Bayi Besar

660 141 1
                                    

Haechan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sembari menghela nafas lelah, jujur saja kegiatan nya akhir-akhir ini menjadi padat mengingat sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir semester.

Dia bahkan sampai tak berjumpa dengan sang kekasih hari ini, sepertinya Renjun sama sibuknya sepertinya pemuda tampan itu bahkan tak Menjemputnya seperti biasa pagi ini.

"Cape banget" keluh Haechan sembari mengipasi dirinya dengan tangan kanannya.

"Renjun udah makan belum ya?" gumam Haechan sembari bangun dari tiduran nya.

Dengan pelan pemuda manis itu beranjak dari ranjang miliknya, dia berjalan ke arah meja belajar tempat dimana dia menyimpan tas hitam nya tadi.

"Yah mati" kata Haechan sebal sembari menaruh ponselnya kembali ke atas meja belajarnya.

"Udah malem banget ternyata" kata si manis ketika melirik kearah jam dinding miliknya yang sudah menunjukkan angka sembilan.

"Mandi dulu aja deh" kata Haechan sembari berjalan dengan santai ke arah kamar mandi.

Tiga puluh menit berlalu setelah kegiatan bersih-bersih nya selesai di lakukan, Haechan kembali merebahkan dirinya di atas ranjang.

Dia menatap langit-langit kamarnya sembari memikirkan Renjun yang sehari ini belum ditemuinya.

Lima menit berlalu pemuda manis itu tertidur dengan posisinya yang masih sama, mungkin si manis yang terlalu lelah jadi mudah sekali untuk tertidur.

Tok

Tok

Tok

Haechan langsung tersentak kaget begitu mendengar kaca kamarnya yang di ketuk dengan keras dari luar, pemuda manis itu sedikit meringis pelan ketika merasakan kepalanya yang pusing karena tiba-tiba langsung bangun.

Dengan kesal Haechan melirik ke arah jam dinding miliknya yang sudah menujukan angka duabelas.

"Anjir udah tengah malem ternyata" gumam Haechan sembari mengusap tengkuknya dengan pelan.

"Masa setan sih?, tapi gak mungkin kalau orang juga. Emang siapa coba orang gabut yang ngetuk kaca kamar orang jam segini" kata Haechan sembari menahan rasa takutnya, kaca kamarnya masih di ketuk dari luar tapi si manis sama sekali tak berani untuk melihat siapa kiranya orang yang sudah mengganggu tidur lelapnya.

Dua puluh menit berlalu, Haechan masih mendengar kacanya di ketuk dari luar. Walaupun pelan tapi itu benar-benar mengganggu untuknya.

Akhirnya dengan kesal si manis beranjak dari ranjang, dengan langkah pelan dia menghampiri asal suara itu.

Dengan kasar Haechan membuka gorden miliknya sembari menutup mata, dia takut jika tiba-tiba dia membuka gorden tapi malah makhluk menyeramkan yang di liatnya.

"Sayang" meski pelan tapi Haechan tau jika itu adalah suara kekasih tampan nya, jadi dengan memberanikan diri akhirnya Haechan membuka matanya.

mulut Haechan menganga begitu melihat sosok sang kekasih yang tengah tersenyum tampan di luar.

Dengan tergesa dia membuka pengait jendela sebelum mendorongnya dengan pelan.

"Ngapain kamu disini?" tanya Haechan khawatir ketika melihat penampilan kekasih nya yang benar-benar sangat kacau.

"Aku baru aja pulang dari sekolah, karena aku kangen sama kamu jadi aku mutusin buat mampir dulu" Haechan tertegun begitu mendengar ucapan Renjun, dia tak menyangka kekasih tampan nya itu akan sampai seperti ini

"Hati-Hati!" kata Haechan sembari membantu Renjun untuk masuk ke dalam kamarnya.

"kangen" rengek Renjun begitu dia sudah masuk kedalam kamar milik Haechan.

"Kan kamu bisa datang besok, ngapain malem-malem kesini?" tanya Haechan sembari mengusap rambut kekasih tampan nya itu dengan pelan.

"Aku gak bisa kalau sehari aja gak ketemu kamu, seharian ini aku bahkan gak bersemangat. Maaf yak gak jemput kamu pagi tadi aku benar-benar sibuk seharian ini sampai-sampai gak bisa kasih kamu kabar" Haechan hanya mampu tersenyum begitu mendengar keluh kesah kekasih tampan nya itu.

"Gak masalah, aku tau kamu sibuk jadi aku ngerti" Renjun langsung saja memeluk tubuh Haechan dengan erat begitu mendengar ucapan kekasih manisnya itu.

"Mau nenen" Haechan langsung mendorong tubuh Renjun begitu mendengar permintaan pemuda tampan itu.

"Sayang mau nenen" rengek Renjun lagi sembari menghampiri si manis yang sudah berjalan menjauh darinya.

"Ya, ya. Nenen" pinta Renjun sembari menatap kekasih manisnya itu dengan memelas.

"Kamu malem-malem kesini jadi cuma buat ini?" tanya Haechan sembari menunjuk dada nya sendiri.

"Hmm" Jawab Renjun sembari mengangguk dengan semangat. "Jadi kamu cuma mau tubuh aku aja gitu?" Renjun langsung menggeleng ribut begitu mendengar perkataan si manis.

"Aku mau kamu, aku mau bibir kamu, aku juga mau gigit pipi kamu setiap hari. Kalau masalah nenen itu yang paling mau, bukan hanya tubuh kamu tapi aku mau semua yang ada di diri kamu" kata Renjun sembari memeluk tubuh di manis dengan erat.

"Aku kan udah melakukan kegiatan yang banyak, jadi butuh nutrisi yang tepat" kata Renjun sembari meremas dada si manis dengan gemas.

"Mandi dulu, kamu bau. Kalau gak mau mandi gak aku kasih" kata Haechan sembari mendorong tubuh Renjun untuk menjauh darinya.

"Kamu tuh kalau pulang langsung ke rumah jangan kesini dulu, nanti mama kamu nyariin" kata Haechan sembari melepas dasi yang melilit di leher kekasih tampan nya itu.

"Jangan khawatir, aku udah kasih tau mama kok" kata Renjun sembari tersenyum manis melihat Haechan yang tengah mengusap peluh di dahinya mengunakan tisu.

"Kucel banget sih" Renjun hanya terkekeh pelan mendengar ucapan si manis.

"Kucel begini tetep ganteng kan?" tanya Renjun sembari menaik turunkan alis nya.

"Pede banget" Renjun hanya mampu terkekeh pelan ketika melihat pipi bulat si manis yang sudah memerah.

Haechan sedikit tersentak begitu merasakan dadanya yang tengah di cubiti, dengan galak dia melirik ke arah Renjun yang sekarang ini tengah tersenyum dengan amat manis.

"Kalau habis mandi kelamaan, aku maunya sekarang" kata Renjun sembari menuntun si manis untuk kembali mendudukkan dirinya di atas ranjang lagi.

Dengan gerakan pelan pemuda tampan itu membaringkan tubuh kesayangannya itu di atas ranjang.

Di usap nya bibir yang selalu menggoda iman nya itu dengan pelan.

"Kamu indah, sangat indah. Aku berjanji tak akan pernah berpaling dari makhluk secantik kamu" pipi Haechan sukses memerah begitu mendengar pujian dari kekasih tampan nya itu.

Dengan tak sabaran Renjun membuka satu-persatu kancing baju tidur milik si manis.

Begitu melihat puting yang selalu menjadi candu nya Renjun langsung saja meraup benda mungil itu.

Haechan hanya bisa pasrah ketika Renjun sudah menyesap dada nya dengan rakus.

Dengan gerakan pelan dia mengusap rambut sang kekasih, Haechan sedikit meringis ketika merasakan Renjun yang tengah menggigiti putingnya.

Haechan sekarang merasa seperti seorang ibu yang tengah berusaha membuat bayinya untuk tertidur.

"Dasar bayi besar"

TBC

sepuluh chap kayaknya cukup deh, kalau ada ide gue lebihin deh nanti.

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang