Gym

600 148 2
                                    

Haechan menatap Renjun tanpa berkedip ketika melihat penampilan kekasih tampan nya itu.

Dia di buat tersipu ketika melihat penampilan Renjun yang benar-benar berbeda dari biasanya, bahkan Haechan belum pernah melihat Renjun seperti ini sebelumnya.

Pemuda tampan itu benar-benar mengajaknya ke gym sesuai ucapan nya kemarin.

Memang dari rumah penampilan pemuda tampan itu sama seperti biasanya, namun setelah sampai.

Renjun melepaskan kemeja kotak-kotak nya, hanya menyisakan kaus hitam tanpa lengan. Celana bahan nya pun di lepas, hanya menyisakan celana training selutut.

Pipi Haechan bahkan sampai memerah kala melihat penampilan Renjun yang menurutnya bener-bener sexy.

"Njun berat gak?" tanya Haechan sembari memperhatikan Renjun yang tengah mengangkat barbel dengan tangan kanannya.

"Enteng kok sayang" Haechan sedikit berbinar ketika mendengar ucapan Renjun, dengan semangat dia menghampiri Renjun yang tampak fokus dengan kegiatannya.

"Aku mau coba dong" Renjun menoleh ke arah si manis yang tengah menatapnya dengan penuh harap.

"Gak boleh sayang" kata Renjun sembari menjauhkan barbel yang tengah di pegang nya dari jangkauan si manis

"Pelit banget sih" kata Haechan sebal sembari berjalan menjauhi Renjun yang tengah terkekeh sembari melihatnya.

"Jangan marah dong sayang, kamu kan udah janji gak akan ikut olahraga, Aku gak mau kamu kecapean sayang" kata Renjun sembari berjalan ke arah si manis yang kini tengah menatapnya dengan tajam.

"Mau di cium, hmm?" Renjun terkekeh menahan rasa gemas nya ketika melihat si manis yang tengah cemberut sembari menatapnya dengan tajam.

"Tapi kan aku juga mau coba" kata Haechan sebal sembari menahan tubuh Renjun ketika pemuda tampan itu akan memeluk tubuhnya

"Jangan peluk-peluk, kamu bau" Renjun hanya terkekeh melihat si manis yang mendorong tubuhnya menjauh.

"Lucu banget sih" kata Renjun sembari menoel-noel pipi bulat si manis dengan gemas.

"Udah dong jangan ngambek sayang, nanti pulang dari sini aku beliin bakso deh" mata Haechan langsung berbinar begitu mendengar kata 'bakso.

Dia benar-benar lemah jika sudah di bujuk dengan makanan kesukaan nya itu.

"Janji ya?" Renjun mengangguk sembari mencubit pipi bulat si manis dengan keras.

"Renjun!" teriak Haechan kesal sembari memeganggi pipi bulat nya yang terasa nyeri.

"Pipi udah bulet masih aja doyan makan bakso, nanti pipi kamu mirip sama bakso tau rasa" Haechan menatap Renjun dengan tajam begitu mendengar ucapan pemuda tampan itu yang sangat menyebalkan menurutnya.

"Aku mau diet kata kamu gak boleh, aku banyak makan masih kamu katain juga" Renjun hanya tersenyum menatap kekasih manisnya yang tengah merajuk kepada nya.

"Kalau kamu diet, gak ada yang bisa aku remes-remes lagi" kata Renjun sembari meremas dada Haechan dengan gemas.

"Renjun ih!, kamu tuh ya bener-bener" kata Haechan kesal sembari menjambak rambut Renjun dengan sekuat tenaga.

"Ahk!, sakit sayang" Renjun meringis merasakan rambutnya yang di jambak dengan kasar oleh si manis.

"Biarin!, aku bikin botak aja sekalian" kata Haechan sebal sembari tersenyum dengan puas melihat kekasih tampan nya itu yang tengah kesakitan.

"Udah dong sayang, sakit ini. Udah ya? Nanti kalau aku botak bisa berabe" pinta Renjun sembari menatap pemuda manis itu dengan memelas.

Haechan yang merasa iba pun akhirnya melepaskan jambakan nya dari rambut Renjun.

"Kalau di tempat umum tuh bisa gak sih gak usah grepe-grepe, gak malu di liat orang apa?" tanya Haechan sebal sembari mengusap rambut Renjun dengan sayang.

"Sakit banget ya?" Haechan merasa bersalah ketika melihat sang kekasih yang masih meringis pelan.

"Gak apa-apa kok sayang" Jawab Renjun sembari membawa tubuh sang kekasih kedalaman pelukan nya.

"Ssttt... Aku gak apa-apa jangan nangis" kata Renjun sembari mengusap rambut si manis dengan pelan.

"Bukan Salah aku ya, kamu aja yang ngeselin" Renjun hanya terkekeh mendengar ucapan pemuda manis itu.

"Iya sayang, iya" kata Renjun sembari mencangkup kedua pipi bulat si manis.

"Kamu bisa-bisa bikin aku diabetes lama-lama" Kata Renjun sembari menahan dirinya untuk tak menggigit pipi bulat itu.

"Pacaran terus!" Renjun menoleh kearah Yeonjun yang tengah berjalan ke arah mereka bersama adiknya.

"Lu aja itu lagi pacaran bang" kata Renjun tak mau kalah. "Bacot lu, ayo pulang dek" ajak Yeonjun sembari merapikan barang-barangnya.

"Udah mau pulang bang?" tanya Renjun sembari ikut merapikan barang-barangnya.

"Iya" Jawab Yeonjun singkat. "Padahal gue baru nyoba satu" Yeonjun hanya menghela nafas begitu mendengar ucapan Renjun.

"Ngapain aja lu selama dua jam ini?, kayang?" Renjun hanya terkekeh mendengar pernyataan sinis dari Yeonjun yang kini tengah menatapnya tajam.

"Elah bang dua jam doang, mana cukup" Yeonjun hanya menggeleng mendengar ucapan Renjun.

"Lu kalau mau lanjut aja, biar Haechan pulang sama gue" Renjun menggeleng tak setuju begitu mendengar ucapan Yeonjun.

"Ayo Njun katanya mau beliin aku bakso" belum sempat Renjun membalas ucapan Yeonjun tapi dirinya sudah di tarik menjauh dari Yeonjun dan Beomgyu.

"Duluan bang!" teriak Renjun sembari melambaikan tangan nya. "Sabar sayang tukang bakso nya gak akan lari" kata Renjun sembari terkekeh gemas melihat sang kekasih yang terlihat tak sabaran.

"Aku udah laper tau" kata Haechan sembari berjalan dengan riang ke arah motor milik Renjun.

"Dasar gembul"

TBC

Makin aneh kan?, bodo lah yang penting update.













Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang