Renjun langsung tersenyum begitu dirinya membuka pintu rumah langsung di suguhkan si manis yang tengah duduk di atas sofa sembari fokus menonton kartun di televisi.
Pemuda manis itu sangking fokusnya sampai tak menyadari kehadirannya, Renjun bahkan sampai menggigit pipi dalamnya karena sangking merasa gemas nya dengan si manis yang tengah berceloteh mengajak anak mereka berbicara.
Dengan perlahan Renjun menghampiri sang istri yang tengah tertawa karena adegan lucu yang terjadi di dalam kartun yang tengah di tonton nya.
"Ngetawain apasih?" si manis sedikit tersentak ketika tiba-tiba saja mendengar suara sang suami.
Dengan perlahan kepalanya menoleh ke arah Renjun yang tengah tersenyum seolah tak berdosa kearahnya.
"Ngagetin aja, aku kira hantu" kata si manis sebal sembari menghampiri Renjun yang tengah terkekeh sembari melihatnya.
"Maaf sayang, habisnya kamu fokus banget aku buka pintu aja kayaknya kamu gak denger" kata Renjun sembari mengusap rambut Haechan dengan gemas.
"Dedek nya nakal gak hari ini?" tanya Renjun sembari berjongkok menyamakan tingginya dengan perut buncit si manis.
"Dedek baik kok gak nakal sama sekali" Renjun terkekeh mendengar suaranya si manis yang teramat lucu menurutnya.
"Sehat-sehat ya sayang jangan nyusahin bunda, kasian bundanya kecapean ngurusin ayah" kata Renjun sembari mengelus perut si manis dan sesekali menciumnya.
"Dedek nya paham kalau bundanya lagi kecapean, makanya dia baik banget waktu ayahnya lagi kerja" kata Haechan dengan riang, si manis bahkan sampai melompat-lompat kecil.
"Pinter, itu baru namanya anak ayah" kata Renjun sembari mencium perut Haechan lagi sebelum menegakkan tubuhnya.
"Sayang udah makan?" tanya Renjun sembari menuntun si manis untuk kembali duduk di ata sofa lagi.
"Udah mam sama martabak telur tadi di kasih sama Nono" Jawab Haechan sembari tersenyum dengan lebar.
"Tadi Jaemin sama Jeno kesini?" tanya Renjun sembari menarik tubuh si manis untuk duduk di atas pangkuannya.
"Hmm, tadi Nono bawa Azka juga" Jawab si manis dengan antusias, Renjun yang melihatnya hanya mampu terkekeh sembari mengelus pinggang si manis dengan pelan.
"Syukur deh kalau mereka dateng, kamunya jadi gak kesepian" kata Renjun sembari mengelus perut buncit si manis.
"Tadi Echan ngidam pengen cium bibir Nono, untungnya Nono mau Nana juga untungnya ngebolehin" Senyum Renjun langsung saja luntur begitu mendengar ucapan si manis.
"Bibir Jeno?" tanya Renjun memastikan. "Iya, hehehe...." jawab si manis sembari tertawa tak berdosa.
'Jeno bangsat!' teriak Renjun dalam hati sembari memaki ibu dari satu anak itu.
Sebenarnya Renjun ingin marah kepada si manis, tapi melihat raut wajah si manis yang amat ceria Renjun urungkan saja.
"Renjun marah?" tanya si manis sembari menatap suaminya itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Eh, engga kok sayang" jawab Renjun cepat, untung saja dia tak jadi marah tadi kalau iya mungkin sekarang si manis sudah menangis dengan keras.
"Engga apa-apa sayang, demi dedek aku gak akan marah" kata Renjun sembari menciumi rambut si manis dengan sayang.
"Sayang mas" Renjun menengguk ludahnya begitu mendengar panggilan si manis untuk dirinya.
"Aku juga sayang kamu" kata Renjun sembari mencium bibir si manis sekilas.
