"Yang nyusu siapa, yang tidur siapa" kata Renjun sembari terkekeh pelan. "Kayaknya gue bakal minta sering-sering deh" kata Renjun sembari tersenyum senang, akhirnya dia menemukan kegiatan yang lebih menyenangkan selain menggigit pipi bulat si manis.

"Ayo bangun gembul, katanya mau bakso"

TBC

pengen cepet-cepet gue tamatin deh ini Cerita, kasian book yang lain udah berdebu minta di update.

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang