Haechan hanya mampu menunduk tak berani melihat ke arah Renjun yang sekarang tengah tersenyum tampan kearahnya.
"Jadi saya berpikir untuk mengikat Haechan terlebih dahulu, dan kami akan menikah setelah lulus kuliah nanti" ayah Haechan hanya mampu mengangguk paham dengan ucapan calon menantu nya itu.
"Kamu setuju kan sayang?" Haechan langsung mendongak begitu merasa jika dia yang tengah di panggil.
"Hmm" Jawab Haechan sembari mengangguk kaku, Renjun yang melihatnya langsung saja tersenyum begitu si manis menyetujui ide nya itu untuk bertunangan terlebih dahulu lalu setelah mereka lulus baru menikah.
"Jaga adek gue dengan baik jangan sampe lu sakitin dia" kata Yeonjun sembari menatap Renjun dengan tajam.
"Santai aja bang, Haechan pasti aman kok sama gue" kata Renjun sembari menepuk dada nya dengan penuh percaya diri.
"Jadi kita udah gak punya kesempatan lagi ini?" tanya Jeno sembari menatap si manis dengan memelas.
"Dari dulu juga udah gak punya kali bro" kata Renjun sembari tertawa mengejek ke arah Jeno dan Jaemin.
"Punya kok" sahut Haechan tiba-tiba.
"Aku bakal tanya Renjun, milih moomin atau aku. Dan kalau Renjun lebih milih moomin otw gagal nikah kita" Renjun langsung saja melotot begitu mendengar ucapan si manis."Jawab moomin Njun!, jawab moomin!" teriak Jeno dan Jaemin dengan heboh.
"S-sayang?" Renjun tersenyum kaku ketika melihat si manis yang sekarang ini tengah menatapnya dengan tajam.
"Jadi?" tanya Haechan santai sembari sesekali memasukkan cookies buatan sang ibu ke dalam mulutnya.
Renjun terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan si manis dengan mantap.
"Tentu saja kamu sayang" jawab Renjun sembari meminta maaf kepada kudanil kesayangannya itu di dalam hati.
"Yang bener?" tanya Haechan sembari menatap Renjun penuh selidik. "Tentu aja sayang" kata Renjun sembari menghampiri si manis yang duduk tak jauh darinya.
"Ah anjir!, lu harusnya pilih moomin jun. Dia kan kudanil gembrot kesayangan lu" kata Jeno kesal sembari menatap Renjun penuh permusuhan.
"Bacot!, kalian berdua mending pulang aja deh. Kalian berdua ganggu banget tau gak sih?" kata Renjun kesal sembari mengayunkan tangan nya seperti tengah mengusir seekor ayam.
"Awas aja lu kalau nyakitin Haechan gue tendang tu burung punya lu" kata Jeno sewot sembari mencubiti kue bolu yang ada di hadapannya.
"Pake sendok heh!, jorok banget sih lu" kata Jaemin kesal sembari menaruh sendok yang ada di depannya kedalam genggaman Jeno.
"Kalian berdua mending pacaran aja deh kalau kata gue" kata Yeonjun sembari menatap Jeno dan Jaemin secara bergantian.
"Gue?" tanya Jeno dengan wajah cengo nya. "Sama dia?" lanjut Jaemin sembari menatap Jeno dengan intens.
"Boleh juga" kata Jaemin sembari menjilat bibir ketika melihat Jeno yang sekarang tengah menatapnya dengan tajam.
"ENGGA AKAN YA ASU!" teriak Jeno heboh sembari berdiri dari duduknya kemudian berlari menjauh dari Jaemin yang sekarang tengah tertawa terbahak-bahak.
"Bagus tuh, daripada lu berdua ngejar-ngejar pacar gue mulu" kata Renjun sembari menyesap puting si manis yang tengah duduk di atas pangkuannya.
"Woi anjir!" teriak Yeonjun heboh sembari berlari menghampiri sepasang kekasih itu.
"Anjir Renjun!, itu pacar gue asu!" teriak Jeno sembari menangis sesenggukan melihat pemuda manis kesayangannya itu tengah menyusui seorang bayi besar.
"Kak Renjun parah banget, padahal ada orang banyak tapi masih aja suka gak tau tempat" kata Beomgyu yang sendari tadi hanya memilih diam menonton perdebatan tak bermutu sang kakak bersama kedua sahabatnya itu.
"Adek jangan begitu ya" kata sang mama sembari mengusap rambut putra bungsunya itu dengan sayang.
"Tapi Gyu udah di naikin sama kak Yeonjun hehehe...." detik itu juga sang mama langsung pingsan, dirinya tak pernah menyangka akan tingkah anak-anaknya yang di luar nalar semua.
Tiga puluh menit sejak acara lamaran selesai, sekarang ini Haechan tengah menikmati semangkuk bakso yang selalu bisa membuat nya tak pernah bosan. Walaupun dia selalu memakannya setiap hari.
"Pelan-pelan aja makannya yang" kata Jeno sembari mengelap sudut bibir si manis menggunakan lidahnya.
"Woy!" teriak Renjun kesal sembari mendorong tubuh Jeno agar menjauh dari si manis.
"Lebay banget lu Jun" kata Jeno kesal sembari berjalan ke arah Jaemin yang sekarang tengah memakan mie ayam di luar kedai.
"Udah di siapin tempat duduk di dalem malah nangkring di mari" kata Jeno sembari mendudukkan dirinya di samping Jaemin.
"Di dalem pengap, mending di sini aja lebih enak" kata Jaemin sembari memperhatikan kendaraan yang tengah berlalu lalang di jalan.
"Jen" Jeno meneloh ke arah Jaemin yang barusan memanggil namanya.
"Jadi pacar gue ya?" pinta Jaemin dengan wajah sungguh-sungguh miliknya.
"Lu bercanda kan?" tanya Jeno sembari tertawa kikuk. Jaemin menaruh mangkuk mie ayam miliknya di atas meja yang sengaja dia bawa tadi.
Kemudian dia berjalan ke arah Jeno yang sudah berjalan menjauh darinya.
"Mau jadi pacar gue secara suka rela atau gue bikin lu ngandung anak gue terlebih dahulu?" tubuh Jeno langsung menegang ketika merasakan tangan nakal Jaemin tengah memilin puting miliknya dari luar kaus hitam yang tengah di kenakan nya.
"Lu gila!" teriak Jeno kesal sembari berusaha menjauhkan tubuh Jaemin darinya.
"Gue gila karena lu gak pernah ngeliat gue selama ini, gue pura-pura suka sama Haechan agar lu cemburu tapi nyatanya lu malah gak berekspresi sama sekali" Jeno langsung tertegun begitu mendengar ucapan Jaemin, dia tak pernah menyangka sama sekali jika sahabatnya itu menaruh rasa kepadanya.
Dengan pelan Jeno menengok ke arah Jaemin yang tengah berjalan menjauh darinya.
Dengan memberanikan diri pemuda sipit itu kembali berjalan ke arah Jaemin yang sudah terfokus dengan semangkuk mie ayam di hadapannya.
"Bikin gue suka sama lu, kalau lu bisa kita jadian" Jaemin langsung tersedak begitu mendengar ucapan pemuda sipit itu.
"Drama banget najis!"
TBC
Kenapa gue jadiin Jaemin sama Jeno sebagai pasangan lagi?, karena biar kalian bisa terbiasa gitu sama cerita gue.
Soalnya cuma jaejen sama Renhyuck doang yang gue jadiin pasangan di setiap cerita gue, kecuali kalau gue bikin Haechan harem tentunya.
Bukan berarti gue ship mereka, cuma kek gak mungkin aja gue cuma masukin satu pasangan di satu cerita.
Jadi gue butuh pasangan lain biar gak terlalu hambar, jadi gue mutusin buat tambahin jaejen juga untuk pelengkap.
